Banyak masa telah dilalui, banyak waktu telah terlampaui. Nyatanya dunia berputar dengan cepat. Masalah yang datang silih berganti menemukan penjelasannya, kesan dan pesan tersimpan epik sebagai pembelajaran bagi Haikal.
Haikal sadar ada beberapa hal yang memang ada untuk dirahasiakan, bukan berarti menyembunyikan kebenaran hanya mungkin menutupi luka lama yang sembuh entah sampai kapan.
Perceraian Mama dan Papa bukanlah haknya lagi untuk mencampuri walau beberapa hal memang perlu pembenaran. Satu hal yang saat itu menyadarkannya adalah bahwa manusia juga perlu kecewa untuk mendapatkan pengajaran baru.
Manusia punya hak bicara dan hak bungkam. Jika memang itu benar maka biarlah jadi sebuah kebenaran namun jika itu salah maka perlu dibicarakan sebentar.
Ngomong - ngomong saat ini Haikal sedang duduk bersila diruang tamu milik Naresh apel malam Sabtu cerita nya.
"kal, geseran saja ihhh" jengah Naresh karna sedari tadi Haikal ini menempel padanya bak ibu yang menyusui anak.
"emm ngga mau. aku ini lho ya kangen kamu" Haikal menolak untuk menggeser tubuhnya hal ini sontak membuat Naresh merenggut kesal.
"yaudah, terserah." ujarnya.
Haikal terkikik gemas, sudah dua tahun ia dan Naresh menjalani hubungan sembunyi-sembunyi rasa sayang yang hadir membuat keduanya dipacu adrenalin yang beda. membuat takut namun juga memberi kesan menyenangkan.
"kamu jangan gemes gemes nanti aku gigit mau???"
mendengar ucapan Haikal sontak Naresh memekik marah, dipeluknya tubuh Haikal namun tak lama ia gigit bahu lebar itu.
"aku ngga gemes ya!"
"kamu itu gemes, si kecil gemes punyaku." pelan Haikal melepaskan pelukan mereka, mengusap bahunya yang tadi digigit oleh Naresh.
"kemarin ujiannya gimana? semua lancarkan?" tanya Haikal kembali membuka suara yang sempat hening.
"ya lancar aja bang, cuma pas US kemarin matematika nya emang rada susah"
sekedar informasi Naresh sudah lama sekali memanggil Haikal dengan sebutan 'abang' alasan nya karna waktu itu ia kepergok sama Mega yang lagi buang sampah posisinya Haikal lagi nongkrong dirumah Naresh. Jadilah sampe sekarang kalo lagi berdua atau lagi mode soft Naresh selalu panggil dia pake 'abang'
"lho materi dari lesnya Abang kemarin ngga kamu pelajari tah? kemarin itu banyak yang keluar soalnya"
"hehe, engga Abang. soalnya aku udah pusing lihat angka yang ada dicatatnya Abang"
"hadehhh kecil kecil, salah kamu sendiri berarti ya. besok kalo ditanya sama ayah kenapa nilainya jelek Abang ngga akan bela lagi"
"IHHH, yaudah sih" lagi lagi Naresh mencebik kesal, dijauhkan tubuhnya dari rengkuhan Haikal.
Merajuk tandanya.
"idihh apa bangettt, ada anak kecil marahh" Haikal menggoda sesekali mencolek gemas lengan Naresh.
"kamu tau ngga? bintang kalo mau mati dia bakalan bersinar jadi terang banget tapi habis itu dia bakalan meledak dan jadi blackhole atau ngga jadi bintang baru yang lebih kecil. nah ledakan yang lainnya ini bisa tau jadi bahan bakar buat cikal bakal bintang baru lainnya. naah kalo bintang selesai meledak itu jadi bahan bakar, aku juga bisa lho jadi bahan bakar"
Naresh mengangkat alisnya bingung "apa bangettt sih" batinnya
"hehe bahan bakar berupa pelukan. disini pelukan ku hangat kok bisa jadi bahan bakar buat kamu, katanya kangen?" M O D U S.
Haikal ini lho ya pinter banget modusnya, dia tau kalo Naresh ini emang lovlang nya WOA di alusin dikit aja udah meleyot itu jiwanya Naresh.
"Abang ngga modal banget bujuk aku cuma pake kata kata"
"lho modal itu cill, buat mikir kata katanya itu perlu otak yang pintar dan mulut yang lamis"
"hilih Abang aja yang ngga modal dihh, ini ya bang kalo pacar ngambek mah dikasih jajan, dikasih uang bukan dikasi kata kata idihhh apa banget dehh"
"kamu ini lagi kesel atau lagi marah yaaa? Haikal buat pose berpikir- Abang rasa si kecil ini lagi marah besarrr"
"tau lah Abang ini, aku itu lho ya benci banget sama Abang."
waduhhh Haikal harusnya siap siaga ini, Naresh itu sebenarnya cuma kangen tapi ya kepalang gengsi buat ngomong eh ujungnya diajak gelut mulu Haikal.
jadi dengan sabar Haikal merayu anak kecil disampingnya ini, dicolek, dijawil lengan nya kok ya engga respon, walah berarti ini gengsinya ngajak makan diluar berkedok ngambek ini mah.
"anak kecil benci itu artinya benar benar cinta lho, jadi Naresh ini benar benar cinta ya sama Abang?? waduh Abang jadi malu"
Naresh makinlah itu menukik kan alisnya
"mau makan diluar nggaa? mumpung ada anak kecil merajuk nih"
"aku. bukan. anak. KECIL. ABANG INI KENAPA PANGGIL PANGGIL ANAK KECIL TERUS!"
"AHAHAHAHA" tawa Haikal mengalun keras sudah hafal ini mah.
Jadi dengan berbekal motor juga dompet dan segala isinya Haikal ulurkan tangannya mengajak Naresh untuk berdiri dan berjalan mengikutinya.
"sini dipake dulu hoodie nya, punya Abang itu masih wangi" ujar Haikal
"apa banget sih aku ini lagi marah, kamu engga bujuk malah suruh pake hoodie jelek kamu. aku engga mau."
"udah berapa kali ya kamu bilang apa bangettt sih, kamu ini lagi kangen eh kesenggol laper jadi bandel begini. pasti belum makan kan tadi sore?"
"Abang ini mau ajak kamu pergi jalan jalan cari makan dasar anak kecillk"
"CK. yaudah mana aku bisa pake sendiri"
ya Tuhan lucu banget ini si Naresh, Haikal kuat kuat ya hadapi tingkah anak kecilnya Naresh. sejujurnya Naresh itu cuma kangen tapi ya perlu adrenalin buat bilang kalo dia itu kangen.
"udah siap belum?"
"hm"
"kok masih marah?"
"engga"
"buktinya kamu masih manyun berarti kamu masih marah, kalo marah Abang engga bakalan mau jalan"
"ahh Abang mah banyak mau, dengan itu Naresh memaksakan senyuman nya — udah kan sekarang ayo berangkat!"
" hahaha jangan ngambek terus, cari yang jelek kaya kamu susah. iya aku juga kangen kamu, anak kecill"
jadi pada akhirnya keduanya berangkat menuju stadion Sleman untuk hunting beberapa jajanan disana.
terimakasih pada motor Haikal yang mau melajukan mesinnya menuju tempat tempat yang Naresh mau dan terimakasih pada pengendara khususnya yang sedang menyetir karna sudah mau mengantar anak kecil yang merajuk ini dengan selamat dan aman.
hehe terimakasih Abang.
halo halo, sudah lama banget ngga update book ini hehehehe maaf yaa.
kedepannya bakalan aku rajinin update nya apalagi aku ada janji buat selesai book ini akhir bulan tahun kemarin eeh malah engga jadi, sorry.aku rasa aku engga bakalan rubah plot dari cerita ini daaan sekarang fyi, ini lagi masuk sesion lovely dovely alias manis manis dulu hehe maaf banget ini kalo engga nyambung
sorry and see you when i see you again guys.
KAMU SEDANG MEMBACA
831. Kazama's - Hyuckna
Storie breviHaikal adalah salah satu manusia yang dinobatkan Naresh sebagai manusia paling puitis yang pernah ada. setiap hari ia akan mendengar Haikal mengatakan sesuatu yang manis padanya at least satu kali sehari contohnya "jatuh cinta terbesar yang pernah...