Deril POV
Anitaa.... Anitaa... Anitaaa. Kenapa hanya nama itu yang sejak tadi berkelebat di benakku. Aku berdecih kesal mengutuk diriku sendiri yang segampang itu luruh dengan sosok itu. Yaa!! Dia berhasil.. Dia berhasil meruntuhkan pertahananku selama ini untuk tidak mencintai perempuan lain selain ibu dan adik perempuanku.
"Arrghh menyebalkan" erangku frustasi.
Aku belum siap untuk sakit hati lagi seperti dulu. Aku masih trauma dengan kata 'cinta'. Mendengarnya saja sudah membuat aku bergidik ngeri, dan sekarang aku mulai merasakannya lagi. Aku menggosok wajah ku frustasi lalu melempar badanku di atas kasur.
"Deril!! Boleh mama masuk?" tanya mama dari luar.
"Tentu maa!!" seru ku
"Kamu kenapa sayang? Kok akhir-akhir ini jadi sering ngedumel sendiri? Makan kamu juga jadi sedikit, kamu ada masalah??" tanya mama khawatir, seraya duduk di punggir kasurku.
"Mama tidak perlu khawatir, Deril gapapa kok ma." jawabku sambil memaksakan seulas senyuman.
"Tidak perlu berbohong begitu!! Kamu pikir mama ini orang asing yang dengan mudah kamu bohongi dengan akting kamu? Mama ini sudah sangat kenal kamu, kamu nggak mau cerita sama mama??" tanya mama.
"Nggak gitu maa, Deril cuma nggak mau mama tambah pusing karna masalah Deril itu aja kok." kataku sambil memeluk mama.
Mungkin banyak orang bilang aku ini anak mama yang manjanya minta ampun, tapi sebenarnya aku cuma ingin melindungi mama, aku sangat sayang pada mama dan tidak mau terjadi apa-apa sama mamaku.
"Kata siapa mama akan makin pusing?? Masalah anak seusia kamu itu paling ya kalo nggak temen ya pacar, ya kann??" ucap mama sambil menyeringai jahil.
"Ahh mama ini jadi gini ma..."
Kanya POV
"Begitu maa.. Deril bingung sekarang ini!!" begitulah putra sulungku ini merancau.
Dia memang sedang di landa galau kelas berat, dan tingkat dewa hanya gara-gara dia jatuh cinta pada seorang gadis. Kenangan pahit membuat dia benar-benar menyangkal bahwa dia sedang jatuh cinta. Aku hanya bisa tersenyum sambil merangkul pundaknya. Anakku memang sudah ku ijinkan pacaran, tapi aku rasa dia punya masalah yang akhirnya membuat dia tidak lagi mau mencintai wanita selain aku dan Tania si bungsu. Dan benar sudah setengah jam ia bercerita panjang lebar tentang ia dan mantanya, Tiara. Aku tahu gadis itu waktu Deril menunjukan foto mereka dengan antusias padaku. Tapi aku tidak pernah tahu kalau mereka tiba-tiba putus tanpa alasan yang jelas dari Tiara dan menimbulkan trauma mendalam di hati anak sulungku ini.
"Yahh.. Masalah memang selalu ada kamu pun mengalami masalah kan? Tapi menurut mama tidak ada gunanya juga kamu terus berlarut-larut dalam kesedihan dan ketakutanmu." ujarku lembut sambil menepuk pelan pundak putraku.
"Tapi ma, Deril benar-benar takut itu akan terjadi lagi." rengeknya.
"Tidak semua wanita seperti itu. Seperti... Siapa nama gadismu itu?" tanyaku.
"Anita?"
"Ahh iya Anita, yang mama lihat dari ceritamu dia gadis yang baik juga terlihat sangat perhatian padamu. Meskipun tidak menjamin dia punya perasaan yang sama, tapi kalau kamu memang yakin padanya tidak ada salahnya mecoba mendekati dia." ucapku seraya menyeringai menggoda.
"Ahh ya sudahlah nanti Deril pikirkan lagi." katanya salah tingkah.
"Hahaha.. Aduuhh anak mama jatuh cinta!!" godaku lalu berlari meninggalkan kamar anakku.
"MAMAAA!!"
Anita POV
Aku menatap Deril yang sedari tadi sibuk melamun di ujung ruangan gereja. Ya, bukan hanya sekelas kami juga satu gereja. Aku dan dia tergabung dalam panitia pengurus ibadah, seksi musik. Hari ini memang bukan hari minggu tapi hari ini adalah jadwal kami tim musik untuk berlatih. Hari jumat siang sampai nanti malam ruang kebaktian pemuda remaja ini akan dipakai untuk vocal class, latihan untuk ibadah, dan music class. Biasanya Deril pasti sedang asyik dengan gitarnya sambil bercanda dengan kami tapi hari ini dia tampak berbeda. Ada kesedihan yang tak pernah ku lihat dari sorot matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Home!!
Teen FictionKarena cinta selalu tau dimana rumahnya, meskipun ia telah tersesat jauh, ia akan selalu tau jalan kembali ke hati yang tepat.