Karena syok dan ketakutan, Dara berlari kesana kemari menegur setiap orang yang ada disekitarnya. Namun hasilnya nihil, dia benar-benar seperti tidak terlihat. Ia ingin menangis, tapi air mata tidak bisa keluar dari matanya.
Frustasi.
Dengan sendu, gadis itu mencoba untuk menyentuh tiang yang ada disana. Namun jari dingin miliknya malah tembus, ia tidak bisa memegang apapun. Jalan yang ramai ini malah membuatnya kesepian.
Dara berjalan ke arah toko yang sudah tutup, perlahan duduk di sana lalu memeluk lututnya sendiri. Ia menangis, tapi rasanya hampa dan tidak puas ketika air mata ini tidak keluar juga.
"G-gue kenapa? Ini mimpi kan?" lirihnya.
"Engga, bukan mimpi," sahut seseorang yang berdiri didepannya.
Dara mendongak dan sontak mundur karena kaget. Tidak ada suara tapak kaki apapun yang mendekat tapi tiba-tiba orang ini ada disini? Namun pertanyaan itu sedikit tidak berharga ketika gadis itu sadar bahwa masih ada orang yang bisa mendengarnya.
Senyum Dara merekah lalu bangkit saat itu juga. "Lo siapa, lo denger gue?" tanya Dara antusias. "dari tadi gue tegur orang-orang tapi gak ada yang denger, terus gue pegang benda semuanya tembus, bayangan gue gak ada, gue gak mati kan? Gue cuma halusinasi kan?" cerocos gadis itu penuh harapan.
Bukannya menjawab, pemuda itu malah menoyor kepala Dara. "Dasar bego," umpatnya dingin.
Dara merengut dan mengusap jidatnya. "Kok lo marah?"
"Lo tuh emang udah mati bego, lo gak liat jasad lo penuh darah gitu tadi siang?" ketus pemuda berbaju pasien rumah sakit gitu.
"Lo orang dalam gangguan jiwa ya? Lo kabur dari RS? Bisa bisanya dateng terus nempeleng, abis itu bilang jasad gue penuh darah?" sewot Dara merengut-rengut.
"Ya terus kalo lo percaya lo belum mati, kenapa lo gak pulang aja? Ngapain ling lung gak jelas ditengah jalan?" celetuknya membuat Dara terhenti dan berpikir.
"Iya juga, ngapain gue ngeladenin orang gak jelas kayak lo," ucap gadis itu sebelum akhirnya melenggang pergi begitu saja.
"Nama gue Daren!"
"Dara!"
Daren menaikan sebelah ujung bibirnya. "Dasar."
~•~
"Mama! Aku pulang!!" teriak Dara sambil berlari ke arah pintu rumah.
Kedua alis gadis itu merapat ketika melihat pemandangan ini. Bendera kuning, foto dirinya dan orang-orang yang sedang menangis sesegukan sambil mengeluh-eluhkan dirinya lewat foto.
"Apa ini maksudnya?"
"Haloo semuanya! Aku disini!! Ma! Mama aku disini ma, kenapa pada nangis?!" teriak Dara histeris seraya mencoba menyentuh ibunya.
Dia memandangi tangannya sendiri. "Kenapa? Kenapa gue mati?" lirihnya menangis.
Sementara itu Daren memandanginya dari atas genting tetangga rumah Dara. Mengingat masa masa ketika ia juga ada diposisi Dara saat ini. Beberapa lama tampak gadis itu keluar dari sana dengan kepala yang tertunduk, sehingga akhirnya Daren terbang ke arah Dara yang sudah sesegukan.
"Udah gue bilang kan?"
Dara tersentak tapi kali ini dia tidak membalas perkataan pemuda aneh ini. Mungkin memang benar dia kini sudah tiada, mungkin juga pemuda bernama Daren ini juga hantu sepertinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TIME
Teen FictionSetelah jatuh dari gedung karena didorong oleh pembully, Dara menjadi arwah gadis muda yang tidak tahu apa yang terjadi padanya. Dia tidak sadar bahwa ia telah tiada sampai akhirnya ia bertemu dengan arwah lain, yaitu Daren. Daren adalah pemuda yang...