Mafia 6

2.2K 159 184
                                    

Halilintar bergegas menghampiri Taufan yang sudah menunggu di depan mobil miliknya. "Udah lama nunggu?" tanyanya sembari membukakan pintu mobil untuk Taufan.

"Mmm!~" Taufan menggeleng lalu tersenyum manis. Senyuman yang mampu membuat jantung seorang Halilintar berdebar. "Aku baru sampai kok, Hali." Dia masuk ke dalam mobil lalu memasang sabuk pengamannya.

"Baguslah," ucap Halilintar seraya tersenyum tipis. Dia ikut masuk ke dalam mobilnya di bagian pintu kemudi sebelum memecut laju mobilnya menjauh dari gedung tempat Halilintar latihan Gym.

"Nah." Taufan menyerahkan sebotol air mineral yang sudah dia buka tutup botol nya kepada Halilintar. "Hali pasti capek,~" ucapnya, kemudian tersenyum.

Halilintar menoleh ke arah makhluk ciptaan Tuhan yang begitu indah di sampingnya. Dia tersenyum tipis sebelum mengambil botol air mineral yang diberikan Taufan. "Thanks Ufan." Sembari sedikit mendongak dia meneguk air dari dalam botol itu.

Taufan diam diam menatap Halilintar yang sedang minum, terlihat jelas oleh netra biru shaphire nya jakun Halilintar bergerak ketika meneguk air. Pemandangan yang membuat Taufan menelan salivanya.

Halilintar yang menyadari itu membiarkannya saja. "Sudah makan?" tanyanya sembari mengembalikan botol air mineral yang sudah dia minum setengah pada Taufan.

"Sudah,~" jawab Taufan dengan riang. Dia mengambil kembali botol minum nya. "Kalau Hali? Sudah makan?"

"Belum," jawab Halilintar. Dia tampak sedang berpikir sejenak sebelum berucap. "Temani...aku makan?" tanyanya sembari mengalihkan pandangannya dari Taufan.

Taufan terkekeh kecil melihat gelegat Halilintar yang tampak kesulitan untuk mengajak makan bareng. "Boleh-boleh~.... Lili mau makan apa?"

"Daging sapi panggang premium." Halilintar menaikkan sebelah alisnya. "Lili?"

"Hehehe~... panggilanku untuk Hali,~" ucap Taufan. Tersenyum manis kepada Halilintar.

Melihat hal itu spontan Halilintar menatap lurus pada jalanan di depan dengan wajah yang perlahan-lahan memerah tipis. "B-boleh...tapi hanya kamu."

Mengembanglah senyuman di wajah Taufan. Halilintar yang sekarang berbeda dengan yang baru pertama kali dia temui di taman waktu itu. Jika Halilintar yang dulu kasar, sangar dan suka membentak sangat berkebalikan dengan sekarang yang sudah lebih lembut. Taufan menyukai Halilintar yang sekarang.

"Okey!~.... Taufan akan panggil Hali dengan panggilan Lili!~" seru Taufan dengan riang, terlihat sangat senang.

Sebuah senyuman tipis menghiasi wajah rupawan Halilintar melihat Taufan yang terlihat bahagia bersama nya. Dia menutupi sebagian wajahnya yang memerah dengan kerah jaketnya seraya memelankan laju mobilnya agar dia bisa menghabiskan waktu dengan Taufan lebih lama.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Setelah mengirim pesan pada Bosnya, Brian menyimpan kembali handphonenya. "Ah!" Dia terkejut dan segera memelankan laju mobilnya karena hampir saja menabrak mobil di depannya. "Hufhh... hampir saja."

Beberapa kali Brian mencoba menyelip mobil di depannya namun selalu gagal. Seolah mobil di depannya ini sengaja menghalangi jalannya.

"Ck! Berasa pengen ku tabrak," batin Brian mulai kesal dengan mobil di depannya itu. Berkali-kali dia menekan klakson mobil nya namun tidak dihiraukan.

"Harus bisa! Harus bisa menahannya sebelum Bos berhasil!" batin Nicky yang diduga adalah pengemudi mobil yang menghalangi jalan mobil nya Brian. Dia sekarang menggenakan masker hitam dengan jaket hitam pula untuk menutupi rambutnya dengan tudung jaketnya itu berharap Brian tidak akan mengenalinya.

·˚ ༘₊· ͟͟͞͞꒰➳𝑭𝒓𝒐𝒔𝒕 𝑨𝒏𝒅 𝑭𝒊𝒓𝒆 𝑶𝒇 𝑴𝒂𝒇𝒊𝒂 ༻Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang