Ia membuka matanya, kepalanya terasa sakit dan mata sedikit buram. Ia menutup matanya kembali untuk mengingat kejadian apa yang semalam ia lalui. Sialnya, ia hanya mengingat ia mengatakan brengsek pada pria yang tak ia kenali.
Setelah meregangkan badannya, ia kini menyadari bahwa dia bangun tidak berada di kamarnya sendiri, tempat ini sangat asing baginya. Ia bergegas bangun dan melihat sekitar kamar. Benar-benar tempat yang tak ia kenali bahkan sampai halaman rumah tersebut bukanlah rumah nya.
"Pegunungan? Dimana aku sebenarnya? Akhiratkah?"
Ia tersenyum lalu kembali ke kamarnya untuk menenangkan pikirannya karena banyak terjadi sesuatu tadi malam.
"Nona, aku membawa beberapa makanan, jika kau lapar kau bisa mengambilnya atau mungkin tubuh mu masih lelah untum bergerak? Biar aku yang menyuapi mu."
(Name) hanya memperhatikan pria muda itu dan hanya tersenyum terpaksa. Ia tidak menyangka bahwa ia masih saja dipungut oleh laki-laki yang tak ia kenali itu. "Kenapa kau bersi keras membawa ku?" Tanya nya.
Douma memberi senyuman nya lalu duduk di ranjang (name) sambil membelai pipinya. "Nona, melihat aksi mu mengakhiri hidup itu membuatku ikut jatuh padamu."
(Name) hanya memberi sekilas senyuman karena ia rasa Douma pengganggu hidupnya. Namun, di sisi lain bagi Douma (name) adalah salah satu manusia yang membuatnya sedikit terasa berbeda. Ia tidak merasakan hasrat untuk membunuh nya bahkan untuk memakannya.
Douma sudah hidup beberapa ratus taun yang lalu, karena ia bertengkar dengan keluarganya membuat ia dikutuk untuk hidup selamanya dan memiliki hasrat untuk memakan manusia. Selama hidupnya, Douma adalah anak baik namun sekali menentang keluarganya ia bisa saja sampai membantai keluarga sendiri.
"Nama mu?" Ujar Douma tetapi lengan nya tidak bisa diam membelai (name).
"(Name). Berhentilah melakukan ini atau aku akan pergi dari sini." Ancam (name) namun tak berpengaruh pada Douma sendiri.
"Kau sangatlah lucu nona." Ujarnya lalu meninggalkan (name) yang masih menahan amarah.
Setelah Douma keluar dari ruangan nya (name) menatap makanan yang sudah ditata Douma. Mochi rasa beras merah itu cukup menggoda di matanya. (Name) mengambil satu buah rasanya sangat manis dan membuatnya nyaman. "Apakah aku harus tinggal di sini dan meninggalkan segalanya?" Batinnya.
Douma duduk bisa disebut singgasana nya. Menunggu beberapa mangsanya untuk masuk kedalam kuil agung miliknya. Douma tidak berkeliaran mencari makanannya sendiri melainkan ia membuat sebuah kuil agung yang membuat beberapa orang menyembahnya dan membayarnya dengan anak atau perempuan dewasa.
"AAAAAAAA"
(Name) tersedak dan segera melihat keadaan sekitar kuil. (Name) rasa rintihan itu berasal dari suatu ruangan yang cukup tertutup, (name) dengan paksa membuka pintu tersebut dan apa yang dilihatnya membuat ia sedikit trauma.
Douma yang berlumuran darah sedang asik memakan perempuan cantik dengan gaun yang indah.
"Douma..."
"Ah maaf, apakah aku membuat mu terkejut? Maaf aku belum menceritakan latar belakang ku, aku sangat meminta maaf padamu nona jadi--"
(Name) terduduk lemas dan apa yang dilihatnya itu benar-benar nyata. Sempat tak percaya, (name) bangkit dari duduknya dan memeriksa keadaan wanita yang sedang Douma makan itu. Betapa terkejutnya dia bahwa orang itu sudah mati dan bagian bagian tubuh nya sudah lenyap.
"Tuan Douma, maafkan aku karena lancang menarik rambut mu tadi malam." Ujar (name) sambil menunduk bahkan nyaris sujud.
"Nona?"
"(Name), bisakah kau duduk sebelah nenek dulu sebentar?" (Name) yang sedang asik memakan mochi akhirnya duduk di dekat nenek nya.
Neneknya begitu sangat menyayangi (name) karena cucu nya yang tersisa. Nenek hanya diam sambil mengelus surai (name) yang sangat lembut, tak lama air matanya turun dan secara tiba-tiba memeluk (name) sampai mochi yang ia makan terjatuh.
"Ada apa nenek?" Ujar (name) sedikit kesal saat mochi yang ia makan terjatuh. Nenek tak menjawab, melainkan mengencangkan pelukan nya seperti ia akan pergi jauh.
"Boleh nenek bercerita tentang pria yang memakai kimono di era modern ini?" Tanya sang nenek. (Name) hanya menganggukkan kepala saja karena tidak terlalu paham dengan pria yang selalu alm. Ibunya bahas dan nenek nya.
"Pria itu sudah hidup beberapa ratus tahun (name), dia memiliki surai abu terang dan ada noda darah di kepalanya. Noda darah itu abadi (name). Ia pernah menyelamatkan leluhur kita yang akan melakukan bunuh diri di jembatan tepi sungai. Ia menyelamatkan nya dan leluhur kita berjanji padanya akan balas budi dari keturunan-keturunan nya dan memberikan beberapa wanita untuk santapan nya. Itulah kenapa cucu nenek ini tinggal dirimu saja. (Name), kalau kau bertemu dengan nya tolong putuskan rantai semacam itu, karena keturunan kita tidak akan--"
"Nenek aku mau minum." (Name) kecil pun bergegas menuju dapur menghiraukan cerita sang nenek.
Name bersujud di hadapan Douma membuat Douma sedikit terkejut. "Nenek, aku terlalu takut untuk melakukan ini." Batinnya dan air mata tentu mengalir dengan sendirinya.
"Nona? Angkat kepala mu."
(Name) menuruti apa yang di perintahkan tuan nya yang tak lain Douma. Terlihat senyuman licik milik Douma terlukis di wajah nya. Dia mengingatnya.
"(Name), kau mengingatku ya?" Tanya Douma dengan menyentuh dagu (name) dengan kipasnya.
"Tuan aku benar minta maaf."
Douma mengangguk memaafkan (name) dan ia kembali duduk di singgasana nya sendiri. Douma melebar kan kakinya dan tangan nya melambai-lambai pada (name). (Name) yang melihat itu paham dan segera duduk dipangkuan nya.
Douma memeluk (name) mencium bau yang dikeluarkan oleh (name) membuatnya sangat candu. Hingga ia tak bisa melepaskan pelukannya pada (name). "Nenek maaf mungkin ini akhir hidup ku, nenek jaga kesehatan aku tau tuhan akan melindungi mu. Nenek maafkan aku." Batinnya.
"Bau mu sangat berbeda dengan leluhur mu yang lain." Ujar Douma membuat (name) berhasil sedikit menjauh. "Aku menjadi tidak tega padamu. Kau sangat cantik dan bau mu sangat harum. Harum yang berbeda dengan saudara-saudara mu." Perkataan Douma membuat hati (name) sedikit lega, setidaknya ia bisa melawan Douma untuk beberapa hari kedepan.
"(Name), kau tau apa yang harus kau lakukan kan?" Ujar Douma. (Name) langsung menatap Douma gemetar seluruh tubuh nya.
"Jadilah pelayan ku atau keturunan mu akan ku habisi."

KAMU SEDANG MEMBACA
In The Middle Of The Night
Fanfiction"Aku tidak akan menyesal berada di sisi mu. Tuan." [Slow update! Dikarenakan ada beberapa tugas KULYAH YANG ALLOHUAKBAR oke makasi ^^] ⚠️Douma X Fem!readers ⚠️Semua karakter yang terlibat hanya milik Koyoharu Gotoge.