4

1.1K 225 7
                                    

"Haah.. Akhirnya sampai juga.. Haah.." (Y/n) menghela napas lega ketika ia sudah memasuki bungker. Kakinya terasa seperti jelly, sehingga ia langsung jatuh terduduk setelah menurunkan Seo-Jin dan Seo-Jun.

"Noona!" Seru kedua adiknya panik.

"Noona baik-baik saja!?"

"Noona tidak terluka kan?"

(Y/n) tertawa kecil mendengar reaksi kedua saudaranya yang mengkhawatirkan dirinya, meyakinkan mereka kalau dia sudah baik-baik saja. "Noona sudah tidak apa-apa, tidak terluka juga kok." Jawabnya sambil mengelus kepala kedua adiknya.

"Oh iya, apa kalian melihat Appa ta--" Belum sempat (Y/n) menyelesaikan kalimatnya, suara khas yang mereka kenal terdengar.

"(Y/n)! Seo-Jin! Seo-Jun!"

"Appa!" Dan ketiga laki-laki itu berpelukan. Ji-Hoon menenangkan kedua putranya yang menangis dipelukannya.

(Y/n) mendengus kecil, syukurlah ayahnya sudah sampai lebih dulu. Sayup-sayup ia mendengarkan percakapan beberapa orang disekitarnya.

"Apa yang baru saja terjadi.."

"Yang diluar tadi itu.. Mahkluk apa itu?"

"Kau pikir aku tahu?"

"Monster.. Itu monster.."

"Tidak mungkin.."

"Kau tidak lihat banyaknya darah tadi?"

"Kita semua terjebak disini.. Dikelilingi monster.."

"Kita akan terkurung disini sampai kapan?"

"(Y/n)!!" Suara itu, suara yang begitu familiar bagi (Y/n), ia menoleh dan melihat Jin-Woo dan keluarganya berlari mendekat.

"Ah, Jin-Woo..?"

"Syukurlah! Syukurlah kau baik-baik saja!" Tanpa diduga pemuda 14 tahun itu memeluk tubuh (Y/n). Kedua pipinya terasa hangat.

"Iya.. Seperti yang bisa kau lihat.. Sekarang bisakah  kau melepaskan pelukan ini? Keluarga kita daritadi memperhatikan kita tahu." Bisik (Y/n) ketika melihat ekspresi orang tua mereka.

"Ah! Maaf." Jin-Woo langsung melepaskan pelukannya, mundur beberapa langkah, setelah itu mengusap belakang kepalanya sambil memerah malu.

'Kenapa ekspresimu malu-malu begitu? Tolong jangan buat aku salah paham!' (Y/n) menutup pipinya dengan kedua tangan, meyembunyikan rona merah disana. Ia bhkan berusaha untuk tidak tersenyum.

Para orangtua yang melihat tingkah anak pertama mereka tersenyum penuh arti, bahkan ada yang terkekeh pelan. (Y/n) tertawa canggung, berusaha bangun dari duduknya, yang dibantu oleh Seo-Jin dan ayahnya.

"Ah iya, (Y/n). Tentang perkataanmu tadi siang.." Jin-Woo menjeda ucapannya, lalu mendekati telinga si gadis dan berbisik.

"Bagaimana kau bisa tahu?"

'Oh iya.. Aku tadi bilang padanya bahwa aku akan menjelaskannya nanti..'

"Oh, tentang itu--"

"Apa yang terjadi!?" Perhatian mereka semua tertuju pada sumber suara, dimana seorang pria tidak sengaja meretakkan dinding bungker.

'Awakening sudah dimulai ya..'

Bisa melihat awakening untuk pertama kalinya, sungguh pengalaman yang langka.

"Apa yang sudah kau lakukan!? Bagaimana kalau monster diluar tiba-tiba kemari.." Keluh seorang wanita yang gemetar ketakutan.

"Ah, itu.. Aku juga tidak tahu, tapi aku merasa kalau aku dipenuhi kekuatan.." Balas pria itu mengepalkan tangan.

Archmage? No, I'm Just An Ordinary WomanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang