Hujan turun membasahi bumi. Aku duduk termangu menatap jendela besar dihadapanku menunggu seseorang dengan segelas capuccino latte.
Cling clung
Handphone ku berdering. Terpamapang tulisan Deril disana.
"Haloo sayang" sapaku membuka obrolan.
"Halo juga sayang, aku menelpon untuk memberi tahumu bahwa aku akan sedikit terlambat datang karna disini hujan deras dan aku terjebak macet parah, can you forgive me for that??" katanya panjang lebar.
"Of course beib. I'll waiting for you. See you later. Jawabku lalu memutus obrolan kami.
Deril adalah tunanganku. Aku sudah mengenalnya sejak kami duduk dibangku SD, tapi baru benar-benar dekat di kelas 12 SMA dan saat itu pula aku menyukainya.
Hh iya aku jadi teringat masa-masa aku menyukainya. Sangat sulit dan penuh dengan rintangan. Pikiranku pun mulai melayang pergi dari tubuhku kembali ke masa itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Home!!
Teen FictionKarena cinta selalu tau dimana rumahnya, meskipun ia telah tersesat jauh, ia akan selalu tau jalan kembali ke hati yang tepat.