Pelukan itu semakin regang tapi terasa berat bagi Taehyung, dengan cepat ia melepas pelukan itu dam benar, Sojung sudah tak sadarkan diri.
Taehyung panik, ia meletakan kepala kembarannya diatas pahanya sambil menepuk-nepuk pipi Sojung, sayangnya mata itu masih setia terpejam.
"Won ? Sowon ??."
Masih dengan keadaan setengah sadar, Taeyong mencoba menghampiri kedua saudara itu. Berjalan dengan sempoyongan dengan menahan rasa sakit diperut demi melihat keadaan kekasihnya. Netranya melihat cairan dibawah kaki Sojung.
"Da-darah."
Reflek Taehyung menoleh kearah tunjuk Taeyong. Matanya membulat dan tanpa basa basi Taehyung langsung mengangkat tubuh kurus itu, berlari sekuat tenaga. Taeyong pun ikut berlari, ia mengabaikan keadaannya.
Semua orang yang baru pulang dan berada di parkiran memperhatikan mereka bahkan sampai berhenti melihat keadaan mereka bertiga.
Taehyung menyetir dengan kecepatan diatas rata-rata, Taeyong menemani Sojung di kursi belakang.
Semua panik menunggu diluar, sedari tadi Taehyung bolak-balik di depan pintu yang tertutup dengan perasaan gelisah sedangkan Taeyong dibawa keruang perawatan untuk mengobati semua lebam yang ia terima.
Cukup lama menunggu akhirnya suara pintu terdengar, Taehyung segera menghampiri dokter yang baru saja keluar.
"Bagaimana keadaan saudara saya ?."
"Keadaan pasien sekarang baik-baik saja."
Mendengarnya Taehyung bernafas lega"Tapi--"
Sontak taehyung menatap kembali kearah dokter.
"Maaf kami tidak bisa menyelamatkan bayi dalam kandungannya."
Taehyung terdiam, ia tidak tau harus bagaimana. Dokter itu mendekat dan menepuk pundak Taehyung."Saya turut berduka. Saya harap setelah ini jangan membuatnya tertekan, beri tahu baik-baik kabar ini. Biasanya seorang ibu akan merasa sangat terpukul jika mengetahui ia keguguran. Beri dia pengertian."
"Kalo begitu saya akan memeriksa pasien saya yang lain. Saya pamit." Taehyung hanya bisa menganggukan kepalanya.
Duduk disamping Sojung yang masih terbaring dengan mata yang tertutup rapat sambil mengenggam tangan yang terbebas dari infus dan terus meminta maaf menyesali perbuatannya tadi yang sudah mendorong kembarannya tanpa sadar karena terlalu terbawa emosi.
"Won, gue minta maaf."
Tak berapa lama Taehyung bangkit dan melangkahkan kakinya keluar ruang rawat Sojung.
Diruang lain terlihat Taeyong yang terus menundukkan kepalanya karena tak berani menatap kedua orang tuanya.
Kedua orang tuanya dikabari oleh salah satu sepupu Taeyong yang bekerja dirumah sakit sehingga mereka bergegas datang dan saat sampai pun mereka terkejut melihat keadaan anaknya yang sudah babak belur. Yang awal kedua orang tuanya sangat khawatir berubah menjadi marah mendengar cerita Taeyong dan ibunya pun sampai menangis.
"Rasa nya Papa ingin menghajar mu ! Jika tidak ingat keadaan mu sekarang !."
"Wajar kau mendapatkan itu semua ! Kesalahanmu sangat fatal ! Kau saja belum lulus kuliah dan sudah berani melakukan itu semua !."
"Mianhae."
"Walaupun negara ini bebas tapi tidak dengan keluarga kita Taeyong !! Kau benar-benar memalukan !."
Ucap sang ayah yang sangat emosi, wajahnya sudah berubah merah, urat-urat leher pun terlihat jelas saat ia meneriaki anaknya, tidak habis pikir anaknya melakukan itu semua.