part 5

363 71 23
                                        

PLAAKKK

"Apa-apaan ini!! Kamu tau kelakuan kamu itu buat papa malu!!," bentak sang ayah pada anaknya.

"Bukankah sudah sering papa ingatkan kamu, kalau kamu boleh melakukan dan meminta apapun yang kamu mau, asal itu jangan sampai membuat nama baik papa rusak oleh tingkahmu!!," Sambungnya.

"tapi pah, Lea bisa jelasin itu itu semua bukan salah Lea," ujar Lea menahan tangisnya.

"Lalu salah siapa ha! papah tidak mau tau, kamu akan mendapatkan hukumanku seperti biasanya,!"

"Tapi pah," ujar Lea hendak mengutarakan pembelaan.

"Tidak ada bantahan, sekarang kau pergi ke dalam kamarmu dan jalani hukumn setelahnya," sambung sang papah lalu meninggalkan Lea yang masih berdiri di ruang keluarga.

"Ini semua gara-gara anak babu itu," Lea mengusap pipinya yang tadi di tampar oleh sang ayah dan sebelah tangannya terkepal erat "lihat saja kau babu, aku akan membalas perbuatanmu," sambung Lea membatin.

======

"Pagi cantik," ujar seorang pria menoel dagu sang perempuan di hadapannya.

"Ceck, ish apa-apaan sih," menyingkirkan tangan sang pria dari dagunya.

"Wooyyy Pepet terus," ujar temannya yang melihat kelakuan dua manusia itu.

"Widiihh ngeri juga tuh, awas jangan lebar-lebar melototnya ntar matanya keluar loh," sambung yang lain.

"Jungwoo, Haechan,  dan lu si murid kesayangan guru siapa nama Lo?,

"Mark," ujar Haechan menjawab.

"Ah iya kalian bertiga mending kian langsung aja kemeja dan kelas  kalian masing-masing deh gak usah ngerusuh di meja orang," ujar Soodam kesal.

"Aduh yang beb jangan marah-marah ntar manisnya nambah loh," ujar Jungwoo.

"Yeee Lo woo Masih pagi udah ngegombal aja, bikin enek tau gak," celetuk Haechan.

"Yee siall lu Chan, yah namanya juga usaha ya kan, gak ada yang tau juga siapa tau dengan gombalan gua di pagi hari buat Soodam tambah kesengsem sama gua," protes Jungwoo yang tak terima akan ucapan Haechan.

BRAAKKK

"eehhh ayam kodok mati loncat, goblok," ujar Taeil yang baru masuk ke dalam kelas terkejut karna gebrakan meja yang di lakukan Soodam.

"Weehh setan mulut Lo anjir gak bisa di rem apa?," ujar Haechan.

"Elu sama aja dodol," ucap Mark menoyor kepala Haechan.

"Eh setan sakit bangsat," ujar Haechan.

"Mulut-mulut minta di solatip semua apa, udah-udah sana kalau mau pada ribut jangan di meja gua!," Usir Soodam pada pria-pria yang tengah mengerumuni mejanya sambil sesekali mendorong-dorong tubuh mereka.

"Iihh iya iya, ini juga mau balik kelas gak usah pake kekerasan juga kali," ujar Haechan sambil berlalu pergi,
Namun ucapannya membuat Soodam ingin melemparkan sepatunya itu agar mengenai Haechan.

Setelah keributan yang terjadi beberapa menit yang lalu, Dita memasuki rungan kelasnya.
Saat Dita memasuki kelas, sepasang mata tengah menatap tajam kearah Dita.

"Hai Dit," sapa Soodam dengan senyum manisnya.

Dita membalas senyuman Soodam, lalu duduk di bangku belakang Soodam.

"Wah gila, senyum manis itu lagi," batin seorang yang melihat Dita tersenyum.

Tak lama guru datang dan pelajaran di mulai.

senior high schoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang