Dream

227 32 5
                                    

Aku keluar dari menara itu dan menengok ke arah dimana nozel berdiri menungguku.

"Kenapa lama sekali sih?!" Protesnya yang diabaikan olehku yang masih saja memandangi Grimoar itu.

"Oi! Kalau seseorang sedang bicara tatap wajahnya!" Bentaknya lagi kepadaku.

"Nozel san, apa aku boleh melihat Grimoar anda??" Tanyaku tiba tiba yang membuat nozel mengerutkan keningnya.

"Hah? Untuk apa kau mau melihat Grimoarku?"

"Hanya untuk membandingkan kok!"

"Ha! Kau mau membandingkan Grimoar lusuhmu itu dengan Grimoar elite ku? Jangan membuatku tertawa! Kau meremehkan ku ya?!" Ia terlihat marah.

"Bukan begitu! Aku hanya ingin melihatnya doang kok! Aku bahkan tidak akan menyentuhnya, aku janji hanya akan menatapnya nya selama 5 detik! Boleh ya?" Pintaku yang malah di balas dengan kasar olehnya.

"Teruslah memohon dasar bocah jelata, aku tidak akan membiarkan Grimoar suciku dipandang olehmu bahkan sedetikpun!"

"Cih pelit, yasudah aku minta  vangeance san saja nanti" Gumamku, nozel yang mendengar itu langsung mengeluarkan Grimoarnya dan menyodorkannya tepat di depan wajahku.

"Satu"

"Dua"

"Tiga"

"Empat"

"Lima, sudah!" Dia kembali memasukan Grimoarnya ke dalam tas.

"Kenapa tiba tiba berubah pikiran?" Tanyaku.

"Tidak ada alasan khusus, cepatlah! Kita harus kembali ke istana untuk memamerkan Grimoar lusuhmu itu" ucapnya sambil berjalan meninggalkan ku, aku berlari kecil menyusulnya.

"Nozel san, lihatlah Grimoarku! Kenapa Grimoar ini ada gambarnya? Padahal punya anda hanya motif motif saja, kira kira apa arti Gambar ini?" Aku memperlihatkan Grimoarku.

"Pikir saja sendiri, kau punya otak kan?!" Ketusnya yang bahkan tidak melirik sedikitpun ke arah Grimoarku.

"Baiklah, ini salahku yang bertanya kepada anda" ucapku menghela nafas kasar.

"Nozel san, pokoknya saat aku resmi menjadi kesatria sihir aku akan menantang anda untuk berduel" lanjutku.

"Jangan harap kau bisa menang" dia memandangiku penuh remeh.

'saat itu aku akan menghabisi anda dengan segala emosi yang sudah ku tahan selama ini!' pikirku tersenyum licik.

"Dan karna setelah ini aku tidak akan bertemu dengan anda sampai aku menjadi kesatria sihir, jadi aku akan mengatakannya sekarang" aku menarik nafasku dalam dalam sebelum mengatakanya.

"nozel san, anda adalah bangsawan terburuk yang pernah ku temui, keangkuhan anda benar benar keterlaluan sampai sampai aku ingin sekali membakar anda hidup hidup. Tidak hanya itu, setiap melihat wajah anda aku merasa akan mendapat nasib buruk, dan yang paling aku tidak mengerti adalah kenapa anda begitu membenciku hanya karna aku orang rendahan, apa itu alasan yang cukup untuk membenci seseorang?? Dan yang terakhir adalah, anda harus menghilangkan sifat diskriminasi anda jika anda ingin menjadi seorang kesatria sihir yang baik!" Jelasku panjang lebar sampai kehabisan nafas, aku melirik ekspresi nozel, suram, sepertinya dia benar-benar murka.

'aku harus kabur' batinku mempersiapkan ancang ancang untuk lari sekencang-kencangnya.

"Sudah selesai bicaranya?" Tanya nozel yang masih berjalan itu, membuatku terkejut.

"Anda tidak marah?" Tanyaku hati hati.

"Kau pikir kau orang pertama yang berkata seperti itu kepadaku? Aku pernah mendengar yang lebih parah dari pada itu. Tapi tetap saja, berani beraninya kau bilang ingin membakarku dan mengatakan kalau aku pembawa nasib buruk. Akan ku hancurkan kau saat duel nanti" ancamnya yang seketika membuatku merinding.

'Eh?'

entah kenapa, tiba tiba pandanganku memudar, kepalaku terasa sakit, rasanya seperti di tusuk tusuk. Aneh, padahal tadi aku baik baik saja. Semakin lama kakiku jadi bergetar, tidak kuat menopang berat tubuhku. Nozel yang ada di hadapanku terlihat kabur dan banyak.

Tak lama aku tumbang, sontak nozel terlihat panik. Dia menggoyangkan tubuhku.

"Oi! Bocah! Ada apa denganmu?!" walau dalam keadaan setengah sadar, terlihat jelas raut khawatirnya, ini pertama kalinya aku melihat nozel membuat ekspresi semacam itu.

Kemudian, pandanganku pun menghitam.

.

.

.

Kini aku seperti sedang berada di suatu bar asing, tidak sendiri melainkan bersama enam orang lainnya yang duduk di kedua sisiku, wajah mereka tak terlihat, tapi kami sedang tertawa bersama, semua terlihat senang, suasananya terasa menyenangkan.

Dengan cepat, suasananya berubah total. Sekarang aku sedang memandangi keenam orang tadi di makan oleh api itu, api berwarna biru, mereka meleleh tepat di depan mataku.

Tanganku gemetar hebat, terasa air mata mengalir deras dari kedua mataku.

.

.

.

"HAAA" Aku terbangun dari tidurku, terduduk, sedikit berteriak seperti orang yang terbangun karena mimpi buruk.

"Hei!? Kau baik-baik saja?" Nozel di sampingku tersentak melihatku yang tiba tiba tersadar.

Aku tidak menjawabnya, tanganku bergetar, air mata tak bisa berhenti mengalir persis seperti di dalam mimpi.

"Kau menangis...?" Tanya nozel merendahkan suaranya.

Aku yang baru tersadar dengan cepat mengusap air mataku sembari menggelengkan kepala.

"Sekarang kau ada di rumah sakit kerajaan, dokter bilang kau tak sadarkan diri karna kelelahan, energimu terkuras habis seperti telah bertarung hebat dengan seseorang. Kau pasti masih melakukan latihan gila itu ya? Beberapa keras pun kau berusaha, kau tidak akan setara dengan bangsawan, jadi berhentilah menyiksa dirimu sendiri" kekhawatiran itu terdengar seperti ejekan di saat yang sama.

Aku menautkan alisku, sungguh bingung dengan apa yang terjadi.

'Aneh, padahal sudah satu bulan sejak aku menghentikan latihan itu atas saran vangeance, lalu kenapa aku pingsan?'

.

.

.

.

.

.

tbc~

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 14, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Cursed Girl [Black Clover X OC]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang