Begin

10.2K 941 378
                                    

Jake itu cantik.

Tak hanya perempuan yang terpikat pesonanya tetapi juga laki-laki.

Bahkan para laki-laki disekitarnya secara terang-terangan mendekati dan mengejarnya.

Sayangnya bukan dengan cara yang baik.

"Berapa sih harga lo?"

"5 juta semalam mau?"

"Kurang itu bro, kemarin gue nawarin 10 juta aja gak mau."

"Mahal amat, tubuh lo juga bekasan orang-orang gak usah naruh harga tinggi ntar gak laku."

"Hahahaha." Segerombolan lelaki itu tertawa keras.

Jake menatap mereka dengan tatapan malas, ia memilih melanjutkan langkah daripada mendengar ocehan tidak jelas mereka itu.

Banyak pasang mata melirik dan menatapnya penuh intimidasi sepanjang jalan. Jake berusaha abai karena ia sudah terbiasa dengan ini semua.

Beragam pandangan, ada yang memandangnya datar, tajam, penuh selidik hingga tatapan kebencian yang ditunjukkan dengan jelas.

Itu semua sudah menjadi makanan sehari-hari Jake.

Memasuki kelasnya, seperti biasa Jake melihat segerombolan lelaki yang langsung menyeringai menatapnya.

"Lihat tuh, bro, cowok lo udah masuk." Ujar Nicholas dengan senyumnya yang khas.

"Tch, mana mau gue sama cowok menjijikkan kayak dia." Sunghoon melempar Nicholas dengan bukunya. Mendadak kesal.

Jake menulikan indra pendengaran untuk menghindari ucapan buruk Sunghoon dan kawan-kawannya.

"Widih, menjijikkan gitu lo gak tau aja pagi tadi Youngbin ditolak sama dia."

"Nawar berapa emang si Youngbin?" Ej ikut berceletuk.

"5 juta."

"Ah segitu mah mana mau dia."

"Sok jual mahal padahal harga diri udah gak punya." Ujar Sunghoon tajam.

Jake yang berada dua meja dari mereka dapat mendengar dengan jelas. Kini telinganya dipenuhi bisikan-bisikan gosip tak jelas tentangnya.

Sudah biasa, Jake bahkan hapal apa saja kalimat yang mereka keluarkan.

"Menjijikkan."

"Murahan."

"Seleranya kan om-om."

"Sok jual mahal."

"Jalang."

Jake hanya diam saja, berpura-pura tak mendengar dan lanjut membaca materi minggu lalu yang diberikan dosennya.

"Kampus ini beneran tolol udah nerima mahasiswa kayak dia, bikin nama kampus jelek aja."

Ucapan Sunghoon membuat semua orang tertawa mengolok-olok Jake.

"Tapi bener juga, sih. Gimana kalo dia bawa virus penyakit kelamin, kan bahaya tuh."

Tambahan Nicholas membuat kelas itu makin ricuh. Makin banyaklah ejekan dari orang-orang di sekitar Jake.

"Ibunya pelacur juga kali makanya ikut-ikutan."

Kesabaran Jake hilang begitu saja sesaat mendengar seseorang mengatakan hal itu padanya.

Namun Jake terus mencoba untuk sabar. Berpura-pura tidak mendengar dengan gigi bergemeletuk menahan amarah. Ia tak boleh membuat ulah jika tak ingin beasiswa dirinya dicabut.






















[✔️] Time's Up, Baby! - SungjakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang