Kekayaan, Kemewahan adalah dua kata yang melekat pada diri seorang Kalana Jennie Resafa. Sedari lahir hidup nya sudah terjamin dengan hidup bergelimang harta.
Kasih sayang? Jelas Jennie mendapatkan nya. Walaupun orang tua nya sibuk bekerja tapi Jennie tidak kekurangan kasih sayang. Jika dapat di ibaratkan Jennie itu seperti sebuah Permata yang begitu berharga bagi keluarga Kalana, ia begitu di manja karena memang anak satu satu nya.
Jessica Herafasa, adalah adik dari Yoona Delima Herafasa yang merupakan ibunda dari Jisoo, yang berarti Jennie dan Jisoo merupakan sepupu.
Hubungan kedua nya begitu dekat dulu, seperti saudara kembar mereka selalu bersama kemana pun dan kapan pun.
Namun semenjak menginjak kelas 9 SMP ada kesalah pahaman antara Jennie dan Jisoo yang membuat hubungan kedua nya renggang.
Kesalah pahaman yang melibatkan laki laki, kesalahan yang amat sepele hingga Jeje tidak habis pikir dengan jalan pikiran Jennie dan Jisoo.
Jennie dan Jisoo dua sepupu yang saling menyayangi namun karena di 'di adu domba' oleh seseorang malah membuat hubungan kedua nya perlahan memudar.
Ingin mendengar kisah nya? Mari simak!
°'°'
Bel istirahat berbunyi yang mendapat sorakan kegembiraan dari semua siswa maupun siswi, mereka semua bergegas keluar kelas entah pergi kekantin atau pergi kemana pun yang mereka hendaki.
"Jennie ayo cepet, nanti kita kehabisan mie ayam nya bu darmi." Desak seorang gadis dengan rambut pendek sebahu yang di biarkan tergerai.
"Sebentar, lo gak liat gue lagi beresin alat tulis?" Balas gadis bernama Jennie dengan sedikit nada sinis.
"Nah selesai." Ujar nya dengan gembira, saat ia ingin melangkah mendekati teman nya tiba tiba seorang pemuda dengan perawakan tinggi kulit nya sawo matang tengah berdiri tepat di depan nya.
Jennie mengernyitkan dahi nya bingung, "Ngapain lo? Minggir gue mau lewat." Ucap Jennie namun tak di gubris oleh pemuda itu.
Malah, pemuda itu menyerahkan sebuah Bucket Coklat kepada Jennie, "Buat lo." Kata nya sambil berlalu pergi.
Jennie sih terima terima aja, toh dia memang suka coklat. Jennie pun menaruh bucket coklat nya di meja nya lalu berjalan menghampiri teman nya yang menatap ke arah Jennie.
"Tadi si Alken ngasih apaan?" Tanya nya kepo, Jennie mengendikan bahu nya acuh. "Cuma bucket coklat. Kenapa lo mau?" Balas nya enteng seraya berjalan dengan pandangan fokus kedepan.
Merasa di abaikan Jennie pun menengok kearah teman nya, "Woy Ver, sadar. Jangan bengong lu mau ketempelan apa?" Kata Jennie pada Vera.
"Ah! Kaga anjir kaga, mana ada gue bengong." Balas Vera sedikit kikuk.
"Yaudah ayo cepet, nanti kita beneran keabisan mie ayam nya bu darmi." Ajak Jennie lalu berlari sembari menarik tangan Vera.
Sedangkan Vera ia menatap punggung Jennie dengan tatapan tak terbaca.
Satu minggu kemudian sejak Alken memberikan Jennie bucket coklat hubungan kedua nya menjadi dekat, bahkan tak jarang Alken mengajak Jennie jalan jalan untuk sekedar menghabiskan waktu berdua.
Vera menyaksikan semua itu, sakit. Hati nya sakit menyaksikan lelaki yang ia sukai ternyata menyukai teman nya sendiri.
Kenapa harus Jennie? Kenapa tidak orang lain saja?
Apa semua perjuangan nya tidak berharga di mata Alken? Kenapa harus Jennie yang mendapatkan hati Alken padahal dia tidak melakukan apapun.
Sesak, dada nya benar benar sesak. Ada amarah dalam hati nya.
Saat ini Vera sedang berada di taman samping milik sekolah nya. Ia duduk termenung sembari menatap Jennie dan Alken yang berada di lapangan tengah bermain basket.
Tiba tiba ia merasakan ada yang duduk di sebelah nya. "Ngapain lu ngeliatin mereka?" Tanya Nisa teman Vera yang lain.
Vera tidak menjawab, ia malah bertanya pada Nisa. "Kenapa lu? Tumben nyamperin."
Tanpa di perintah, air mata Nisa mengalir begitu saja, "Hiks hiks gue putus sama Leo dia bilang dia gak suka sama gue, dia bilang dia pacaran sama gue biar bisa ketemu terus sama Kana."
Vera mengernyitkan dahi nya, "Kana? Alkana Jisoonira sepupu nya Jennie?" Tanya nya memastikan yang di balas anggukan oleh Nisa.
Tangan nya terkepal, entah dari mana datang nya emosi dalam diri nya. "Mereka kaya nya seneng ngerebut kebahagiaan orang, gimana kalo kita bales aja?" Tiba tiba Vera mengusulkan ide.
Tangis Nisa mereda, seringai licik ia tunjukan, "Ayo bales, gue gak terima Leo lebih milih Kana yang gak ada apa apa nya sama gue. Gue pengen Kana menderita karena udah rebut kebahagiaan gue." Sahut nya menggebu gebu.
"Oke jadi kita harus..." mereka pun mulai menyusun rencana.
Rencana pertama mereka adalah membuat kedua sepupu itu saling membenci dan itu berhasil.
Kemudian rencana kedua nya adalah membuat rusak mental Jisoo dan Jennie dengan cara membully kedua nya.
Namun sebelum Jisoo dan Jennie kecelakaan mereka sempat berbaikan. Mereka berdua kecelakaan karena ulah Vera dan Nisa. Akibat nya sekarang tubuh Jennie malah Jeje yang menempati.
°'°'
Jennie menghela nafas, "Dasar bocah, cuma gara gara laki laki sampe segitu nya, gak waras emang." Maki nya kesal.
"Nape sih lu Jen, mengumpat mulu." Tanya Jisoo sambil menaruh buah buahan di meja lalu duduk di samping Jennie.
Saat ini Jennie memang berkunjung ke kediaman Alkana. "Gue keinget kejadian saat Jennie sama Jisoo musuhan gara gara tu dua keong." Sahut Jennie sembari memasukan potongan buah buahan kedalam mulut nya.
Dapat Jennie lihat mata Jisoo menajam, "ck! Dasar tikus, gue gak akan biarin mereka hidup bahagia, liat aja."
Jennie hanya menganggukan kepala nya menyetujui, "Good, gue ikut buat ngebales mereka, enak aja dia buat pemilik tubuh ini ilang kemana kan jadi nya gue yang nempatin."
Jisoo tertawa, "Tunggu tanggal main nya aja." Yang di balas anggukan oleh Jennie.
Tbc
Hai kalian! Karena skrng saya lagi sbuk persiapan bikin laporan pkl, saya bakal jarang-jarang up. So harap maklum ya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blackvelvet: On Mission
Teen FictionKarena gagal menjalankan sebuah misi, kesembilan gadis itu harus menerima sebuah hukuman yaitu jiwa mereka yang akan bertransmigrasi ke masa depan. "Kalo bukan gara gara si tua bangka dan si ganjen Fara, Kita gak akan disini." Start: 11 Agust 2021 F...