3

4.7K 1.4K 1K
                                    

Daehwi mendecih melihat tiga berandal di dekat gang yang tak lain adalah temannya sendiri. Geram sekali mendengar suara mesin motor mereka, keras dan menganggu. Kalau hanya memanaskan motor sih tidak masalah, tapi kalau sengaja di brmmm brmmm-in di jalan Daehwi paling tidak suka. Memangnya mereka pikir itu jalan punya kakek nenek mereka?

"Gue sumpahin tuh motor nyebur kali biar gak bisa bunyi lagi," gumamnya kemudian, tapi tidak pergi karena penasaran apa yang mereka bertiga lakukan disana.

"Lo mau ngopi? Si Sungchan ngajakin nih," ajak Junseo seraya menyodorkan ponselnya. "Gue suntuk banget jalan-jalan gini doang, kayak orang hilang. Lo gak bosen apa?"

"Gak," jawab Daehwi datar. "Kalau lo mau kesana lo sendiri aja, gue lagi gak mood ketemu banyak orang."

Bukannya tidak mood, sih... Daehwi ada janji dengan Guanlin. Katanya Guanlin ingin memberi tahu sesuatu perihal rahasia lama milik beberapa temannya yang sangat disembunyikan. Bukannya ingin mengurusi hidup orang lain, tapi masalahnya itu orang yang punya rahasia membahayakan teman-teman yang lain. Memangnya tidak kepikiran? Tentu saja kepikiran, membuat beban pikiran bertambah saja.

"Btw, lo lagi ada masalah sama Mashiho?" Tanya Junseo.

Daehwi mendengus. "Lo tau kan kalau gue benci banget kalau bahas keluarga? Si Mashiho bahas keluarga gue, ngebandingin keluarga dia sama keluarga gue yang berbanding terbalik. Lo tau sendiri kalau keluarga gue gak sekaya dulu."

"Oh, iya juga. Tapi agak aneh gak sih? Kok Jerome Jerome itu mau aja ya main sama dia?"

"Dia ketipu sama Mashiho, baik dari mana, cih."

Sebagai orang yang merasa kasihan pada Jerome walau tidak menunjukkannya secara terang-terangan, Junseo jadi takut Jerome akan seperti Daehwi. Bukan berprasangka buruk, tapi was-was saja.

"Terus lo gak mau kasih tau si Jerome?"

Daehwi tersenyum. "Gak. Gue gak mau ngurusin masalah gak penting kayak gitu. Bukannya kita harus siap-siap, ya? Lo tau kan kalau Jaehyuk bakal nagih sesuatu yang dari awal miliknya?"















































Wonjin melambaikan tangannya dengan semangat begitu melihat Jerome datang ke cafe tempat dia bekerja. "Hai, Jerome! Mukanya sepet banget, kenapa tuh?"

Tidak jauh di dekat Wonjin, di meja salah satu cafe ada Beomgyu tengah memakan kue red velvetnya dengan lahap. Saat mendengar sapaan Wonjin, dia menggebrak meja hingga seisi cafe terkejut bukan main.

"Jerome! Sini lo! Katanya mau traktir gue! Dasar kang PHP!"

"Gue lupa, Gyu! Sorry, ya!"

"Sorry, sorry, gue udah seneng jadi badmood gara-gara lo tau!"

"Lah kok gue?!"

Dasar Beomgyu, Jerome kan jadi malu dilihatin pengunjung cafe. Mereka melihatnya seperti melihat pasangan yang sedang bertengkar karena masalah kecil.

"Ngakak banget, hahahaha!" Tawa Wonjin lalu menarik Jerome dan duduk di bangku kosong, satu meja dengan Beomgyu.

Beomgyu merajuk. "Ah, gak asik lo. Eh, tapi gak apa-apa! Gue mau pamer sesuatu ke kalian."

Cepat sekali berubahnya, begitu pikir Jerome.

Beomgyu terlihat gembira sambil menggulir layar di ponsel. Setelah itu, dia menunjukkan foto ikan cupang berwarna biru, ikan barunya.

"Bagus banget, kan?! Kenalin, namanya bala-bala. Dia jantan btw."

"Hah? Kok bala-bala?" Tanya Wonjin tidak mengerti.

LI(E)AR 2 | 01 Line (DISCONTINUED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang