"Lo bisa gak sih gak usah ngikutin gue sama Irene? Dan tolong lepasin tangan lo." Kesal Seulgi pada pemuda dengan name tag Andrian.
"Sshht! Diem deh, berisik banget lo jadi cewe," balas Andrian dengan tangan yang masih menyeret Seulgi.
"Lepasin tangan lo, ngapain sih narik narik tangan gue, demen lo sama gue hah?" Sewot Seulgi, pasalnya dia dan Irene sedang enak enaknya makan cimol yang baru diganti Irene karena cimol yang sebelumnya jatuh itu, malah di ciduk oleh dua orang oknum yang menyandang gelar OSIS.
"Dih, yakali gue demen sama lo, cewek bandel kaya lo bisa apa?" Lontar Andrian dengan senyum mengejek.
Bug
Satu pukulan mendarat dengan sempurna di bahu lelaki itu, ia meringis dan melepaskan cekalannya pada tangan Seulgi, "Anjing, sakit woy! Bar bar banget lo."
"Mangkanya jadi cowok tuh gak usah banyak gaya, lemes banget jadi cowok." Kesalnya lalu pergi begitu saja meninggalkan Irene dengan dua orang anggota osis.
"Temen lo kenapa?" Tanya lelaki yang berdiri disamping Irene.
Irene menoleh, "Temen lo nyinggung dia." Singkatnya.
Pemuda itu mengernyitkan dahinya, "Lo gak ngebela temen lo?" Tanyanya lagi.
"Buat apa? Dia bisa nyelesain sendiri, lo liat kan." Jawabnya lagi
Pemuda itu terdiam, matanya terfokus pada gadis disampingnya ini. "Jangan natap gue kaya gitu," Ujar Irene seraya melanjutkan langkahnya.
"Memangnya kenapa? Tidak boleh?"
Tersenyum, Irene menjawab. "Gue risih." Balasnya dan langsung berjalan lagi tanpa menghiraukan dua pemuda itu.
"Gila gila gila, mereka kenapa badas banget anjir?!" Tanya Andrian dengan wajah kagetnya saat melihat sikap Irene.
"Lo kenal mereka berdua?" Tanya pemuda itu dengan mata yang masih mengawasi punggung Irene.
"Kenal lah, mereka kan satu circle sama gebetannya si Leo." Jawabnya lempeng.
"Leo punya gebetan?" Tanyanya bingung
"Lo baru tahu? Anjing, kemana aja lo Damian ampe kabar temen sendiri aja lo kaga tau." Kaget Andrian dengan mulut sedikit terbuka.
Lelaki bernama Damian itu meninju badan Andrian hingga sang empu oleng, "Gue sibuk, gak kaya lo." Balasnya lalu berjalan meninggalkan Andrian yang terbengong dikoridor.
"Kayanya gue langganan kena tinggal dah, nasib nasib."
•••
"Duh, ini uksnya dimana sih? Dari tadi gak nemu nemu gue, mana perut gue sakit banget lagi." Ringis Joy ditengah koridor sembari memegangi perutnya.
Kepalanya menoleh kesana kemari mencari seseorang yang sekiranya bisa membantu mengantarkannya ke uks.
Tap
Tap
Tap
Langkah kaki terdengar cukup kuat karena kondisi koridor yang sepi. Joy terus memutar badannya guna melihat siapa ornag itu.
Dari kejauhan Joy melihat itu adalah seorang lelaki, dirinya berdecak. "Ah elah sekalinya yang dateng laki laki, gengsi gue mau minta tolongnya."
Lelaki itu semakin dekat, mau tidak mau Joy harus menurunkan egonya karena sakit pada perutnya luar biasa sakit.
"Kak, kak, kak, mau tanya." Kata Joy dengan suara cukup keras pada pemuda yang berada tak jauh darinya.
Dengan tergopoh gopoh Joy menghampiri pemuda itu, "Uks ada disebelah mana ya?" Tanyanya sembari meringis.
Pemuda itu diam sejenak memperhatikan Joy sebelum mengangkat Joy dengan gaya bridal style, "Gue anter." Sahutnya.
Joy yang berada dalam gendongan lelaki itu hanya bisa melongo dengan mulut sedikit terbuka.
"Eh, gue bisa jalan sendiri kok!" Ujarnya setelah sadar dari keterkejutan.
Lelaki itu hanya melirik sekilas kearah Joy yang tengah berusaha turun lalu mengabaikannya.
Merasa diabaikan, Joy pun memilih diam karena sejujurnya perutnya memang sangat sakit hingga mungkin dirinya akan kesulitan berjalan.
Tak lama kemudian akhirnya mereka berdua sampai diUks, lelaki itu langsung menurunkan Joy dikasur yang sudah disediakan.
"Obatin." Ujar pemuda itu sebelum hendak beranjak pergi, tapi dengan cepat Joy menahan lengan pemuda itu.
"Sebentar, nama lo?" Tanya Joy.
Pemuda itu menatap tangannya yang ditahan oleh Joy, seolah tersadar Joy melepaskan tangannya dengan wajah yang sudah memerah malu. "Hehe, sorry."
"Damarza Lintang Khatulistiwa, 12 IPS 1." Jawabnya lalu pergi begitu saja.
Sedangkan ditempatnya, Joy hanya tersenyum tipis, "Damarza Lintang Khatulistiwa, terimakasih." Gumamnya tulus.
•••
"Mana nih yang mau beli petisan buset lama bener." Kesal Lisa yang sedari tadi bolak balik di taman sekolah yang bersebelahan langsung dengan tembok pembatas antara sekolah dan jalanan umum.
"Salah orang kayanya gue, harusnya gue nyuruh si salma noh yang apa apa gercep." Ujarnya lagi yang sekarang memilih untuk duduk lesehan dibawah beralaskan rumput sekolah yang lumayan bersih.
Tap
Tap
Tap
Tap
Tap
Bunyi sepatu yang saling sahut menyahut terdengar, membuat Lisa bangun dari duduknya.
Dari arah kanan ia melihat Yuni─orang yang ia suruh untuk membeli petisan─ tengah lari terbirit birit kearahnya.
"LIS LIS LARI LIS, ADA OSIS ANJIR!!" Teriaknya saat jarak dirinya dengan Lisa hanya beberapa meter saja.
Mata Lisa melotot kaget, "Lah, kok bisa?" Tanyanya
"YA BISA LAH KAN MEREKA PATROLI, ANJIR UDAH JANGAN NGOBROL DULU AYO LARI ANJIR." Dengan cepat Yuni menarik tangan Lisa yang masih diam ditempat.
Lisa mode lemot memang meresahkan.
Setelah tersadar, barulah ia yang menarik tangan Yuni untuk lebih cepat berlari karena ia mendengar ada suara yang memamggil dirinya dan Yuni dari kejauhan.
BRAK
Bunyi dobrakan pintu kelas 11 IPA 3 terdengar mengkagetan sebagian orang yang berada didalam, beruntunglah mereka berdua karena kelas mereka sedang ada jamkos.
"ANJING, KAGET GUA!"
"LISA YUNI BANGSAT, GEGARA LU KACA GUA PECAH."
"MEMANG BRENGSHAKE LU BEDUA."
Berbagai umpatan keluar mengarah pada Lisa dan Yuni, tapi tak dihiraukannya. Mereka lebih milih untuk menarik nafas yang tersenggal senggal akibat berlari tadi lalu berjalan kearah meja Lisa untuk memakan Petisan tersebut.
Tbc
Gatau mau ngetik apa, plot yang udah aku susun mendadak ilang gitu aja.
Untuk sekarang aku bakal ngetik kalo ada idenya aja yang sekiranya nyambung sama ceritanya selagi aku mikirin 'ini plotnya mau aku buat kaya gimana.'
Oke, terimakasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blackvelvet: On Mission
Teen FictionKarena gagal menjalankan sebuah misi, kesembilan gadis itu harus menerima sebuah hukuman yaitu jiwa mereka yang akan bertransmigrasi ke masa depan. "Kalo bukan gara gara si tua bangka dan si ganjen Fara, Kita gak akan disini." Start: 11 Agust 2021 F...