Bab 162 : Keluarga Lautan Kabut (3)

888 126 4
                                    

“Sebuah negosiasi? Apakah menurutmu itu mungkin?”

“Itu akan. Ubur-ubur itu akan sangat senang karena bisa membuat kontrak denganku hanya dengan kamu sebagai harganya.”

Choi Seokwon tampak curiga.

“Kau begitu berharga?”

“Aku tidak bisa dibandingkan dengan kelas S, jadi berhentilah curiga.”

Dia ragu-ragu meskipun mengatakan bahwa dia hanya punya satu hari lagi.

“Kamu tidak akan rugi apa-apa. Aku tidak akan memaksa mu jika kamu tidak ingin hidup, dan sebaliknya, merekomendasikan buku dan musik yang bagus sehingga kamu bisa mati dengan tenang.”

“Ini bukan tipuan, kan?”

“Aku tidak akan bisa melakukan ini sepanjang hari, dan aku akan membawamu menemui ubur-ubur. Bagaimana?”

“Sekarang juga? Kau bisa membawanya ke sini?”

“Tentu saja tidak di sini, tapi di mana saja di dungeon. Aku hanya perlu mengirim tanda dan masuk untuk terhubung ke tempat ubur-ubur itu berada.”

Aku sengaja berbicara dengan suara besar agar adikku bisa mendengar, tapi aku ingat bahwa Yoohyun saat ini tidak tahu tentang dungeon di mana orang-orang bejat berada. Ingatannya mungkin belum kembali, tapi aku hanya bisa memikirkan metode ini.

Choi Seokwon masih manusia dan bukan monster, jadi dia bisa memasuki dungeon.

“Apa yang sedang kamu lakukan?!”

Aku mendengar suara adikku, dan aku ingin mengatakan bahwa semuanya baik-baik saja, dan jaga dirimu sampai aku kembali.

“Dia berisik.”

Choi Seokwon mengumpulkan kabut untuk membentuk pedang panjang, dan pandanganku menjadi merah.

“Kamu akan mati jika sesuatu terjadi pada saudaraku.”

“Apa yang bisa dilakukan kelas F?”

“Tidakkah kamu tahu bahwa kontrak harus diterima dengan kehendak bebas? Ubur-ubur itu tidak akan meninggalkanku sendirian jika dia bisa memaksanya.”

“Apakah begitu?”

Choi Seokwon mencibir, dan dia melemparkan pedangnya. Aku mendengar erangan teredam, dan aku merasa seperti usus ku terbakar di dalam.

“Kamu keparat.”

“Aku tidak membunuhnya meskipun aku ingin.”

Aku hanya menarik dan mengembuskan napas untuk menenangkan diri.

“…Maukah kamu membiarkan waktu berlalu seperti ini?”

“Kupikir aku bisa mengurus setidaknya dua sebelumnya sebagai contoh, karena kamu mungkin berubah pikiran.”

“Aku bisa mati karena dendam, jadi jangan coba-coba.”

Dia tertawa.

“Apakah ada dungeon yang baik-baik saja?”

“Iya.”

Aku mendengar suara kecil memanggilku, dan aku mencoba mengabaikannya. Pria sialan itu melihat ke tempat Yoohyun berbaring, dan aku menjadi takut dengan apa yang akan dia lakukan. Untungnya, Choi Seokwon menyeretku dan berbalik. Akh mendengar saudara laki-laki ku berteriak, dan suaranya menjadi lebih kecil.

Choi Seokwon menghancurkan gedung dungeon dengan gelombang cahaya, dan gerbang itu muncul dengan sendirinya. Dia mendorongku ke depan gerbang.

“Kirim sinyal.”

The S-Classes That I Raised [Indonesia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang