Prolog

104 24 94
                                    

"Baskara. Can I?" Telunjuk Acha turun menelusuri hidung lancip Galen yang menjadi salah satu bagian wajah favoritnya dari laki-laki itu.

Napas Galen memberat beriring dengan kelopak matanya yang masih setia terpejam. "Apa pun." Lalu, ia membuka mata.

Hingga kini kedua iris itu saling menatap disertai desir pada aliran darah dan detak jantung yang berdentum cepat. Walau netra tajam menghunusnya, Acha tidak berniat memberhentikan diri yang sedang menyelam jauh ke dalam iris indah tersebut.

Galen terlalu candu bagi dirinya.

Galen menangkap jemari Acha yang berada di hidungnya tanpa memutuskan kontak mata mereka. "Silahkan lakukan apa pun, cause I'm yours, Ashana."

🌞🌞🌞

HAAAI!
APA KABAR KALIAN?

TIM PEMBACA BARU ATAU PEMBACA LAMA?

Aku kembali dengan bawa suasana baru! Kalau Evanescence dipenuhi suasana 'gelap', di sini enggak lagi~

Yaaa walaupun masih ada 'gelap'nya tapi enggak sebanyak yang di sana HAHAHA

Btw, aku mau jelasin buat yang pembaca lama.
Di Baskara Senja yang pakai cast cuma Galen, ya.

Buat tokoh lain itu terserah kalian aja ^^

Selera tokoh utama laki-laki ku enggak berubah, btw. Bakal tetap aku jadiin laki-laki yang bikin standar kalian semakin tinggi! LOL

Aku enggak suka tipe yang brengsek soalnya akskakska

EITSS! Tapi dengan karakter yang berbeda, dong , pastinya.

Tertarik mau baca? Tolong sertakan jejak kalian, ya! Vote nya itu loh~ kalau mau nambah pakai komen juga lebih bagus~

Okay see u!

Baskara SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang