Setelah malam penuh ketakutanku itu ntahlah keluargaku mulai membaik, kita udah makan bareng dengan formasi lengkap yang tiba tiba dibuka pembicaraannya oleh ka Selen.
"Aku keterima di IPB"
Iya itu kakaku dia kuliah tahun ini, selisih aku dengannya cuma satu tahun bahkan kita sebenarnya satu SMA tapi aku dan kakaku tidak punya hubungan yang baik, kita hanya saling bicara seperlunya saat bertemu disekolahpun kita tidak saling sapa, sampai teman temanku heran "kalian beneran adik kaka ga si?" selalu begitu pertanyaannya.
"Alhamdulillah yauda nanti ayah siapin uangnya, kaka mau ngekost disana? mau coba cari kostan kapan?"Akhirnya ini dia bagian dialog dari ayahku.
"Kapan aja yah tapi hari sabtu udah harus daftar ulang, katanya kurang lebih 10 juta semuanya" lanjut kaka ku.
" Bisa dicicil ka?"
Itu pertanyaan yang ayahku lontarkan, ayahku yang dulunya tidak pandang seberapa besar uang yang dikeluarkan untuk pendidikan anaknya sekarang malah terlihat bingung harus bagaimana.
"eee- gatau yah kita coba tanya langsung aja besok sabtu" balas kakaku yang sepertinya bingung harus bereaksi seperti apa.
"Kalo gitu ayah usahain deh hari sabtu uangnya ada" balas ayahku lagi.
Setelah menyimak pembicaraan ayah dan ka selen aku beralih menatap bu Ala, mamaku seperti senang tapi juga sedih dilihat dari raut wajahnya ntah apa isi pikirannya yang aku prediksikan adalah kendala biaya karena yang aku tahu uang kita mulai menipis.
"Aku udah selesai makan aku kekamar duluan ya" ucapku memecah fokus semuanya.
"Rey juga mah soalnya ada PR" susul adik ku, rey memang masih 11 tahun tapi yang aku ketahui adik ku jauh lebih dewasa dari anak seumurannya, dia bisa mengerjakan tugas tugasnya sendiri paling paling kalau tidak mengerti dia bertanya kekamarku, kalau kalau orang tuaku kerja sedangkan aku dan kakaku sekolah biasanya dia dirumah sendiri menunggu kami pulang, dia juga sekolah tapi jam dia ga sampai sore kaya kita dia juga biasanya pulang naik sepedahnya.
Aku sudah dikamarku sekarang bergelut dengan pikiranku yang tak kunjung selesai, ntah mereka sudah berbaikan atau belum, ntah mereka sedang mengurus perceraiannya diam diam atau bagaimana, pokonya aku tetap tenang dalam takutku.
HAGA
"Zee"
*send link tikt0k
"Liat deh zee, gw kalo jadi anak itu bapa bapa yg depan gw, gw pelorotin juga celananya""dasar orang gila"
"Asik udah bereaksi"
"dikira gw batu ga bereaksi"
"Mau liat keiko (kucing haga) ga?"
"mauu, dia udah sembuh?"
"Udah"
*send pict"ah gemesnya "
"Gemesan keiko atau gue?"
"gw."
"Huh gue kalah deh"
"Tahun baru mau kemana?""ga kemana mana, ka selen keterima di ipb mungkin bakal pada sibuk urusin kuliah kaka"
"Gue kira lo bakal pergi makanya gw mau ikut nyokap ke bandung, apa gue gausa ikut ya?"
"noo. lo harus ikut gw juga mau tidur tiduran aja dirumah paling berdua sama Rey"
"sebenernya kangen banget nene tayo sih tapi liat nanti deh gw tahun baru di rumah dia atau dirumah aja""Saran aja mending di nene tayo sih"
"ngatur."
Begitu akhir pembicaraannya, ngomong ngomong nene tayo itu nene ku dia udah lumayan berumur tapi dia suka banget nonton tayo tiap sore, aku beneran sayang banget sama dia waktu aku kecil selama orang tuaku kerja aku dititip dirumah neneku biasanya aku panggilnya uti tapi sebutan uti ke temen temenku ya itu tadi haha, nene tayo.