Masih di hari yang sama, kesembilan gadis dengan jam tangan yang melingkar apik di pergelangan tangan itu saling menatap terkejut. Senang, sedih, terharu menjadi satu, entah lah mereka pun tak tau rasa mana yang paling mendominasi. Namun yang pasti saat ini mereka sangat senang.
"Bagaimana bisa kita bertemu hari ini? Bukan kah itu sedikit aneh?" Tanya Joy sembari menatap satu persatu wajah di depan nya.
Lisa menggeleng, "Gak! Gak! Ini gak aneh sama sekali, kita kan waktu bangun sudah bertemu, jadi ya mempermudah misi kali ini." Jawab nya.
"Hah, ini rumit. Apakah kalian tidak menyadari nya? Bahwa kita seperti di pertemukan dengan sengaja?" Tanya Wendy dengan wajah yang tidak yakin.
"Maksud nya?" Tanya Irene yang sedari tadi menyimak.
"Gue gak yakin ini bener atau salah, tapi setelah gua otak atik jam ini, ternyata di jam ini terdapat sistem yang gue juga gak tau, dan di sistem itu berfungsi sebagai penerima perintah dan petunjuk sinyal, mungkin aja karena sistem yang ada di jam ini kita bisa langsung ketemu kaya gini." Jelas Wendy sambil mengelus jam tangan nya.
Ia memang sedikit tak yakin dengan teori nya kali ini, tapi tak apa kan jika ia menyampaikan nya?
Yeri yang sedari tadi diam, karena masih kesal dengan Lisa tadi pagi mulai menyauti. "Hah? Bagaimana? Bisa jelaskan lebih detail? Otak kecil ini tidak bisa menerima informasi dengan baik." Ujar gadis bermarga Bumiantara
Jennie yang duduk tepat di samping Yeri, mendaratkan sentilan di kening gadis itu, membuat Yeri mengaduh. "Hei! Kau pikir ini tidak sakit? Sakit tau!"
Jennie hanya memutar bola mata nya malas, dirinya mulai mencibir Yeri, "Lebay! Dan tolong hentikan bahasa aneh lo itu, itu terdengar menjijikan di kuping gue asal lo tau." Kata Jennie dengan tatapan julid nya.
"Bisa kah kalian serius? Jika ingin bercanda silahkan keluar." Ujar Irene jengah
"Siapa yang becanda? Kenapa tidak mengajak ku!" Rajuk gadis dengan rambut pirang nya.
Seulgi menatap Rosè kesal, "Lihat lah, lemot nya datang di waktu yang tidak tepat."
Irene memijat pangkal hidung nya, jika sudah berurusan dengan mereka pasti tak akan pernah berjalan lancar, kecuali saat menjalankan misi itupun mereka harus di beri iming iming terlebih dahulu.
Merepotkan memang, namun hal itu menjadi sangat berharga bagi Irene.
"Yaudah gaes, karena bentar lagi bel masuk bunyi, ada baik nya kita segera menuju kelas masing masing, terima kasih." Ucap Jisoo dengan ceria. Entah lah mood nya sangat bagus hari ini.
"Kenapa kita gak bolos aja?" Usul Joy yang asik dengan kuku kuku nya.
Yeri tersenyum senang dengan usulan Joy, "Nah benar kata Joy, Kenapa kita gak bolos aja? Lagian ya gue males banget masuk kelas," Ujar nya dengan cengiran antusias.
"Huh, bai─" Ucapan Irene terpotong begitu saja oleh teriakan nyaring seseorang.
"HEI KALIAN! CEPAT MASUK KELAS DAN JANGAN COBA COBA UNTUK MEMBOLOS!!"
"Anjir anjir lari woy lari! Ada pak samsul!" Ujar Lisa dengan tergesa gesa, ia menarik orang di samping nya untuk segera lari di ikuti yang lain.
"HEI KALIAN! BERHENTI!! DASAR ANAK NAKAL!!" Teriak pak samsul sambil berlari mengejar kesembilan gadis itu dengan penggaris kayu panjang di tangan nya.
"ANJIR KOK LU TAU SIH LIS ITU PAK SAMSUL?!" Tanya Jennie seraya berlari
"NOH GUA DI KASIH TAU SAMA SI YENA ANJIR WOY LARI CEPETAN PAK SAMSUL BAWA ANAK OSIS!" Balas Lisa dengan sesekali menengok ke belakang, mata nya melotot kaget saat melihat pak samsul bersama 4 anggota osis.
"HEI KALIAN, MAU BAPAK HUKUM?! BERHENTI SEKARANG!!"
Dan terjadi lah acara kejar kejaran antara Pak Samsul juga anak osis dengan kesembilan gadis itu di sepanjang koridor. Hal itu disaksikan oleh setiap siswa dan siswi di dalam kelas.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Blackvelvet: On Mission
Novela JuvenilKarena gagal menjalankan sebuah misi, kesembilan gadis itu harus menerima sebuah hukuman yaitu jiwa mereka yang akan bertransmigrasi ke masa depan. "Kalo bukan gara gara si tua bangka dan si ganjen Fara, Kita gak akan disini." Start: 11 Agust 2021 F...