penindasan

29 20 20
                                    

orang orang sering berkata, selagi masih muda dan masih menjadi seorang pelajar, sebaiknya gunakan waktu tersebut untuk bersungguh-sungguh dan fokus pada pendidikan, tingkatan prestasi di sekolah dan perluas pergaulan dimanapun kau berada. maka, semua hal itu yang nantinya akan menjadi batu loncatan mu untuk menggapai impian di masa depan.

begitukah?

rasanya ada sedikit yang janggal, ah.. tidak. bukannya sedikit, tapi keseluruhan kalimat itu serasa mustahil untuk Jung Sohoo lakukan.

bukannya tidak ingin, tapi bagaimana mungkin seorang pelajar yang di cap sebagai 'anak buangan' sepertinya memperluas pergaulan seperti yang orang-orang sering katakan?

Jung Sohoo adalah murid kelas satu Sekolah menengah atas Zocyrhous, sekolah negeri yang sebenarnya juga sebenarnya memiliki kemiripan dengan dirinya.

'buangan.'

SMA Zocyrhous adalah sekolah tempat anak-anak terbuang menginjakkan kaki sebagai pilihan terakhir yang dapat menerima mereka. isinya kebanyakan anak-anak bermasalah yang sewaktu SMP sering berurusan dengan BK dan memiliki pribadi pencipta onar.

lalu, bagaimana bisa Jung Sohoo yang juga merupakan seorang buangan dapat memasuki SMA Zocyrhous?

itu semua karena otak cacat yang Sohoo miliki.

sebelumnya harus ditegaskan, Sohoo tidak memiliki penyakit mematikan yang menyebabkan dirinya menyandang kata cacat.

tapi kata cacat itu ia dapatkan ketika orang-orang menganggap kata bodoh tidak cukup untuk menggambarkan betapa bobroknya tingkat kecerdasan Sohoo.

sebab itu..

Sohoo si cacat, tidak memiliki pilihan lain selain memasrahkan diri dan bersedia bersekolah di SMA Zocyrhous.

***
masa kini.

Seol, 10 February 2020.

"JUNG SOHOO KAU ANAK SIALAN! JANGAN HABISKAN NASI UNTUK DIRIMU SEORANG, SISAKAN UNTUK KAKAK MU, DIA HARUS MEMILIKI STAMINA YANG KUAT UNTUK MENGHADAPI UJIAN, KAU ANAK BODOH SEBAIKNYA SADAR DIRI!"

Jung Sohoo sialan?

tumben sekali ibunya berkata begitu lembut, biasanya ia akan langsung mendapat tamparan hingga pipinya membiru, bahkan ia sudah menyiapkan plester untuk berjaga-jaga jika saat-saat seperti itu mungkin saja terjadi.

"KAU TIDAK MENDENGARKAN AKU ANAK SIAL?! KURANGI PORSI NASIMU BRENGSEK!"

sayangnya Sohoo tidak berniat untuk menurut, ia tetap melahap nasi yang ada di mangkuknya dengan cepat, meski ibunya yang sedang mengangkat setumpuk cucian sedang mengatakan begitu banyak makian untuk dirinya, Sohoo justru menganggap bahwa ini adalah kesempatan.

selagi ibunya tidak leluasa mendekati dirinya, ia akan menggunakan waktu berharga itu untuk mengenyangkan perutnya dengan puas, meski itu hanyalah semangkuk nasi tanpa lauk, tapi bagi Sohoo itu adalah sesuatu yang sangat berharga.

Plak

"anak bodoh, kau mengabaikan ibu lagi, huh?"

kedua mata Sohoo melirik tubuh menjulang yang berdiri tepat di sampingnya, Sohoo tidak berani menoleh tapi ia tau sosok itu tengah menatapnya dengan nyalang.

"lihatlah bagaimana cecunguk ini berniat menghabiskan jatahku seorang diri, kau sungguh berniat begitu keparat?!"

"m- maaf aku akan--"

buk!

darah segar mengalir dari salah satu lubang hidung Sohoo ketika wajahnya dihempaskan dengan kuat ke arah meja makan, air mata Sohoo menggenang, tapi ia begitu bukan karena rasa sakit yang ia terima, melainkan karena mangkuk nasinya yang jatuh di atas lantai.

The FightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang