BAGIAN 11

1.5K 131 15
                                    

Vote and comment!
Don't be a silent reader's!



♛♛♛





Bulan telah menggantikan matahari, menjadi penerang di gelapnya malam, seorang pria tampak termenung sembari menatap figura di tangan nya, menampakkan wajah sang gadis pujaan hati, rasa rindu meremat hati tak tersisa, deraian airmata menetes satu demi satu, sebenarnya ada hal lain selain rindu.

"Kemana kau bawa lari anak ku Rosé?"

Ya, Vante telah mengetahui semuanya, ternyata Namjoon lah orang suruhan Jeffrey, Namjoon terpaksa melakukan itu juga karena ia di ancam akan di laporkan pada polisi atas semua tindakan kejahatan yang ia lakukan, tak ingin membuang diri sendiri pada jurang, ia lantas melakukan semua perintah Jeffrey, awalnya Vante sangat marah namun ia hanya bisa bersabar, Namjoon adalah korban dan dia tidak sepenuhnya bisa di salahkan. Namun, satu fakta yang menyakitkan adalah saat Namjoon memberitahu bahwa Rosé tengah mengandung anak nya, Vante pun yakin akan hal itu karena setiap ia melakukan hubungan intim bersama Rosé ia selalu mengeluarkan benih nya di dalam dan tidak menutup kemungkinan jika itu memang anak nya, lagipula Namjoon memberitahu dirinya bahwa Jeffrey telah tiada dan Jeffrey belum sempat menyentuh Rosé lebih jauh, Vante juga telah diberitahu alasan mengapa Rosé melakukan hal itu, Namjoon tentu tau karena ia lah orang yang di telepon oleh Rosé lewat ponsel Vante saat selepas gadis itu melukai Vante di taman, ia menelpon Namjoon beralasan agar Namjoon secepatnya membantu Vante menuju rumah sakit, jika Rosé tidak menelpon Namjoon saat itu, mungkin saja Vante tidak akan selamat.

"Aku merindukan mu..."

"Dan anak kita."

.

.

.

.

Rose menatap pantulan dirinya di cermin, tersenyum kecil, ia menyadari ada beberapa perubahan di wajahnya, ia sudah tidak terlihat seperti gadis-gadis yang penuh binar seperti dulu, dirinya yang sekarang adalah seorang wanita beranak satu, Ibu dari Carly Park, Rosé ingat betul saat dulu ia di hina oleh orang-orang pasalnya memiliki anak diluar nikah, betapa sulitnya Rosé menjalankan hari-hari tanpa sosok seorang suami/pendamping, menjaga dan membesarkan Carly seorang diri, kini putri kecil nya sudah tumbuh besar, Rosé bangga. Dirinya yang dulu di penuhi oleh noda kejahatan, kelam nya dunia, dirinya sudah hancur sejak kecil, ia berpikir mungkin kah dirinya tidak punya masa depan lagi, namun ternyata itu salah, disini ia berdiri, dengan topangan semangat dari orang-orang terdekatnya, putrinya, bahkan Seulgi yang sudah seperti saudari nya sendiri, betapa beruntung nya Rosé, jika dulu ia mati-matian mengutuk kehidupan nya, sekarang keseharian nya di penuhi dengan rasa syukur yang teramat dalam, betapa Tuhan mencintainya, ia tak bisa membalas itu.

Rosé menatap figura di atas meja didepan cermin itu, ia mengusap wajah pria tampan yang menjadi objek nya, pria itu Vante.

"Maafkan aku, aku sangat buruk karena memisahkan Carly dari ayah nya sendiri, Seulgi benar, apa ini sudah waktunya aku meminta pertanggungjawaban mu?" Lirih Rosé

Rosé perlahan menyandarkan benda itu pada dadanya, menangis tersedu-sedu, ia sudah bukan Rosé yang dulu, Rosé yang tidak pernah lemah, Rosé yang tidak pernah menangis, kini Rosé pantas menangisi cintanya.

"Bagaimana aku bisa hidup tanpa memikirkan mu? Kau sudah terlalu jauh Vante .." Bisiknya pilu dengan suara serak.

"Mamaaaa!"

Rosé tersentak, buru-buru ia menyeka air matanya dan meletakkan figura itu di dalam laci meja di depan cermin, ia buru-buru berdiri dan memberikan senyuman terbaik, menunggu putrinya yang langkah nya terdengar semakin jelas mendekati kamar.

"Mama? "

"Ya sayang ku?"

Carly mendorong pintu perlahan, kepalanya menyembul mengintip Rosé, Rosé terkekeh geli melihat tingkah putri kecilnya itu, bergegas mengangkat tubuh Carly ke dalam gendongan nya.

"Ihh mama, kenapa Carly di gendong? Carly kan sudah besar, berat mamaaa .." Ucap Carly lalu menangkup pipi Rosé, bibir Rosé pun di monyong kan, sontak sang putri kecil tertawa tergelitik dan mengecup bibir cherry milik sang ibu.

"Ehh? Mama menangis?"

Carly melihat kedalam mata ibunya yang memerah dan berkaca-kaca. Cekatan Rosé menurunkan Carly kebawah dan menggosok matanya.

"Ahh tidak, mama kelilipan nih Carl.."

"Mama bohong! Mama kenapa? Apa Carly nakal? Maafkan Carly ya ma atau mama menangis karena Carly berat ya? Eum ya sudah besok-besok nanti Carly diet seperti bibi Seulgi biar berat badan Carly turun, ya ma? "

Rosé tertawa seketika, entah mengapa Carly sangat berpengaruh dalam hidup nya, Rosé merasa beruntung, ia membungkuk menyamakan tinggi nya dengan tubuh Carly, lantas mengusap pucuk kepala putrinya itu dengan lembut dan melempar senyuman hangat.

"Carly tidak perlu melakukan hal itu. Mama mau bertanya sama Carly.."

Carly memiringkan kepalanya sesaat sebelum akhirnya mengangguk. "Tanyakan saja mama, apa ada yang mengganggu pikiran mama?"

"Apa Carly ingin bertemu papa kandung Carly?"

Hening ..
Carly diam, ia menunduk dalam menatap ujung sepatunya, anak kecil itu menggigit bibir bawahnya.

"Tidak! Carly benci papa! Papa meninggalkan mama dan Carly, jadi Carly tidak sudi bertemu papa!!"

Rosé menggelengkan kepalanya, ia mengangkat wajah Carly agar bersitatap dengan nya, hatinya mencelos melihat kedalam iris mata putrinya yang berkaca-kaca, airmata telah membasahi pipi chubby gadis kecil itu.

"Carly tidak boleh bicara seperti itu, bagaimana pun dia itu papa nya Carly, jika bukan karena dia, Carly tidak akan ada di dunia ini.." Jelas Rosé

"Carly tidak pernah meminta untuk hadir di dunia ma, apa guna nya dia membiarkan Carly di dunia tapi dia pergi begitu saja, dia jahat ma .."

"Sayang .. ini semua salah mama, mama yang sudah memisahkan kalian.."

Carly menatap mata Rosé dalam dan lama, sebelum akhirnya ia memutus kontak mata mereka dan mendengus pelan.

"Baiklah mama, Carly akan selalu menuruti mama, apapun itu."

Carly kembali menatap lurus kearah Rosé dengan senyuman secerah mataharinya, ia menyeka air mata Rosé.

"Mama jangan menangis lagi, mama harus janji ini yang terakhir kalinya mama menangis karena saat mama menangis, kecantikan mama semakin bertambah."

Rose tertawa dan mencuil hidung Carly, anak nya itu memang bermulut manis seperti ..

Papa nya, Vante.





TBC

tinggal 1 chapter yeayy!
terimakasih sudah mau baca, di harapkan buat vote dan komen nya, i love you!

Psycho🔞 [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang