[9] Alkana Jisoonira

448 59 1
                                    

Alkana Jisoonira adalah gadis yang selalu menebarkan energi positif lewat tingkah nya yang ramah dan ceria.

Dengan sikap ramah nya ini banyak sekali orang yang menyukai nya namun tak urung juga banyak yang tidak menyukainya.

Pernah kala itu, di siang hari tepat nya saat pulang sekolah. Jisoo yang kebetulan sedang berjalan di koridor yang cukup sepi tiba tiba ada yang menarik tangan nya menuju belakang sekolah.

"Nisa, aku mau di bawa kemana?" Tanya Jisoo seraya meringis pelan karena tarikan yang ada di pergelangan tangan nya.

Nisa, yang menarik tangan nya hanya diam tidak berniat untuk menjawab pertanyaan yang di lontarkan oleh Jisoo. Saat sampai di belakang sekolah dengan cepat Nisa melepaskan pegangan nya pada tangan Jisoo dan mendorong nya kuat hingga gadis itu hampir jatuh ke belakang.

"Nisa kamu kenapa sih?" Tanya nya bingung.

Sedangkan Nisa hanya tersenyum sinis menatap tajam ke arah Jisoo, "Kenapa? Kenapa lo bilang?! Dasar gak tau diri!"

Jisoo tidak mengerti apa maksud dari ucapan Nisa, kenapa dirinya di sebut tidak tau diri? Memang nya apa salah nya?

"Kamu kenapa sih Nis? Aku sama sekali gak ngerti maksud kamu tuh apa." Jawab Jisoo.

Nisa terkekeh sinis, mata nya menatap benci pada Jisoo, "Gara gara lo! Semua gara gara lo Jisoo! Gue putus sama Leo semua gara gara lo! Kalo aja lo gak kembali ke sini mungkin hubungan gue sama Leo masih lanjut!! Dasar pho!!" Ujar nya dengan amarah yang semakin memuncak, tangan nya tidak tinggal diam ia mulai menjambaki rambut panjang Jisoo yang terurai.

"Akkkhh Nis sakit Nis, aku gak ada apa apa sama Leo, aku berani sumpah Nis." Kata Jisoo seraya meringis kesakitan saat tangan Nisa menjambak rambut nya kuat dan kasar.

Mendengan itu bukan nya berhenti Nisa malah semakin mengeratkan jambakan nya, "LO BENER BENER GAK TAU DIRI YA JI! NYESEL GUE KENAL SAMA LO! GARA GARA LO LEO PERGI DARI GUE, SEMUA NYA GARA GARA LO! GUE BENCI SAMA LO JISOO!"

Jisoo hanya mampu menangis, kepala nya pusing di tambah dengan jambakan Nisa pada rambut nya, itu sangat menyakitkan.

Tidak puas hanya menjambak rambut nya, Nisa juga menampat kedua pipi Jisoo hingga bengkak dan sudut bibir nya mengeluarkan darah karena sobek.

Setelah puas, Nisa pergi begitu saja meninggalkan Jisoo yang terduduk di rerumputan dengan kondisi yang mengenaskan, tanpa tau bahwa tidak hanya ada mereka berdua tapi ada seseorang juga yang sedari tadi menyaksikan semua nya dengan senyum miring yang terpatri di wajah nya.

"Ini baru awal Alkana, kehancuran lo sudah di depan mata." Gumam nya lalu pergi begitu saja.

Jisoo terdiam, setelah memastikan bahwa hanya ada diri nya sendiri, ia tersenyum seraya berdiri membersihkan kotoran yang menempel di rok nya.

Merapihkan sebentar penampilan nya lalu bergegas pergi dari sana dengan senyum yang masih ada di wajah nya.

"Kehancuran gue atau kehancuran lo sendiri yang udah ada di depan mata Vera." Gumam nya pelan hingga hanya diri nya yang dapat mendengar nya.

Ini adalah memori dari Jisoo yang asli saat masih ada di kelas 9 yang masih tersimpan dengan baik di otak nya hingga Jiana bisa tau.

"Denisa Rahayu dan Vera Oktarina, bahkan saat Alkana sudah membalas kalian itu semua belum cukup di bandingkan dengan luka yang kalian torehkan pada nya. Gue Jiana Mahardika gak akan tinggal diam, gue bakal bales semua perbuatan kalian dengan lebih kejam, tunggu tanggal main nya." Ujar nya dengan emosi yang tertahan bahkan tangan nya sudah mengepal.






°'°'°'°'



Apa kalian ingat bahwa Jisoo dan Jennie pernah bertengkar? Itu semua karena ulah Vera yang ingin balas dendam karena suatu alasan.

Dia menggunakan Nisa sebagai pion nya, karena Dia tau bahwa Nisa adalah orang yang mudah emosi dan selalu menyimpulkan sesuatu dengan terburu buru tanpa berfikir.

Hah!

Baru saja ia memikirkan tentang Nisa dan Vera, orang nya sudah lebih dulu menampakan diri nya pada Jisoo.

Saat ini ia sedang berada di sebuah Cafè, yang hanya beberapa orang yang ada di sini.

Mereka berdua terlihat sedang memperdebatkan sesuatu namun karena jarak nya yang lumayan jauh Jisoo tidak bisa mendengar apa yang mereka bedua bicarakan.

Dengan gerakan senatural mungkin, Jisoo berpindah tempat duduk mendekati kedua nya, ia mengambil tempat duduk tepat di belakang kedua nya dengan memunggungi nya.

Karena meja Nisa dan Vera berada hampir di sudut Cafè, berbeda dengan meja Jisoo yang berada di tengah Cafè.

"Lo tau kan, kalo si Kana itu udah masuk sekolah?! Bahkan dia deket lagi sama si Jennie." Sentak gadis berambut panjang dengan warna coklat di bagian bawah nya yang bernama Vera.

"Trus kita harus gimana hah?! Lo tau sendiri Leo ngancem gue buat gak macem macem sama Jisoo!" Balas Nisa dengan sedikit membentak.

"Sadar bodoh, Leo gak suka sama lo! Karena Jisoo, lo sama Leo putus! Sadar Nisa sadar!!" Ujar Vera

Nisa mengangguk, "Bener, gara gara dia gue sama Leo putus, gue masih gak terima, dia harus menderita." Balas nya dengan mata yang memancarkan kebencian yang mendalam, sedangkan Vera ia hanya tersenyum miring.

'Bodoh' maki Vera dalam hati.

Jisoo yang sedari tadi menyimak pembicaraan mereka menganggukkan kepala nya mengerti lalu bangkit dan berlalu pergi dari sana tanpa di sadari oleh kedua nya.

Di sepanjang jalan Jisoo tersenyum, mereka hanya dua gadis bodoh yang mencoba mengalahkan seorang penipu ulung.

Ayolah, Jisoo dan Jiana mempunyai sikap dan kepribadian yang hampir sama jadi itu sama sekali bukan hal sulit untuk membalas mereka.

"Okay, let's play the game bitch!" Gumam nya disertai dengan seringai kejam.

Tbc

Blackvelvet: On MissionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang