Deril POV
Aku melangkah gontai di koridor menuju kelas. Badanku masih sangat lemas setelah pingsan tadi. Aku tidak menyangka akan pingsan seperti tadi, apalagi di depan seorang perempuan. Selama ini aku tidak pernah suka terlihat lemah di depan teman-temanku, lebih lagi di depan teman perempuan. Aku berhenti sebentar sambil menyandarkan badanku pada sebuah pilar. Ku hirup oksigen sebanyak-banyaknya sambil mengedarkan pandangan. Tiba-tiba manikku menangkap sosok yang ku cari-cari sejak tadi. Anita...
"Ngapain loe disini?" tanyaku santai setelah berjalan mendekatinya yang tengah duduk di bangku taman belakang sekolah.
"Ahh... Eh... Loe ngaggetin gue aja.. Kok loe ada disini? Bukannya loe harus istirahat di UKS?" katanya sambil bergeser memberi ku ruang untuk duduk di sampingnya.
"Kok loe malah nanya balik sihh?? Kan tadi gue yang tanya, loe ngapain disini??" tanyaku sambil duduk disisinya.
"Ohh.. Euum.. Tidak ada... Cuma duduk-duduk aja sambil ngelamun." katanya dengan senyum manis pada bibirnya.
"Jangan telalu banyak ngelamun, cewek cantik macam loe nggak baik ngelamun sendirian di taman sesepi ini. Ntar banyak setan yang naksir lagi." kataku seraya terkekeh.
"Apa'an sih loe!! Nyebelin banget.." katanya sambil mengerucutkan bibirnya, meski tak bisa menutupi rona merah di pipi chubby nya.
"Soal gue pingsan tadi, siapa aja yang tau?" tanyaku serius.
"Euum... Hanya aku dan beberapa pekarya, kenapa??" jawabannya membuatku bernafas lega.
"Tolong jangan beritahu siapa pun tentang ini!! Aku tidak ingin terlihat lemah di hadapan teman-teman." pintaku dengan menatap langsung pada onix hitam miliknya.
"Cowok itu emang gengsinya gede yah.. Tapi okelahh gue nggak akan ngasi tau siapa pun soal ini." jawabnya enteng.
"Udah semudah itu?? Loe gak minta balesan apa pun dari gue?? Wooww gue kira loe kayak cewek-cewek lainnya selalu minta imbalan." jawabku sambil merubah posisi dudukku mengahadap ke arahnya.
"Enak aja!! Gue selalu di ajarin nyokap gue buat ngebantu orang dengan tulus, tapi kalo loe mau ngasi imbalan juga bakal gue terima dengan iklas kok.." katanya sambil menyeringai jail ke arahku.
"Dasarr loe.." kataku sambil mengacak gemas rambutnya lalu beranjak pergi.
Ada perasaan aneh saat duduk bersebelahan dengannya tadi. Ada rasa senang, gugup entahlah sangat aneh.... Terlebih saat melihat senyum manisnya yang selalu di temani sepasang lesung pipi di sisi kanan dan kiri pipinya, semakin membuat dia tampak semakin menawan.
Apa aku...
Anita POV
Aku masih terdiam di kursi taman. Sentuhan tangannya masih terasa di kepalaku. Aku benar-benar tidak menyangka dia bisa mengacak-acak rambutku seperti tadi. Aku kira kejadian seperti itu hanya ada di sinetron-sinetron atau di novel-novel yang ku baca saja. Selama ini aku menganggap penggambaran perasaan sang tokoh di saat seperti itu terlalu berlebihan, dan norak. Tapi sekarang aku merasakannya sendiri, rasanya sangat senang dan gembira. Senyum tipis menyertai langkahku yang mulai meninggalkan taman. Masih terus terbayang bagaimana dia memperlakukan ku tadi. Bel tanda istirahat berdering membuyarkan lamunanku. Aku melangkah dengan perasaan gembira luar biasa, dengan semangat yang belum pernah ku rasakan sebelumnya.
"wuidiiih ada yang senyumnya nggak ilang-ilang nihh... Loe habis di apain sama Deril sampe senyum loe tahan lama gitu? padahal biasanya loe kan paling demen tuh ngomel-ngomel sampe gue budek."seru Rista seraya menyuapkan nasi ke dalam mulutnya.
"Apa'an sih loe!! Yang pasti gue lagi seneng pake banget... Ehh ngomong-ngomong Bu Nidya nggak marah kan pelajaran fisikanya gue tinggal?" tanyaku masih berusaha menyembunyikan senyumku.
"ohh iya... Gila loe kemana aja selama ni pelajaran? Habis gue tinggal berduaan sama Deril, terus loe ngilang kayak saiton.." tanyanya sambil duduk menghadapku.
"saiton?? Apa'an tuh saiton? baru denger gue." kataku sambil juga membuka kotak makan yang ku bawa dari rumah.
"setan pe'a... 11 taun jadi sahabat gue kagak pinter-pinter ya loe. Cepetan jawab pertanyaan gue tadi." desaknya seraya menoyor kepalaku.
"ya ampun bisa nggak sihh sekali aja bahasa loe nggak usah yang aneh-aneh! gue..." kalimatku terhenti, teringat kembali kata-kata Deril di taman tadi.
"Tolong jangan beritahu siapa pun tentang ini!! Aku tidak ingin terlihat lemah di hadapan teman-teman."
Aku tidak ingin mengingkari janjiku pada Deril karna memberi tau kejadian tadi pada Rista.
"euumm.... Tadi gue ada keperluan mendadak. Perut gue sakit banget tadi jadi gue mesti ke UKS buat istirahat."jawabku berbohong, sorry Rista..
"ooow.. Bu Nidya nggak nyadar sih loe nggak ada soalnya tas loe gue taroh di bawah meja gue, jadi di kira loe nggak masuk kali." jawabnya sambil terkikik geli.
"thank you yaa... Udan nyelametin gue!! Gue nggak tau deh bakal jadi tempe penyet ato jadi bubur ayam kalo gue ketauan bolos kelas." seru ku seraya memeluknya erat-erat.
"iyaa...Iyaa.. Lain kali kalo mau bolos kelas ajak-ajak gue dong.. hahahahaha" jawabnya seraya balik memelukku.
Author POV
Gadis itu melangkahkan kaki jenjangnya ke arah parkiran sekolah yang tampak sudah sepi. Dia memasuki mobilnya dengan muka ditekuk. Bukan karna apa-apa tapi karna sahabatnya Rista mengingkari janji untuk membeli buku bersama dan memilih pergi bersama Revan mantannya tadi pagi. Maklum bari tadi pagi mereka putus.
"Dia mau kasih penjelasan gitu, Nit. Ayolahh Nit, pleaseeee." katanya sambil memasang wajah memelas.
Anita hanya bisa mendengus kesal sambil mengangguk pasrah. Jujur saja dia kesal karna kegiatan yang paling dia sukai bersama dengan sahabatnya itu harus gagal. Maklum mereka berdua memang penggila buku. Di sebrang mobil jazz Anita tampak motor ninja milik Deril sedang bersiap-siap melesat meninggalkan sekolah. Mereka tidak menyadari keberadaan satu sama lain, namun sama-sama merasakan perasaan kacau. Bahagia, lelah, dan beragam perasaan lain yang hanya mereka masing-masing dan Tuhan yang tahu. Sama-sama melesat meninggalkan sekolah pulang ke rumah tercinta untuk beristirahat tanpa tahu bahwa satu sama lain saling memikirkan dalam perjalanan bahkan dalam waktu istirahat mereka, menjadi bunga tidur saat mengakhiri hari mereka yang panjang.
Haiii... Haiiii....
Maaf yaa chap kali ini rada aneh terus updatenya juga lama. Habis kena writer's block nihh hehehe *nyengir kuda*
Ohh ya jangan lupa vote+comment nya yaa.. Comment kalian bakalan jadi penyemangat + eval buat aku. See yaa on next part!! *meringis*
KAMU SEDANG MEMBACA
Home!!
Teen FictionKarena cinta selalu tau dimana rumahnya, meskipun ia telah tersesat jauh, ia akan selalu tau jalan kembali ke hati yang tepat.