05

106 22 247
                                    

-Telat-

Happy reading <3

Sudah lima belas menit Zia menunggu bus di halte, namun bus yang biasa ia naiki tidak kunjung datang. Melihat jam di ponselnya, ternyata sudah jam 06.20, itu artinya sepuluh menit lagi pintu gerbang akan ditutup.

"Gue bakal telat kalo kaya gini" decaknya kesal. Setelah berpikir sejenak, akhirnya ia memilih untuk bergegas menuju sekolah dengan jalan kaki.

Tadinya Zia ingin memesan ojek online, namun ia ingat jika tidak punya kuota. Selain itu harga ojek online lebih mahal dari bus yang ia sering naiki, Zia tidak suka mengeluarkan uang banyak untuk hal yang tidak mendesak.

Zia bukan pelit, tapi hemat.

Berjalan dengan kecepatan penuh mampu membuat Zia mengeluarkan keringat di pagi hari.

"Capek banget, njir" keluhnya. Sekolah lumayan jauh dari rumah Zia, dan sangat memakan waktu untuk sampai kesana dengan berjalan kaki.

Saat berjalan, tiba-tiba saja ada sebuah sepeda yang menghampirinya, sontak Zia langsung menoleh ke kanan tepat kepada sang pemilik sepeda itu.

"H-halo Zia?" Sapa orang itu, yang ternyata Ken.

Zia memutar bola matanya malas sembari berdecak, lalu kembali berjalan tanpa memperdulikan Ken yang masih tersenyum canggung diatas sepeda tua nya.

Dengan berani, cowok berkacamata itu turun dari sepedanya, lalu menuntun sepeda itu sembari berjalan mendekati Zia.

"Zia sepertinya akan telat, apakah Zia mau pergi bersama Ken ke sekolah memakai sepeda?" Tanya Ken menawari.

"Gak perlu, gue ga butuh Lo" jawab Zia dingin.

"Tapi nanti Zia akan telat jika terus berjalan kaki, sedangkan sebentar lagi bel akan berbunyi" ucap Ken.

"Itu bukan urusan Lo, mending Lo sekarang cabut deh, gue enek liat muka Lo" usir Zia kasar.

Ken terdiam, perkataan Zia memang selalu menyakitkan, namun Ken sudah terbiasa dengan itu semua, "tapi jika telat, pak Wawan pasti akan menghukum Zia" kata Ken lagi mengkhawatirkan Zia.

Zia menghentikan langkahnya, lalu menoleh ke kanan sehingga bertatapan langsung dengan Ken, "PERGI ATAU GUE ANCURIN SEPEDA BUTUT LO SEKARANG JUGA?!" Ancam Zia dengan tidak manusiawinya.

Ken langsung merinding sampai panas dingin.

"M-maaf Zia, Ken akan pergi sekarang" ucap Ken, lalu segera pergi dengan mengayuh sepedanya dengan kecepatan tinggi seolah Zia akan mengejarnya.

-

Sesuai dugaan Zia, saat ini ia benar benar telat. Saat datang pintu gerbang sudah terkunci rapat, hanya menyisakan beberapa murid di luar gerbang yang nasibnya sama seperti Zia, telat.

Niatnya ingin kembali saja ke rumah ataupun pergi ke suatu tempat untuk bolos, namun suara peluit dari salah satu guru piket berbunyi nyaring, "Kalian semua yang telat, harap masuk. Akan saya berikan sanksi sebelum bisa masuk kelas" ucap pak Wawan, selaku guru yang biasanya menangkap murid murid nakal yang suka telat datang sekolah.

Helaan napas keluar dari mulut Zia, niatnya yang ingin bolos, gagal karena ketahuan oleh pak Wawan.

Dengan malas, Zia mengikuti instruksi guru dengan rambut klimis itu beserta siswa yang telat lainnya.

Dan setelah beberapa menit diceramahi, akhirnya Zia diberikan sanksi untuk lari sepuluh putaran di halaman sekolah yang luasnya nauzubillah.

"Mati nih gue, mana belum sarapan" keluh Zia meratapi nasibnya. Mau tak mau ia harus melakukan hukumannya itu, dengan perasaan yang kesal.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 23, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KenZiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang