Mafia 23 (Cepter 2 Season 2)

1.8K 107 53
                                    

Taman Kanak-kanak Grissham Banning adalah tempat belajar sekaligus bermain bagi anak-anak pemula--yang terkenal di kota tempat Ice dan Blaze tinggali.

Saat ini umur FrostFire sudah genap lima tahun dan sudah saatnya Ice juga Blaze memasukkannya ke Taman Kanak-kanak untuk menempuh pendidikan pertamanya.

"Mamaaa...boleh tidak kalau Flosty engga sekolah aja?" pinta FrostFire entah sudah yang ke berapa kalinya.

Blaze yang sedang membersihkan figura foto dari debu menoleh pada FrostFire di pangkuan Ice. Mereka sekarang berada di ruang keluarga. Anak dan Papa itu sedang duduk di sofa, tepatnya di depan televisi yang menyala.

"Kan Flosty bisa belajal di lumah. Ada Mama yang ngajalin, ada Papa juga. Telus kalau Tante Solal, Tante Nicky, Paman Tholn dan Paman Blian datang ke sini kan Flosty bisa belajal sama meleka juga."

"Kenapa tanya begitu terus Hm?" tanya Blaze, meletakkan figura yang telah bersih ke tempatnya lalu mengambil figura yang lain seraya membersihkannya.

FrostFire diam. Bingung harus menjawab apa. Dia mendongak saat tangan Ice mengelus kepalanya, menatap sang Papa yang sedang tersenyum tipis padanya.

"Jagoan Papa takut ya?" tebak Ice. "Katanya mau jadi seperti Papa, kok takut?"

Spontan saja FrostFire menggeleng ribut. "Flosty engga takut Papa. Flosty hanya...h-hanya sedikit gugup," ucapnya seraya menunduk dan mengetuk-ngetukkan ujung jari telunjuknya satu sama lain di depan dada. "Flosty juga engga telbiasa jauh lama dali Mama sama Papa sekaligus."

Blaze tersenyum tipis seraya meletakkan figura foto pernikahannya dengan Ice ke tempat semula. "Tenanglah Sayang," ucapnya sembari berjalan menghampiri anak dan suaminya.

Ice memindahkan FrostFire ke paha kirinya saat Blaze mendekat. Blaze yang faham itu langsung saja duduk di paha kanan Ice. Jadilah sekarang Ice memangku anak dan istrinya itu sekaligus.

"Mama sama Papa bakalan nemenin Frosty di hari-hari pertama sekolah nanti sampai Frosty terbiasa. Jadi, jangan khawatir ya," ucap Blaze sembari menangkup kedua pipi chubby anaknya dan mengelusnya lembut.

FrostFire mengangguk-angguk dengan kondisi kedua pipi chubby-nya masih ditangkup yang membuat pipi tembam itu semakin tembam. Blaze terkekeh kecil lalu mencium gemes dahi, hidung, kedua pipi dan dagu FrostFire.

"Ini juga kesempatan bagus buat Frosty kalau mau punya banyak teman baru," ucap Ice seraya merangkul pinggang istrinya. "Frosty kan suka bermain. Nanti ajak aja teman-teman barunya main ke rumah."

Blaze mengangguk setuju. "Selain itu, Supra juga sekolah di tempat yang sama dengan Frosty."

"Eh? Mama sama Papa selius?!" tanya FrostFire. Mata bulat cantiknya berbinar-binar menatap Ice dan Blaze sembari menunggu jawaban.

Blaze terkekeh kecil dan Ice tersenyum tipis. Mereka mengangguk bersama dan disambut sorakan riang dari FrostFire.

"Asiikkkk! Tidak sabal untuk sekolah!" seru FrostFire.

Dengan merangkak, dia berpindah dari pangkuan Ice ke pangkuan Blaze sebelum memeluk Mamanya itu. "Nyen-nyen,~" pintanya sambil ngedusel di dada Blaze.

"Dih! Udah gede kok masih nyen-nyen," komen Ice menyinyir, iri.

FrostFire merogoh saku celana Mamanya dan mengeluarkan sebuah cermin sebelum diberikan pada Ice. "Coba Papa liat dili Papa sendili."

Ice terbungkam. Ternyata oh ternyata, FrostFire mengetahui kelakuan Papanya.

Sedangkan Blaze sebisa mungkin menahan tawanya. Dia bahkan menggigit bibir bawahnya sendiri agar tawanya tidak lepas. Bisa-bisa dia mendapat 'hukuman khusus' dari Ice kalau sampai menertawakannya.

·˚ ༘₊· ͟͟͞͞꒰➳𝑭𝒓𝒐𝒔𝒕 𝑨𝒏𝒅 𝑭𝒊𝒓𝒆 𝑶𝒇 𝑴𝒂𝒇𝒊𝒂 ༻Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang