Kamar Rahasia 2

13 3 1
                                    

Harry kembali mendengar suara-suara itu. Sekarang semakin jelas di telinganya

"Ada apa Harry? Mendengar suara-suara aneh lagi?" Tanya Lifia

"Begitulah. Lifia, kau tak seharusnya berkata seperti tadi" kata Harry

"Berkata seperti apa?" Tanya Lifia

"Kau mengancam Ernie tadi" kata Harry

"Oh ayolah Harry. Telingaku panas ketika mendengar dia bergosip tentangmu. Lagi pula, kau kakakku aku akan melindungimu sebisaku" kata Lifia sambil memeluk Harry

"Harry, ayo ikut aku. Kau di panggil profesor Dumbledore di kantornya" kata profesor McGonagall

Harry pun mengikuti profesor McGonagall. Hermione dan Ron datang menemui Lifia

"Mau kemana Harry?" Tanya Ron

"Dia di panggil profesor Dumbledore" kata Lifia

"Lifia, ayo ikut kami ke taman" kata Hermione sambil merangkul tubuh Lifia

Sampainya di taman, mereka pun duduk. Ada Fred dan George disana

"Ada apa Lifia?" Tanya Hermione

"Aku kasihan sama Harry. Dia kakakku, tapi dia yang selalu dapat masalah dan sekarang dia dituduh sebagai keturunan Slytherin. Apa mereka gak tau, aku adiknya Harry. Kalau dia keturunan Slytherin, lalu aku adik siapa?" Tanya Lifia

"Kau berpikir sangat jauh Lifia. Tentu kau adik Harry" kata Hermione "Ron, temani aku ke perpustakaan sekarang. Kau tunggu disini sebentar ya Lifia" kata Hermione

Ketika Ron dan Hermione pergi, tangis Lifia pecah ketika mengingat nasib sang kakak. Lalu, Oliver duduk di sebelah Lifia

"Kau tak apa Lifia?" Tanya Oliver

"Aku baik-baik saja" kata Lifia

"Lalu, kenapa kau nangis?" Tanya Oliver

"Kau pasti sudah dengar tentang Harry dan semua tuduhan itu tidak benar" kata Lifia sambil mengusap air matanya

"Ini, aku ada sesuatu untukmu" kata Oliver

"Apa itu?" Tanya Lifia

"Sekantung coklat penuh untukmu" kata Oliver sambil memberikan kantong berisi coklat kepada Lifia

"Waahh, ini banyak banget Oliver" kata Lifia dengan senyum diwajahnya "tapi, jika Harry melihat ini. Dia akan memarahiku karena terlalu banyak makan coklat dan membuatku melewatkan beberapa jam makan" kata Lifia "ini, ambil setengahnya untukmu" kata Lifia sambil mengambil tangan Oliver dan menaruh coklat-coklat itu ditelapak tangannya

"Terima kasih" kata Oliver

"Sama-sama. Terima kasih juga karena sudah memberikan coklat ini kepadaku" kata Lifia sambil tersenyum

Lifia membuka salah satu bungkus coklat dan memakannya dengan tenang. Oliver yang melihat itu pun tersenyum simpul

"Oh iya Oliver. Harry dan Ron bilang, kau suka padaku. Apa itu benar?" Tanya Lifia

"Mu-mungkin mereka hanya menggodamu Lifia karena kedekatan kita" kata Oliver terbatah-batah dan tiba-tiba saja wajahnya bersemu merah

"Tapi, kenapa wajahmu memerah Oliver?" Tanya Lifia sambil mendekatkan wajahnya ke Oliver "kau sakit?" Tanya Lifia

"Tidak, aku tidak sakit" kata Oliver

"Oh iya, bagaimana dengan tanganmu yang terkena bludger?" Tanya Lifia sambil memegang tangan kanan Oliver

"Oh tidak, ini sangat tidak baik untuk jantungku" gumam Oliver

"Apa tadi kau bilang?" Tanya Lifia

"Tidak, tanganku sudah membaik karena obat Madam Promfey" kata Oliver "sudah hampir gelap, ayo kita kembali ke asrama" kata Oliver

Because I Have YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang