🎶
But mama I'm in love with a criminal
And this type of love isn't rational, it's physical
Mama please don't cry, I will be alright
All reason aside I just can't deny, I love the guy⭐
Jennie yang sedang duduk beristirahat setelah berolahraga itu salah fokus pada orang yang baru datang dan duduk di kursi sebelahnya.
Pria berbadan atletis itu sangat tampan, dan lihatlah tatto dilengan berototnya. Itu sangat menarik perhatian Jennie. Jennie tersentak kaget saat pria itu tiba tiba menatap balik kearahnya. "Tipe gua banget anjir" batin Jennie.
Jennie tetap memperhatikannya melalui ekor matanya, ia tidak bisa melewatkan hal seperti ini. Dilihatnya pria itu berdiri dan berjalan kedepan sana, dan memakai penutup telinganya. Pria itu mengacungkan tangannya yang memegang pistol, mengarahkan kepada targetnya dan.. "DORR"
Jennie melihat ke arah target dan terpukau akan permainan pria itu. Ya, Jennie sekarang sedang berada di lapangan tembak. Ini adalah hobinya sejak ia berumur 20 tahun.
"Apa lo mau liatin gua kayak gitu terus?" Jennie tersadar dari lamunannya. Ia memang sedang menatap punggung pria tersebut, dan pria itu menyadarinya.
Jennie yang merasa ini adalah sebuah kesempatan baginya memilih untuk menghampiri pria itu. Jennie dapat melihat ketampanan pria disampingnya bertambah 3x lipat dari dekat. "Iya gua tau gua tampan" Sombong pria itu yang masih fokus melontarkan pelurunya kedepan.
"Terlalu pede, gua cuma kagum sama skill lo aja" Bohong Jennie. "Ya intinya lu kagum sama gua, apalagi visual gua. Gausah bohong" Jennie memutar matanya.
Ia kembali ke kursinya tadi untuk mengambil pistol miliknya dan berdiri tepat disamping pria itu. Sekarang Jennie dan pria itu tengah melakukan kegiatan yang sama.
"Gimana kalo kita battle skor?" Tanya Jennie kepada pria disampingnya. "Ayo siapa takut, yang kalah harus ngikutin kemauan yang menang."
Setelah mereka bertanding, saling menghabiskan 10 peluru. Pria tersebutlah yang menang dengan skor sempurna. "Yauda, lo mau apa" tanya Jennie pasrah. "Gua mau lo jadi pacar gua!" Gila, bahkan mereka belum saling mengenal satu sama lain.
Belum sempat Jennie protes pria itu memotong pembicaraannya. "Ga nerima penolakan. Gua Taeyong Lee. Dan lu Jennie Kim, anak dari Jonath Kim." Taeyong tersenyum miring melihat Jennie yang kebingungan.
"Lu tau darimana?" Pria yang bernama Taeyong itu merangkul Jennie yang sekarang merupakan kekasihnya. "Aku tau semuanya tentangmu Jennie, kau tak perlu takut. Aku akan selalu menjagamu" Jennie tersenyum. Bahkan ia tak harus merasakan sakit diawal kisah cintanya ini.
"Mengapa kau suka melakukan ini Jennie?" Taeyong bertanya sambil membereskan barang barangnya untuk segera pulang. "Ini hobiku, kalo kamu gimana sayang?" Taeyong terkekeh mendengar kata sayang yang diucapkan Jennie. "Kewajibanku, dan udah dari kecil aku pegang senjata api" Taeyong mendudukan dirinya di kursi yang diikuti Jennie. Jennie tersenyum simpul. "Pantes kamu jago" saat itu Jennie berfikir mungkin Taeyong seorang militer, makanya ia memiliki kewajiban menguasai hal ini. Lupa dengan tatto di lengan Taeyong.
KAMU SEDANG MEMBACA
JENYONG • Oneshoot
Short Story[ Jennie x Taeyong Oneshoot Stories. ] Semua cerita oneshoot ini terinspirasi dari lagu. Please support my first stories. Don't forget to vote n coment. ♡ _________________________ © briyyelle , January 2022 image © by pinterest