Dua hari setelah Jerome bertemu dengan Jaehyuk, Jaehyuk tidak terlihat di kampus. Tidak ada satu orang pun yang tahu di mana dia. Hanya Asahi yang terakhir melihat, katanya dia sempat berpapasan dengan Jaehyuk di jalan, tapi setelah itu Jaehyuk menambah kecepatan motornya lalu menghilang di pertigaan.
Di kantin kampus hari ini, Jerome menunggu kedatangan seseorang. Loh, memangnya Jerome berkuliah? Tidak, kok. Dia menyelundup masuk. Bila ditanya, dia tinggal bilang kalau dia berasal dari universitas lain dan datang untuk bertemu temannya.
Banyak yang memperhatikan. Dari yang Jerome dengar, kebanyakan mempertanyakan siapa dia. Ada juga yang bilang kalau Jerome terlihat tidak asing, banyak yang menyetujui. Yang melihat Jerome tidak mengalihkan atensi sedikit pun darinya, mereka seperti melihat sesuatu yang tak asing tetapi sulit diingat.
"Ada perlu apa cari gue?"
Akhirnya datang juga. Jeongin si mahasiwa dari Prodi Biologi. Jerome lega karena Jeongin mau meluangkan waktu untuk bertemu dengannya. Soalnya kan Jeongin salah satu dari orang yang tidak menyukai kehadirannya.
"Gue mau minta nomor lo, boleh?"
Netra Jeongin membelalak. "Maksud lo?! Ogah!"
"Bercanda jir, gue mau bahas topik serius dan rahasia. Jadi klien gue sekali aja, ya? Ya, ya, ya?"
"Bahas apaan, sih? Sok serius amat, muka lo gak cocok jadi serius."
Jerome menepuk dadanya dengan bangga. "Oh jelas. Gue ini berjiwa komedi, gue pelawak yang paling terkenal. Anjay, kece juga gue."
"Lo buang-buang waktu."
"Eits! Nanti dulu! Oke, gue serius nih," Jerome refleks berdiri untuk mencegah Jeongin pergi, "tapi gak serius banget ya, kalau lo baper malah panjang urusannya. Gak kok, bercanda."
Jeongin heran. Kenapa ada manusia seperti Jerome? Jeongin tahu Jerome berusaha serius, tapi entah kenapa selalu saja gagal serius. Apa sebenarnya Jerome dirasuki setan? Lihat dia sekarang, tertawa tidak jelas.
"Gue cuma mau tanya soal kecelakaan yang bikin lo koma. Denger-denger, rem motor lo blong, ya?"
Jeongin tersentak. Di saat yang lain tahu kalau dia kecelakaan karena terpeleset akibat disenggol Sungchan saat hujan, kenapa Jerome tahu penyebab yang sebenarnya?
"L-lo... lo tau dari mana?" Tanya Jeongin dengan nada berbisik karena tidak mau orang lain mendengar.
"Tau dong, gue kan peramal. Mau gue ramal jodoh lo sekalian, gak?"
"Gue gak peduli omongan lo yang lain, tapi bisa rahasiain itu?" Jeongin bertanya.
"Hah?"
Seperti takut seseorang datang, Jeongin melirik ke kanan dan ke kiri lalu sedikit mencondongkan badan ke depan. "Lo tau kan kalau gue benci Sungchan? Biarin aja dia dicap sebagai temen yang suka nusuk dari belakang, siapa suruh main-main sama gue."
Loh, kok aneh? Kepala Jerome jadi berdenyut. Di benaknya ada beberapa pertanyaan. Circle macam apa ini? Kenapa banyak anggota circle yang saling membenci? Mereka ada masalah apa, sih?
"Kenapa kalian tetep temenan padahal saling benci..." kata Jerome terdengar lirih.
"Untuk dimanfaatin lah, apa lagi?"
Hati Jerome sakit. Dia tahu apa yang akan dikatakan Jeongin, tapi dia tetap merasa sakit hati karena secara tidak langsung, Jeongin mengingatkannya pada circle-nya di dunia sana yang sangat akur walau terkadang berkelahi kecil. Jerome tidak pernah menemukan circle semacam ini. Mereka tetap berteman hanya untuk saling memanfaatkan? Kenapa mereka tidak mencoba berpikir ke depan? Jika ada yang sakit hati kan bahaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LI(E)AR 2 | 01 Line (DISCONTINUED)
Misteri / Thriller❝ Kalian gak belajar dari yang udah terjadi? Gila kalian, GILA! ❞