4

4.5K 1.4K 853
                                    

Geonu, teman baru Jerome baik di dunia sana maupun di dunia ini tidak sengaja berpapasan dengan Jerome yang tampak lesu dan sayu. Jerome bukannya mau pingsan, kan?

"Lo kenapa?"

Buru-buru Jerome ubah ekspresi lesunya menjadi riang dan bersemangat. "Jelas gak apa-apa, dong! Gue kan anpanman! Eh, superman maksudnya."

Geonu mengangguk singkat, lanjut menarik mobil-mobilan milik adiknya yang tertinggal di taman. Mobilnya besar dan bisa ditumpangi, bahkan sekarang Geonu merasa berat dan kesulitan menarik mobilnya. Setelah melihat ke belakang, rupanya Jerome naik ke mobilnya, astaga.

"Heh, lo ngapain?!" Tanya Geonu tidak santai. "Turun woi, kalau jebol adek gue ngamuk! Badan lo berat, asli! JEROMEEE!!!"

"Tarik gue sampe pertigaan situ, dong. Lo dapet pahala karena bikin gue seneng."

"Tapi gak gini juga! Turun!"

"Gak mau wleee!"

Astaga Jerome ini, badannya bukan seperti anak kecil lagi. Geonu yang kecil dipaksa menarik Jerome yang tinggi seperti tiang, kasihan sekali.

Karena Jerome tidak mau turun, mau tak mau Geonu tarik mobilnya menuju pertigaan tak jauh di depan, sesuai keinginan Jerome. Jerome sendiri tampak senang, berseru girang seperti anak kecil. Melihat itu Geonu jadi tidak tega menyuruhnya turun lagi. Justru sudut bibirnya tertarik membentuk senyum tipis.

Sepertinya suasana hati Jerome sebelumnya sangat buruk. Jika Jerome tertawa karena dirinya, itu bagus, setidaknya Geonu membahagiakan orang lain sebelum ajal menjemput.

"Jer, lo tau gak, sih?"

"Apa?"

"Kehadiran lo bawa perubahan ke temen-temen gue."

"Kenapa? Gue gak merasa berbuat apa pun," Jerome tidak mengerti, karena dia memang belum bergerak, "tapi kalau emang bener, gue seneng. Hidup gue jadi lebih berguna dan gue bisa buktiin kalau orang kayak gue tuh bisa."

"Lo bikin Mashiho sama Sungchan main bareng lagi, lo bikin Beomgyu sama Wonjin semangat lagi, dan lo bikin yang lain yang awalnya cuek jadi penasaran sama lo."

"Buset, berasa cewek cakep aja gue," canda si Jerome. "Eh tapi, kenapa gitu? Gue kan gak ngelakuin apa-apa. Masa beneran gara-gara gue?"

Geonu mengangguk. "Iya, Jer. Asal lo tau, mereka penasaran sama asal usul lo. Mereka penasaran kenapa lo dengan mudahnya masuk ke circle kita yang lagi retak, padahal biasanya orang baru susah buat masuk ke lingkup pertemanan kita."

Hmm, Jerome jadi memikirkan Yoshi. Semua itu memang karena dirinya yang punya aura misterius (pret) atau karena Yoshi yang sudah membuat mereka seperti itu lewat kemampuannya? Ah sudahlah, Jerome sedang malas memikirkan hal berat. Lebih baik dia pulang lalu makan enak.

"Eh, gue mau nanya deh," Jerome berbisik segera, "si Jaehyuk anaknya emang gitu ya? Tukang bully, sombong, gak akhlak tapi lebih parah gue, terus dia dingin gitu orangnya. Dia dari dulu emang begitu apa gimana?"

"Si Jaehyuk mah dari dulu emang gitu anaknya, lo heran ya kenapa tuh anak bisa masuk circle?"

"Hooh."

Geonu mendekatkan diri lalu berbisik, "dominan dari kita ngerasa kasian sama dia karena gak punya temen. Asal lo tau, dia itu pinter juga, orang kayak Mashiho sama Junseo suka nyontek tugas ke dia. Temenan sama dia sama aja dapet keuntungan, orang juga gak berani mendekat karena dia suka berantem sana sini."

Kedua mata Jerome membola, terkejut mendengarnya. "Jadi lo pada gak tulus temenan sama dia?!"

"Enak aja, gue mah tulus ya," Geonu segera menyangkal, "gue temenan sama dia karena gak tega lihat dia kesepian. Kayak orang mau bundir, demi dah. Lo coba aja lihat dia pas lagi ngelamun sendirian."

LI(E)AR 2 | 01 Line (DISCONTINUED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang