Memang benar, tidak ada yang kebetulan di dunia ini.
Semua telah digariskan dalam buku takdir.
Dan tentunya, setiap kejadian itu mempunyai maksud yang tersembunyi.
-Baskara Senja-HAPPY READING, PEEPS!
🌞🌞🌞
Galen meringis saat mendengar suara nyaring yang membuat telinganya sedikit berdengung.
Gadis yang sedang terduduk itulah penyebabnya.
Karena terkejut dengan wajah Galen yang terlalu dekat, menjadikan tubuh Acha tidak seimbang dan akhirnya terduduk sedikit ke belakang.
Wajah gadis itu terlihat syok menatap sosok laki-laki berjaket kulit di depannya, ia semakin mendekap Kiko yang tidak terlihat terusik. Kucing kecil itu malah mendengkur di pelukan Acha.
Di sisi lain, Galen menatap Acha dari atas sampai bawah berusaha mengecek keadaan gadis itu tanpa harus menyentuhnya.
Alis kiri Acha terangkat, merasa risih dan juga malu karena ditatap sedemikian intens oleh seorang laki-laki. "Heh! Jangan natap cewek sembarangan, dong! Jaga sikap lo!" tegur Acha ngegas.
Merasa tidak ada yang sakit pada tubuhnya, Acha lebih memilih berdiri agar laki-laki tampan tersebut cepat pergi.
Galen tidak mengindahkan ucapan Acha. Sambil ikutan berdiri, tatapan matanya beralih ke kaki sang gadis yang kotor karena tidak memakai sepatu atau pun sandal.
Entah kenapa, Galen menjadi merasa hatinya tergerak untuk melepaskan sepatu yang melekat di kedua kakinya.
Pergerakan Galen tentu saja tidak luput dari perhatian Acha. "Kenapa enggak jawab? Lo bisu, ya?"
Percayalah, Acha sama sekali tidak berniat menyinggung laki-laki tersebut. Ia benar-benar bertanya dari hati paling dalam.
Setelah selesai melepaskan sepatu, Galen berjalan beberapa langkah lebih dekat yang seketika membuat Acha menjadi mundur dengan tatapan waspada.
"HEH! DIEM DI SITU!" pekik gadis itu nyaring, detak jantung Acha sepertinya tidak diizinkan untuk berdetak dengan tenang hari ini.
Galen berdecak, Acha yang selalu mundur tiap ia melangkah maju membuatnya menjadi sedikit kesal. "Kaki." Suara berat Galen terdengar.
Gadis itu menghentikan langkah mundurnya. Ekspresi bingung sangat kentara pada wajah Acha. "Eh? Lo enggak bisu ternyata?"
Astaga.
Seraya menggelengkan kepalanya jengah, Galen kembali melangkah lebih lebar hingga ia bisa berada tepat di depan Acha.
Seketika gadis tomboy tersebut dilanda kegugupan, ia meneguk salivanya dengan susah payah.
Aroma mint masuk ke indra penciumannya saat berdekatan dengan laki-laki itu.
Ia tidak bisa berkutik saat Galen kembali berjongkok. Dalam diam Acha memperhatikan apa yang sedang dia perbuat.
"Angkat kaki."
Mulut Acha sedikit menganga.
Apakah laki-laki ini tidak menguasai bahasa Indonesia? Kenapa omongannya sedari tadi irit sekali?
KAMU SEDANG MEMBACA
Baskara Senja
Teen FictionSPIN OFF EVANESCENCE Bisa dibaca secara terpisah, ya. Tapi kalau kalian mau paham lebih detail lagi bisa mampir dulu ke Evanescence. ••• "Layaknya sang baskara pada cakrawala senja. Walau terlalu cepat berlalu, ia akan tetap kembali, bukan?" -Ashan...