Natal telah tiba.
Merry Christmas!
Ya, sayang sekali kali ini rencana keduanya bukanlah keluar. Sebaliknya, Haruchiyo maupun Rindou sama-sama memutuskan untuk tinggal di asrama saja, sebab kemalasan memenangkan pikiran mereka untuk tidak berdesak-desakan bersama tumpukan gumpalan putih di jalanan sempit.
Juga satu alasan lagi, bisa gawat jika seseorang memergoki kencan mereka(Rindou dan Haruchiyo baru saja mengecek banyak postingan di ponsel mereka, dan ada Ran yang sedang kencan di taman hiburan atau apalah itu, kak Izana bersama Kakucho, jangan lupakan Kokonoi yang masih harus disegel mulutnya dan Seishu sedang double date dengan Keisuke dan Matsuno, bahkan bos Manjiro saja juga memposting foto yang menunjukkan kencan di luar). Jadi tentu saja bisa gawat jika mereka berada di luar, dan bertemu salah satu dari mereka.
Lagipula di asrama itu menyenangkan, itu kata Haruchiyo. Kita bisa tidur sambil makan kue atau menonton film bersama tanpa kedinginan, itu kata Rindou. Dan terima kasih kepala sekolah, akhirnya pemanas asrama nyala, itu kata keduanya. Singkatnya, asrama adalah surga sesungguhnya! Itu kata dua kucing pemalas yang pertama kalinya memuji asrama, karena fasilitasnya baru diperbarui.
"Oh lihat Haru! Saljunya indah sekali." Rindou memperhatikan pemandangan yang penuh bintik-bintik putih turun membentuk tumpukan yang menyelimuti segalanya dari balik jendela. Ia menggigit puddingnya, rasa manis yang lezat sangat memanjakan lidahnya.
Haruchiyo mengikuti tatapan kagum kekasihnya. Ia juga berseru kagum melihat tumpukan salju dan pernak-pernik natal berdesakkan dimana-mana. "Yah, beruntung kita tidak keluar."
Rindou mengangguk setuju. Menyandarkan punggungnya di bahu kekasihnya, serta mengeratkan selimut besar yang menutupi tubuh keduanya. Ia menaruh garpu di meja dan fokus menatap kekasihnya. "Kalau tidak, kita mungkin sudah menjadi patung salju. Belum lagi, jika kita tiba-tiba bertemu aniki, 100% benar-benar menjadi patung salju. "
Haruchiyo tertawa dan mengangguk. "Benar sekali."
Keduanya saling melempar tawa untuk waktu yang cukup lama. Ketika mereda, dua pasang mata kembali bercumbu, lalu keduanya mendadak membisu dan hanya berbalas perasaan dengan senyuman di ranum.
Tak ada pohon natal, tak ada kaos kaki natal, tak ada hiasan-hiasan natal. Hanya ada kue dan pudding, selimut besar yang menutupi tubuh keduanya, pemanas asrama yang akhirnya menyala, film komedi yang diputar di ponsel, serta genggaman tangan yang dipererat dari waktu ke waktu. Ini terlalu sederhana, namun bagi Haruchiyo maupun Rindou sudah merasa cukup hanya dengan kehadiran masing-masing.
Sebab hanya dengan Haruchiyo, Rindou sudah merasa utuh sepenuhnya. Dan hanya dengan Rindou, Haruchiyo sudah merasa lengkap sepenuhnya.
Rindou menarik sudut bibirnya terlalu lebar, kebahagiaan seolah menghantam jantungnya yang bertalu-talu begitu keras. "Meri Kurisumasu, Haru."
Haruchiyo membalas dengan senyum paling lebar yang pernah ia berikan. Seolah-olah dadanya sekarang ditumpuk kebahagiaan yang tak ada habisnya, mengirim degup jantungnya yang berdetak terlalu cepat. "Meri Kurisumasu, Rin-chan."
Dua belah bibir menempel erat, saling mengirimkan setumpuk perasaan yang perlahan-lahan menguap menjadi udara manis di sekitar.
Tak ada yang perlu dikhawatirkan, sebab malam ini hanya ada mereka berdua, dan kamar asrama yang menjadi saksi bisu kegiatan mereka selanjutnya.
Salju menetes, menyamarkan kegiatan sepasang kekasih untuk hanya bisa dinikmati oleh mereka sendiri.
Ho-ho!
Meri Kurisumasu!
~Fin
-----
Saya menulis ini secara terburu-buru, sedikit mengantuk-ngantuk karena efek obat. Akan direvisi besar-besaran setelah saya sembuh, dan mungkin bakal merubah banyak hal. Semoga kalian masih tetap menikmatinya, saya harap. Terima kasih banyak yang sudah mau membacanya!
KAMU SEDANG MEMBACA
Christmas || sanrin✔
أدب الهواةHanya tentang Haruchiyo, Rindou, dan malam natal mereka di kamar asrama. --- Sebelumnya, Tokyo Revengers punya Ken Wakui. Saya cuma meminjam karakternya sebagai hiburan semata. Cover © Nikishima Kumiko Christmas Project © Fragment Project, 2021 War...