01

258 24 4
                                    

Kata orang, hidup itu berputar bagai roda. Kadang kita di atas, kadang kita di bawah. Kadang kita senang, kadang kita sedih. Tapi apa itu benar adanya?. Karena nyatanya, hidup yang di alami oleh Haru selalu saja sama dan monoton.

Hidupnya selalu di lewati dengan kisah – kisah yang menyedihkan berbanding terbalik dengan sang kakak kembar Ruto, yang selalu hidup bahagia.

“Haru, cepet kamu ambil makanan yang ada di dapur, bawa ke meja makan terus kamu bangunin Ruto di kamar” Perintah sang bunda kepada Haru yang tampak keluar dari kamar lengkap dengan seragam sekolahnya.

“Iya, bun” Jawab Haru sembari melangkahkan kakinya ke dapur untuk mengambil makanan di dapur untuk di bawa ke meja makan.

Setelah meletakkan makanan di meja makan, Haru mulai berjalan menaiki tangga guna membangunkan sang kakak kembar, Ruto.

Langkah kakinya perlahan mulai mendekati pintu kamar sang kakak. Tanganya terulur untuk mengetuk pintu terlebih dahulu, setelah di rasa tidak ada jawaban, berarti sang pemilik kamar masih tidur. Pikir Haru.

Dan benar saja, Ruto masih tidur. Matanya terpejam, selimut yang harusnya membungkus tubuh besarnya sudah terjatuh ke bawah, posisi tubuhnya telentang dengan rambut yang acak – acakan sukses membuat Haru sedikit menyunggingkan senyum di bibirnya. Ruto yang dia lihat sekarang sangat damai, dan tampak menggemaskan tidak seperti Ruto yang biasa dia lihat. Jahat, angkuh dan arogan.

Haru mengamati setiap inci kamar Ruto, tampak gelap dan lumayan estetik dengan banyak poster – poster band favoritnya, lukisan abstrak juga melengkapi keindahan kamar Ruto tak lupa aroma kamar Ruto sangat wangi. Haru tidak tau itu wangi parfum Ruto atau wangi pengharum ruangan yang pasti kamarnya sangat berbanding terbalik dengan kamar Haru.

Haru mengambil selimut yang jatuh, melipatnya dengan rapi lalu mengembalikannya ke tempat tidur Ruto. Dengan ragu, Haru mulai mengguncangkan tubuh Ruto. Ada sedikit rasa takut dalam diri Haru setiap kali melihat wajah Ruto tapi mau bagaimana lagi, dia harus membangunkan Ruto atau bunda akan memarahinya jika tidak menuruti perintah.

“Ruto, ayo bangun. Udah jam 07.00 nanti kamu telat masuk sekolah. Ruto….. ayo bangun sebelum bunda marah” Ucap Haru sembari mengguncangkan pelan tubuh Ruto.

Merasa tidak ada pergerakan dari Ruto, Haru mulai meninggikan suaranya dan memperkuat guncangan di tubuh Ruto.

“Ayo Ruto bangun……. mandi, sarapan terus ke sekolah, Rutooooo bangun…..”

Merasa terganggu dengan suara dan guncangan di tubuhnya, Ruto pun segera membuka matanya. Setelah bangun dan mengumpulkan kesadarannya, Ruto yang melihat Haru ada di hadapannya segera mendorong tubuh itu menjauh.

“Apa – apaan lo gangu tidur gue hah? Keluar lo dari kamar gue. Sekarang” Ucap Ruto dengan tegas dan tangannya menyeret tubuh Haru yang masih terduduk di lantai akibat dorongannya tadi. Tubuh haru di seret keluar dari kamar Ruto dan dihempaskan dengan kuat dan kasar hingga kepala Haru tak sengaja terantuk di tembok, dan mengakibatkannya hilang kesadaran. 























Hai..... ada yang mau baca cerita ini gak?
Kalo gak nanti aku unpublish :v

Kalo kalian mauu aku lanjutin cerita ini jangan lupa vote sama komen ya.🙂💙🙏🏼

Please, Don't Leave Me [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang