Bagian 6 (END)

182 11 3
                                    

     Malam pun cepat datang. Fiony bersama tiga temannya sedang mengobrak-abrik seisi kamar. Sebuah kotak yang disebutkan Jinan sebelumnya menjadi harga mati. Namun benda itu tidak ditemukan di mana pun mereka mencarinya, membuat Fiony semakin gugup. Ia kemudian rebahan sebentar di kasur menatap plafon kamarnya.

     "Apa itu?!"

     Fiony curiga melihat segaris pola plafon yang tampak berbeda dari sekitarnya. Ia segera mengambil tangga dan memeriksanya. Tak pernah ia sadari, plafon kamarnya ternyata bisa dibuka, ada beberapa barang yang tersimpan di sana. Dan di antara barang-barang itu, ditemukanlah sebuah kotak yang mereka cari-cari. Ia segera membawanya turun.

     "Ketemu!" teriak Fiony.

     Ketiga temannya langsung mendekat padanya. Jinan mengonfirmasi jika kotak itulah yang dikirimkannya kepada Fiony. Benar saja, di dalamnya ditemukan sebuah flashdisk dan kertas. Sudah tak sabar lagi, Fiony buru-buru mengambil laptopnya lalu mencari file video yang dimaksud oleh Jinan.

     Ketika menemukannya, mereka berempat pun menonton video rekaman CCTV itu bersama-sama. Fiony, Christy dan Zee fokus memperhatikan setiap adegan nyata yang terekam kamera itu. Hingga akhirnya mereka menyaksikan kejadian tragis yang menimpa sahabat Fiony, teman sekelas mereka yang selama ini dikabarkan telah pindah sekolah.

     "Jadi, selama ini dia bukan pindah sekolah?" tanya Zee shock.

     "Kecurigaan kita benar. Ada yang aneh sama hilangnya dia. Tapi aku nggak nyangka kalo ternyata ini yang sebenernya terjadi," kata Christy.

     "Maaf. Harusnya aku ngasih tau ini ke kalian lebih awal," ujar Jinan.

     Christy bertanya, "Tapi Jinan. Kamu kok ada di sana? Dari mana kamu dapat rekaman ini? Kamu jangan-jangan terlibat juga."

     Jinan lalu mengambil kertas di dalam kotak, diberikannya kepada Christy sekalian memintanya untuk membacakan tulisan di kertas itu. Sehingga akhirnya teman-temannya itu mengerti dengan apa-apa yang masih menjadi titik bingung bagi mereka.

     "Ibu Shani punya tanggung jawab yang besar di sini," ujar Christy.

     Jinan menyadari Fiony yang tampak sedang berpikir keras.

     "Fiony. Aku sudah ngebocorin semua faktanya. Sekarang kamu mau apa? Apa yang kamu bilang sebelumnya bohong, kan? Kamu belum meninggal."

     "Justru aku lagi mikirin kemungkinan penyebab kematian Fiony. Tapi, rasanya agak sulit. Kecuali kalau fakta kematian sahabatnya emang segitu beratnya buat dia. Mungkin, dia akhirnya ngambil keputusan gegabah."

     "Aneh banget rasanya. Kamu bicara tentang diri kamu sendiri. Seolah-olah kamu emang bukan dia."

     "Karena memang bukan! Sekali lagi aku bilang kalo aku ini bukan Fiony yang kalian tau," tegas Fiony. "Oke. Aku akan tunjukin ke kalian sesuatu, kalian pasti nggak akan ragu sedikit pun."

     Jinan, Christy dan Zee hanya terdiam penasaran dengan apa yang akan Fiony lakukan.

     "Chimmie! Chimmie!" panggil Fiony.

     Miawww!

     Chimmie pun datang menatap mereka semua, lalu melompat naik ke atas kasur. Fiony kemudian mengelus lembut bagian leher kucing itu selama beberapa saat. Dan suatu hal yang menakjubkan pun terjadi di hadapan mata mereka.

     "Halo Christy, Zee. Dan kamu ... aku belum pernah liat kamu sebelumnya. Kamu siapa?"

     Kucing gemuk berbulu tebal itu berbicara dengan mulutnya sendiri. Hal itu sontak membuat Jinan, Christy dan Zee terkejut bukan main.

BlossomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang