Dibawah awan hitam masih dengan hari yang sama dibelahan kidul Jogja dengan orang yang sama pula, kedua insan berkendara dengan tenangnya menikmati sembilu angin yang nampak tenang namun mampu menggoyahkan.Lenggang jalanan menjadi saksi bahwa dua insan pernah saling memuji satu sama lain. Disimpannya sebuah memori disisi kiri otak melukisnya secara gamblang, memujinya tak kenal lelah. "Gelap ku pandang terang ku puja" ingatnya pada batin
Sepanjang perjalanan memang tak banyak kata yang keluar, tak seperti Dilan yang mampu mengeluarkan banyak gombalan Haikal tak banyak bicara memilih tetap diam dan tenang walau pada akhirnya ia tetap memuja sang kekasih didalam hatinya.
"Naresh. Maaf gue bukan Dilan yang punya banyak kosa kata"
"Hah?!! Oh oke"
"Hari ini biar langit jadi saksi kalo kita pernah buat sepasang memori dimotor ini"
"Oh iya! Katanya pak mamat juga jadi saksi nikahnya bu herin sama pak joko!" jawab naresh, Haikal terkekeh gemas. Yang dibicarakan apa yang dibahas apa. Lucu
"Mau makan?"
"Yoi, emang mau makan dimana?"
"Ketempat gue mau?"
"Dimana daah?"
"Dekat sini. Pegangan peluk sekalian tapi sembunyi ya biar aman"
"Ahahaha okeeei"
Tawa naresh masih mengalun indah tak pernah lelah Haikal memuji suaranya. Selalu nampak manis dan indah jika itu tentang naresh.
Keduanya telah sampai diwarung Ma'E terlihat sepi diluar walau ramai sekali di dalam. Beberapa kali naresh mencuri pandang, menelisik tempat yang nampak baru dimatanya. Genggaman tangan mengalihkan pandangannya, Haikal menelusupkan tanganya digemari kecil milik naresh. Pandangan mata bertemu saling bicara lewat tatap.
Haikal tersenyum simpul "ayo masuk" ucapnya. Naresh mengangguk ikut berjalan di samping Haikal.
"Oy mas brooo! Lama ndak keliatan kemana wae to? " ucap salah seorang pria disebrang sana
"Ndak kemana-mana Pak lek emang lagi sok sibuk aja" jawab Haikal
"Oalah gaya mu, lah tek kemaki men lee HAHAHAHA" Jawabnya lagi diikuti suara tawa beberapa orang
"Hahahaha, gih pesen" ucap Haikal pada naresh
"Okeee"
Meja pojok ditambah dengan cuaca gerimis adalah suatu hal yang layak disyukuri ah tak lupa kuah bakso juga teh hangat sebagai pelengkap.
Kedua insan ini masih sibuk satu sama lain tak memperhatikan kuah bakso yang menari indah didalam mangkoknya.
"Udahan dulu HP nya dimakan baksonya" ucap Haikal pada akhirnya
"Bentar abang masih mau wa"
"Coba sini lihat"
"Eits ndak boleh, udah ayo makan" Haikal menghela nafas sebal, mengangguk mengiyakan ajakan naresh
"Lu tau nggak?" ucap naresh sedikit terbata karna mulutnya sibuk mengunyah bakso
"Dikunyah, habis itu ditelan dulu"
"Emm, udah. Lu tau ngga biasanya kalo kita makan tapi enak reaksinya gimana?"
"Ya gue ngga tau lah"
"Dih gini lhooo. Lihat!" ucap naresh sembari menggerakkan kepalanya ke kanan juga kekiri, mimik wajahnya lucu sekali. Mau tau seperti apa? Naresh tersenyum cerah seperti menemukan harta karun.
"Kalo kata orang EBL. ENAK BUANGET LOOHK!!" excited nya
"lucu banget lho" itu Haikal
"Apaan kan gue lagi meragain EBL, yang lucu apanya???? "
"Elu nya yang lucu. Coba peragain sekali lagi, mau gue rekam terus gue putar ulang ulang"
"Dih ngga boleh. Bayar"
"Berapa memang harganya" goda Haikal tak lupa tanganya menjawil dagu naresh
"Mahal lu ngga akan bisa beli. Ini lebih mahal dari harta warisannya rafathar"
"Ahahahaaa ngga papa gue masih mampu, cepet sebut berapa"
"Ini mahaaal banget, banget nya tiga kali. Gue yakin lu ngga bakal mampu"
"Mampu. Coba sebut"
"Ngga jadi. Ini ngga dijual soalnya cuma ada satu"
"Dih kecil" ujar Haikal tak lupa menyentil kening simanis
"Pengen banget lihat?" tawar si manis
"Banget"
"Ada syaratnya tapi"
"Apa syaratnya?"
"Berdamai sama diri lu sendiri , sama keadaan disekitar lu juga dunia yang mungkin lagi jahat sama lu"
"Waduh susah juga syaratnya ya, kecil yakin ngga gue bisa lewati semua itu?"
"Yakin. Gue tau lu bisa"
"Ahahaa lucu, makasiii kecil" ucap Haikal sembari mengusap kepala si manis
"Ayo pulang itu abang Ega udah telpon"
"Huum, ayo"
Keduanya pergi membawa seberkas kenangan yang tak terlupa, meja pojok juga bakso beranak yang nikmat menjadi saksi setelah langit malam itu.
Berkata pada semesta juga angin yang berhembus bahwa berjuang sedikit lagi tak ada salahnya, jika orang lain yakin bahwa ia bisa. Maka ia juga harus yakin pada dirinya, tak masalah jika ia harus jatuh lalu bangkit lagi, tak masalah jika ia harus berjalan di jalanan berduri sekalipun. Karna satu kepercayaan dari orang tersayang lebih penting.
Untuk naresh si kecil terimakasih telah ikut serta membangkitkan semangat juang dari pecundang dunia Haikal.
KAMU SEDANG MEMBACA
831. Kazama's - Hyuckna
Historia CortaHaikal adalah salah satu manusia yang dinobatkan Naresh sebagai manusia paling puitis yang pernah ada. setiap hari ia akan mendengar Haikal mengatakan sesuatu yang manis padanya at least satu kali sehari contohnya "jatuh cinta terbesar yang pernah...