Laut disini.
Laut merasa kalau alurnya makin abstract jadi kalian kalau minta penjelasan alur nanti akan aku jelaskan setelah cerita ini selesai, tidak tahu kapan.Menyusuri setiap jalan yang ada dan menyadari adanya kejanggalan, ya Kerang tersebut berisi kalung milik ibuku.
Aku begitu terkejut, aku benar benar tidak bisa meng-ekspresikan keterkejutankuSaat aku mencoba mengambil kalung tersebut.
Terdengar suara suara bising ditelingaku, benar benar bikin pusing.
Aku tetap memaksakan untuk mengambilnya, tanpa menyadari bahwa bahaya sedang mengintai."Air~"
"Air, kau telah menjadi Dewi Laut selama lamanya!!" Suara itu kencang, aku tidak mengerti, apa yang terjadi?
"Konsekuensinya adalah, kau tidak bisa berpisah dengan Laut!" Ku mulai mendiam, membuka mata saja tak berani.Suara tersebut hilang, kepalaku pusing, aku bisa gila.
Apa itu tadi? Aku menjadi Dewi? Aku bahkan baru tahu kalo Dewi itu ada.
Masalah-nya sekarang adalah, bagaimana aku memberi tahu Langit?Teori konyol yang mengatakan ia akan bereaksi lucu, kufikir ia akan berfikir kembali untuk berpetualang bersama ku?
Tapi siapa tau?Aku ingin memberi tahunya, tapi tidak sekarang.
Aku hanya perlu mencari waktu.
Oh ayolah, kita seperti suami istri yang sedang ingin 'rujukan' saja.Tunggu, jika aku seorang Dewi Laut/Penguasa Laut, seharusnya aku bisa mengendalikan air bukan?
"Masuk akal, bagaimana mantranya? Abrakadabra!" Konyol, lalu aku terdiam, dan menggerakkan tanganku kesana kemari.Menyadari bahwa beberapa air laut mengikuti gerak tanganku, aku mulai senang.
Kufikir menjadi Dewi tidak bisa melakukan apa apa dan hanya leha leha saja.
Teori itu langsung terbantah, hahaha.Membicarakan soal Dewi, ibuku dulu memakai kalung ini kemana mana...
Aku sedikit menaruh rasa curiga bahwa ibuku dulu juga seorang dewi.
Diketahui dari hobinya yang selalu saja berendam dikolam yang penuh dengan ikan koi pun menjadi bukti pertama.Kedua, kamar ibu selalu saja berisi 2 galon air, aku bahkan sempat bertanya pertanyaan konyol "Ibu, kau ikan ya?" Yah aneh lebih anehnya kembali ketika ibu menjawab "Ya...tidak salah" Lalu ia tersenyum dan masuk ke kamarnya
Aku jadi memikirkan teori konspirasi bahwa keluargaku semuanya adalah dewa dan dewi, memikirkan teori tiada habisnya itu.
Aku tanpa menyadari sebuah bahaya sedang mengintaiku.
Buaya, ya benar Buaya Aligator sedang menatapku dan bersiap siap menerkamku.Aku akan langsung mati jika sebuah air membentuk perlindungan dari air, cukup tipis, juga kuat.
Aku terkejut karena itu bukan sihirku.
Lantas aku menengok kesamping kiriku dan melihat, seorang gadis berperawakan persis denganku, tapi jika dilihat lihat ia lebih dewasa.
Dia menatapku lamat lamat lalu mendatangiku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menatap Laut [DISCONTINUE]
FantasySemua orang mengerti bahwa kematian tidak ada yang tahu, hanya takdir yang menentukan. Tidak ada yang mengetahui bahwa kematian itu sangat dekat dengan mereka atau tidak. Tsunami besar yang disebabkan jatuhnya meteor itu benar benar menewaskan banya...