"Hei Naruto! Mau kemana kau? Kita kan harus belajar bersama."
Sakura mencekal pergelangan tangan si pemuda pirang mana kala mereka berpapasan di halaman depan.
Bukannya mendapati pemuda itu siap sedia di kamarnya dengan setumpuk buku, justru Sakura mendapati kini Naruto tengah bersiap akan pergi dengan tas ransel serta gitar akustiknya.
"Tidak bisa, aku ada urusan mendadak. Lebih baik kau pulang kembali saja atau tidak, menunggu sampai ibuku pulang dan berbohonglah pada nya bahwa aku sudah belajar dengan mu." Jawabnya enteng sambil melepas cekalan tangan Sakura pada pergelangan tangannya.
Gadis ini menggeleng tak habis pikir dengan pemuda didepannya ini. Apa dia sudah gila?
"Aku jauh-jauh kemari untuk belajar bersama bukannya untuk berbohong pada orang tua mu." Jawab Sakura sambil menatap tajam lawan bicaranya, berharap hal itu dapat membuat Naruto goyah atau setidaknya membuatnya mengurungkan niatan untuk pergi.
"Ayolah, berbohong sedikit demi kebaikan tidak akan menambah dosa mu! Jadi bantulah aku dengan wajah manis mu itu dan tipu lah mereka semampu yang kau bisa. Aku harus mengurus sesuatu yang lebih penting dari sekedar belajar." Jawabnya sambil memutar bola mata bosan, mulai jengah dengan gadis yang berada dihadapannya ini.
Gadis merah muda itu tengah menatap nya tajam tanpa ada niatan mengiyakan atau sekedar memberi respon.
"Lagipula tak mengajariku sehari saja tak akan membuatmu rugi kan? Kau tetap menerima bayaran itu kan?" Tanya nya lagi yang sukses membuat Sakura membelalakan iris emeraldnya, tak terima bahwa Naruto menganggapnya pamrih atau semacamnya.
"Hei! Dengar ya! Aku mengajarimu tanpa menerima uang sepeserpun tau!" Jawabnya angkuh sambil melipat kedua tangannya didepan dada.
"Oh ya? Berarti kau ini bodoh sekali Nona Haruno! Rela datang jauh-jauh kemari menghabiskan ongkos hanya demi aku? Pergilah dan minta ongkos mu balik pada orang-orang yang ku panggil ayah dan ibu itu." Jawabnya sarkas sambil berlalu.
Ucapannya membuat Sakura kembali membelalakan matanya.
Apa baru saja ia dihina?
'Bodoh' katanya?
Namikaze itu benar-benar menyebalkan!
"Hei! Akan ku laporkan pada ibu mu nanti!" Teriaknya sambil mengepalkan tangan di udara, namun percuma, pasalnya sang Namikaze muda itu tak menggubrisnya sama sekali dan tetap melenggang pergi.
.
.
.
.
"Akhirnya kau sadar juga, apa sekarang sudah baikan?"
Kiba melangkah maju menghampiri sang pemuda Nara yang masih tergeletak tak berdaya diatas ranjang putih rumah sakit.
Semerbak bau obat mulai menghinggapi hidung serta efek anestesi yang masih dirasa oleh pemuda dengan kuncir tinggi nya itu, bukti bahwa tempat ini memang lah rumah sakit.
"Ya begitulah, aku kan baik-baik saja." Jawabnya acuh membuat pemuda dengan surai kecoklatan di sana mendecih tak suka.
"Sombong sekali pemuda ini, padahal siapa yang kemarin hampir mati kehabisan darah sambil ditangisi oleh seorang gadis baik hati?" Sindirnya membuat Shikamaru memutar bola mata bosan.
Ayolah, ia tidak buta untuk melihat betapa terpukul nya gadis pirang yang menangis tersedu-sedu disampingnya hingga ia sampai dirumah sakit dan mendapat perawatan dan itu cukup merepotkan baginya, untuk seorang Shikamaru Nara, ia amat sangat membenci hal yang berhubungan dengan hutang budi.

KAMU SEDANG MEMBACA
OUR SECRET (Narusaku)
FanfictionHaruno Sakura gadis berprestasi di sekolahnya dimintai tolong untuk menjadi guru les privat pemuda bernama Namikaze Naruto sang berandalan sekolah yang punya segudang Rahasia. Rahasia apa? ⚠️Versi Revisi dari FFn⚠️ start from 16 May 2019-