"Kalian juga ada di sini?" tanya pemuda Yoo setelah membuka pintu kelas 12 IPS 3.
"Kenapa Min?" tanya Sujin.
"Bentar, gue balik ke kelas dulu ngasih tau Doyoung. Lo semua tetep di sini, jangan ada yang keluar!" kali ini Kangmin yang memerintah seperti Bu Yoona sebelumnya.
Sepeninggal Kangmin anak-anak kelas malah jadi semakin bingung. Sementara itu Jiheon yang merasa terganggu mulai menginterupsi, "Seeun mending lo lanjut aja catetannya," kata Jiheon tidak peduli dengan apa yang terjadi.
Tidak mau berdebat dengan Jiheon disaat seperti ini, Seeun kembali melanjutkan tugasnya mencatat. Tapi tidak lama kemudian Doyoung muncul bersama Kangmin.
"Gue langsung keintinya aja, semua orang ilang," kata Doyoung tanpa berbasa-basi, tidak perlu dijelaskan bagaimana reaksi tekejut sekaligus bingung anak 12 IPS 3 setelah mendengar perkataan si mantan ketua OSIS. "Gue gak tau mereka semua kemana," lanjutnya lagi.
"Gue sama Kangmin udah keliling meriksa tiap kelas dan gak ada siapapun, cuma kelas lo dan kelas gue. Terakhir gue coba nerobos ke ruang guru, tapi gak ada siapa-siapa. Akhirnya gue periksa CCTV ke ruang kepala sekolah dan cuma ada anak kelas lo dan kelas gue MIPA 1," jelas Doyoung panjang.
"Lo bohong kan?" tanya Seeun datar. Gadis itu hanya tidak bisa menerima apa yang dijelaskan Doyoung.
"Gue bohong?" ulang Doyoung. "Buat apa? Gue juga gak ngerti sebenernya kita kenapa, tapi yang gue bilang itu kenyataannya. Lo bisa periksa sendiri kalo gak percaya," kata Doyoung.
Seketika itu juga beberapa anak keluar kelas untuk membuktikan perkataan Doyoung. Dan hasilnya pemuda itu tidak berbohong. Mereka sudah mengelilingi sepenjuru sekolah tapi tidak menemukan orang lain selain mereka, bahkan barang-barang milik anak kelas lain seperti tas dan buku masih terletak rapih di tiap kursi dan meja.
...
"Jadi menurut lo sekarang kita harus gimana?" tanya Dana salah satu anak MIPA 1.
"Sekarang tunggu dulu aja di kelas masing-masing, siapa tau mereka cuma pergi sebentar dan akan balik lagi. Kalo ternyata mereka ga balik-balik lagi baru deh kita pulang ke rumah masing-masing," jawab Doyoung terdengar lemas.
"Kalo mereka pergi kenapa kita ga ada yang sadar?" kali ini Jiheon yang bertanya. Jiheon dan Doyoung memang tidak pernah akur sejak Doyoung mengaku menyukai gadis itu, lalu malah menjadi saingannya sebagai calon ketua OSIS.
"Bener, gue, Prince sama Taesung sempet ke kantin bahkan ke toilet di lantai satu tapi gak nemu siapa-siapa di sekolah ini," sahut Intak, kedua temannya yang disebut-sebut menganggukkan kepala membenarkan ucapan Intak.
"Oh iya bener, gue juga sempet ke toilet lantai ini. Lantai tiga cuma punya satu toilet laki-laki, logikanya di lantai ini ada 16 kelas. Dan gue gak papasan sama siapapun, suasana sekolah pokoknya sepi banget tapi gue cuma mikir mungkin anak kelas lain lagi banyak tugas." Kali ini Kairi, perwakilan dari kelas MIPA 1 yang memberikan kesaksiannya.
"Jadi balik lagi ke pertanyaan gue, kenapa kita gak ada yang sadar mereka pergi?" tanya Jiheon sekali lagi.
"Lo sendiri punya pendapat tentang kenapa cuma ada anak kelas lo dan kelas gue di sekolah ini?" tanya Doyoung balik, emosinya mulai naik.
"Karena mereka gak pernah pergi," sahut Sungwon yang tiba-tiba muncul entah dari mana. Kemudian pemuda itu menunjukkan ponselnya pada Doyoung.
"Gue dari ruang kepala sekolah meriksa rekaman CCTV beberapa menit sebelumnya, tapi dari awal semua ruang kelas udah kosong dan gak ada rekaman lain," jelas Sungwon. Lalu Doyoung menyerahkan ponsel Sungwon pada yang lain, agar mereka dapat memeriksa juga rekaman CCTV yang Sungwon salin ke ponselnya, pemuda itu tidak berbohong tentang yang dijelaskannya.
"Berarti kita gak perlu nunggu di sini? gimana kalo pulang aja, pasti orang-orang di rumah kita gak ikut ilang kan?" saran Jinha yang mulai panik.
"Bener mending kita pulang, sekolah sebesar ini cuma ada kita suasananya gak enak banget," ujar Dajeong takut-takut.
"Ya udah semuanya pulang," final Doyoung, pemuda itu sendiri tidak tahu harus apa jika sudah seperti ini.
Seeun yang paling cepat mengemas barang-barangnya lalu buru-buru ke gerbang dua sekolah. Entah lah gadis itu hanya takut saja. Tetapi setelah melewati gerbang kedua, pemandangan yang menyambutnya bukan gerbang utama yang tiap hari dilewatinya, melainkan pepohonan yang lebat.
"Anjing apa-apaan," umpat Doah yang tiba tidak lama setelah Seeun. Kemudian yang lain pun tiba juga, tapi seperti tanpa merasa aneh beberapa anak memilih melewati hutan yang tiba-tiba muncul itu untuk pulang.
Sebenarnya Doah ingin ikut bersama rombongan Keum yang sudah pergi terlebih dahulu, tapi gadis itu harus menunggu Wooyeon yang masih di toilet.
"Seeun gak pulang?" tanya si Woojin OSIS.
Doah yang tidak sengaja mendengar pemuda itu langsung berubah moodnya.
"Gue takut, ini aneh pasti terjadi sesuatu sama kita, kenapa tiba-tiba ada hutan?" ujar Seeun yang larut dalam pikiran negatifnya.
Yang lain pun mulai muncul dan bertanya-tanya tentang gerbang yang menghilang dan hutan yang tiba-tiba muncul. Keadaan menjadi semakin ricuh setelah Yujin dan Yuna menunjukkan batang hidungnya dengan beberapa anak yang lain, lalu mengatakan bahwa tidak ada apapun di belakang gedung sekolah selain tembok tinggi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Home | 03line ✔
FanfictionSekolah adalah rumah kedua. Sial, istilah itu jadi kenyataan untuk mereka. Setelah semua orang di sekolah menghilang secara misterius menyisakan anak-anak kelas 12 IPS 3 dan 12 MIPA 1, mereka terpaksa tinggal di sekolah tempat yang tiba-tiba sangat...