3

17 12 0
                                    

menjadi anak tunggal mungkin sangat menyenangkan tapi tidak denganku.
menjadi anak tunggal banyak yang mengira bahwa aku selalu dimanja dan saat meminta apa saja pasti akan dikabulkan oleh mama papa
menjadi anak tunggal mungkin sangat amat disayang oleh keluarga

itulah impianku

nyatanya,
aku selalu merasa kesepian
aku selalu dibanding-bandingkan oleh anak lain
selalu tidak dianggap oleh saudara dan sepupuku

ingin sekali merasakan kasih sayang dari seorang kakak, tapi tak akan mungkin
ingin sekali mempunyai adik tapi kata mama papa harus nunggu dan sabar

hidup dengan kesendirian dan kesepian sudah biasa bagiku
hidup dengan lamunan dan haluan sudah tak asing lagi bagiku

kadang iri dengan keluarga teman-teman ku, iri dengan keluarga mereka yang terlihat harmonis dan bahagia

menangis disetiap malam sudah menjadi kebiasaanku
nilai mulai turun, kurang tidur dan kesehatan juga mulai turun hingga aku mulai sakit-sakitan

dari situ mama papa mulai kembali fokus padaku dan kesehatanku
mama papa mulai kembali akur
mama papa selalu memberikan dukungan untuk sembuh

setelah beberapa minggu kemudian aku sembuh, mama papa mulai bertengkar kembali

kembali dengan senjata tajam sejenis pisau dan gunting papa todongkan ke mama, aku mulai teriak dan memeluk mama.
mama juga memelukku sedangkan papa, entah mungkin dia pergi keluar aku tak tau

kembali menangis dan memeluk mama
mama tak henti-hentinya menenangkan mu dengan kata-kata yang seakan-akan dia sedang baik-baik saja dan tak terjadi masalah sedikitpun

seperti biasa, mama mengajakku kekamar dan kembali memelukku sampai ku tertidur

aku tau, mama tidak tidur mama menangis
tanpa mama sadari aku juga ikut menangis
aku memeluk mama erat mama membalas pelukanku tak kalah erat

malam itu aku dan mama sama-sama menangis dan saling memeluk tanpa tau keadaan dan keberadaan papa dimana

call me oviiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang