Lithromantic Two

1.8K 433 23
                                    





Biarkan semua orang tahu, cinta bertepuk sebelah tangan itu menyenangkan.







Cinta , harga dirimu, perasaan payahmu...













Tak melulu harus berbalas.












Short story by : Lazy_Monkey96

Short story by : Lazy_Monkey96

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.









Jennie tahu sikapnya mungkin terbilang jahat, karena hanya gadis itu yang ia perlakukan tidak bersahabat. Apa itu buruk? Jennie tidak cukup peduli.

"Jennie, happy valentine."

Kim Jisoo yang duduk di samping Jennie tersedak keripik, kedua mata gadis itu membelak dan mulutnya tak mampu menahan tawa. Ia pandangi Jennie yang dengan senang hati menerima hadiah cokelat dari seorang pria-

"Siapa itu?" Ekspresi horor terlihat jelas. "Talking tomato?" ia bertanya pada Jennie yang malah mengangkat bahu.

"Aku tidak mengenalnya."

"Lalu, kenapa kau ambil cokelat darinya?"

"Kau buta? Dia penggemarku." Walau pun memang pria itu menakutkan, pakaiannya mengerikan, kacamatanya terlalu tebal, wajahnya seperti yang Jisoo bilang-mirip tomat yang bisa berbicara. Setidaknya Jennie harus menerima pemberian dari penggemar setia. Bukan begitu?

"Are you kidding me?" Wajah Jisoo mengerut tidak santai. "Well, kalau begitu kenapa kau buang cokelat dari Lalisa? Dia kan juga penggemarmu."

Seberapa buta temannya ini pada Lalisa Manoban, Jisoo tak habis pikir. Jennie mau menerima cokelat dari manusia berkepala tomat mengerikan, tapi membuang sekotak cokelat mahal yang Lalisa berikan.

Why? Why? Why?

Apa Jennie memang benar-benar buta?

Mungkin saja.

"Aku hanya..." Jennie diam sebentar, kedua matanya beralih pada pintu masuk kantin. "Tidak suka cokelat mahal." Bulu matanya bergetar sesaat, Jisoo mendecih atas jawaban konyol tersebut.

"Pst...Irene masih mengejar-ngejarnya." Tiba-tiba Jisoo berbisik. "Aneh sekali. Padahal aku tak pernah melihat mereka dekat, Lalisa juga seperti tidak peduli. Gadis itu terlalu memaksakan diri. Untungnya temanku ini penuh keberuntungan."

Jennie memutar mata mendengar perkataan Jisoo juga tidak terlalu tertarik dengan itu. Walau sebetulnya kedua kuping Jennie mendengar dengan baik bagaimana salah satu dari dua orang yang membuat keributan membentak-dan salah satunya menangis.

Berita tentang mereka tidak mengherankan, maksudnya good figure yang keduanya punya tidak membuat prilaku seperti itu menjadi masalah. Mereka hanya tahu salah satunya punya rasa, sementara yang satunya menggilai orang lain.

Jennie menoleh pada Jisoo datar. "Haruskah aku peduli?"

Orang lain itu adalah dirinya.

Decihan Jisoo semakin keras. "Jangan menyesal dikemudian hari."

Jennie memalingkan muka. Menertawakan perkataan Jisoo. Haruskah ia menyesal?

-Bagaimana jika aku yang berada di posisi itu?

Jennie memejamkan mata menyumpal mulutnya dengan roti berkali-kali sampai perutnya terasa mual ingin muntah. Mengingat kembali perkataan Seulgi waktu itu...

"Kau hanya membuang-buang waktu. Dan ia tipikal manusia yang suka membuang-buang waktu."

"Jennie..."

Jennie mendongak. tahu benar suara itu, juga senyum manis yang membuatnya muak juga merasa sakit.

"Pergi. Jauh. Dariku!"


Jennie hanya tak ingin ini cepat berakhir.

Lithromantic [FIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang