Bab 5 - Pria Kejam

19.8K 2.2K 43
                                    

Bab 5 - Pria Kejam


Pagi itu, Alana sudah lesu. Dia tak bersemangat seperti hari-hari biasanya. Semua itu tentu karena sepanjang malam dia memikirkan tentang Sean. Ucapan Sean yang akan membuatnya dikeluarkan dari pekerjaan atau dari tempat tinggalnya membuat Alana tak bisa tidur sepanjang malam. Namu, Alana tetap harus berangkat bekerja.

Setelah mandi dan mengganti pakaiannya, Alana keluar dari dalam kamarnya, kemudian dia menuju ke meja makan yang menyatu dengan dapur. Sedangkan di dapur, dia melihat sang ibu tengah membuat sesuatu.

"Pagu, Bu," sapa Alana sembari duduk di kursi meja makannya. Dia meraih susu yang sudah tersedia di sana dan meminumnya.

"Pagi, Nak. Sudah bangun?" sapa Lidya.

Alana mengangguk, dia melihat ibunya menyuguhka nasi goreng di hadapannya.

"Sarapan dulu," perintah Lidya. Lagi-lagi, Alana hanya mengangguk, hal tersebut membuat Lidya menghela napas panjang. "Ibu tahu, kamu pasti nggak bisa tidur semalaman. Ibu juga begitu," ucap Lidya kemudian. "Tapi kita harus tetap berjalan kedepan, kan?" tanya Lidya kemudian.

Alana menganggukkan kepalanya. "Bagaimana dengan Sean, Bu?" tanya Alana.

"Mungkin nanti kita bisa mencari jalan keluarnya," Lidya berkata setenang mungkin. Dia berharap bahwa Alana tetap tenang dan tidak gegabah mengambil keputusan.

"Jalan keluar bagaimana, Bu? Ibu tahu, 'kan? Ini Sean. Dia Pria kejam! Dia bisa melakukan apa saja, Bu... bahkan membunuh darah dagingnya sendiri, dia bisa..." lirih Alana penuh sesal. Bahkan mata Alana kembali berkaca-kaca ketika mengingat kembali masalalu kelamnya.

"Kamu dengar aku, 'kan? Aku hamil. Aku harus bagaimana?" tanya Alana ketika dia tidak mendapatkan reaksi apapun dari Sean.

Dengan tenang Sean menjawab "Gampang saja. Kalau kamu mau lanjutin sekolah, maka jalan satu-satunya adalah menggugurkan bayi itu."

"Apa?!" Alana membulatkan matanya seketika. Dia tidak menyangka bahwa Sean akan mengatakan hal sekejam itu. Ini adalah perbuatan Sean, bagaimana mungkin Sean tak mau bertanggung jawab dengan cara yang baik?

"Bagaimana dengan orang tuaku? Bagaimana kalau mereka tahu?" tanya Alana kemudian. "Aku nggak berani, Kak... aku takut..." lirih Alana kemudian.

"Kalau begitu, kamu harus siap menjadi ibu dan kehilangan semua masa depanmu," ucap Sean dengan sungguh-sungguh hingga membuat Alana menatapnya seketika.

****

Hari itu juga, Sean mengajak Alana pulang ke rumahnya. Sean berkata bahwa dia akan mengatakan masalah ini dengan ibunya.

Mereka disambut dengan ramah oleh Diva Wiratmaja, ibu dari Sean, lalu dipersilahkan duduk dan Diva tampak senang saat Sean mengajak Alana bermain ke rumahnya lagi. Memang, hubungan Sean dan Alana sudah diketahui dan disetujui oleh kedua belah pihak. Namun, keduanya memang belum berencana untuk membawa hubungan mereka ke jenjang yang leih serius karena Alana yang masih duduk di bangku SMA.

Melihat ibunya yang terlihat antusias, Sean akhirnya mulai membuka suaranya. "Ma, aku sama Alana mau memberi kabar buat Mama," ucap Sean kemudian.

Diva tampak bingung, dia menatap Sean dan Alana secara bergantian sebelum kemudian dia bertanya "Kabar apa? Ada masalah?" tanyanya bingung.

Sean menghela napas panjang, lalu dia berkata "Alana hamil." Dua kata itu mampu membuat Diva membulatkan matanya seketika. Sedangkan Alana haya bisa menundukkan kepalanya.

Mr. POSSESSIVE & ME (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang