Tubuhku benar-benar membeku saat mendapat kabar dari suster Maria. Jiak panti asuhan kami sedang dalam masalah besar.
Aki hanya menunda waktu sebentar saja. Hanya ingin menikmati momen terakhir bersama Gavin, tapi hal itu berakhir buruk.
Semua orang disekitarku mendapatkan masalah. Mereka ditekan sampai seperti ini. Bagaimana aku bisa egois dan memperkaya cintaku.
Gavin juga pasti tidak akan bisa hidup dengan bahagia bersamaku. Saatnya aku melepaskan laki-laki. Semua ini kulakukan untuk kebaikan bersama.
"Anna, apakah cinta sejati itu ada?" tanyaku pada Anna yang sedang bingung memeriksa semua surat.
Kurasa dia mencoba mencari celah untuk mempertahankan toko buku ini sebisanya.
"Aku tidak percaya pada cinta, Lily. Tapu Gavin orang yang baik. Aku yakin dia bisa membuatmu bahagia."
"Entahlah Anna. Aku berpikir untuk melepaskannya."
"Lily, apakah ada masalah?" tanya Anna dengan nada khawatir. Diam mengalihkan pandangannya dari surat dan meletakkannya diatas meja kayu.
Menatapku dengan sorot mata heran. Menepuk bahuku saat aku hanya tersenyum.
"Gavin laki-laki yang baik. Walaupun dia belum punya kehidupan yang mapan," katanya lagi. "Bertahanlah Lily. Kalian bisa menghadapi semua masalah yang sedang menimpa kalian," kata Anna menarik senyum sedih saat melihat mataku yang resah tanpa bisa disembunyikan.
"Anna seperti aku harus membiarkan terbang bebas. Aku tidak bisa terbang bersamanya sayapku terlalu kecil. Dia sang burung elang dan aku hnaya burung kecil yang bisa dimangsa oleh burung elang lain. Jika aku bersikeras terbang bersamanya. Elang-elang lain akan menyingkir aku," kataku sambil tersenyum.
Anna menutup mulutnya dengan kaget. Dia sepertinya pahan apa yang kumaksud.
"Dia memang terlihat berbeda dari kita, namun aku tidak menyangka dia adalah burung elang," kata Anna.
"Anna, aku sangat mencintainya."
"Lepaskan dia Lily. Sang elang bukan lawan kita," kata Anna memelukku dan aku menangis dalam pelukanya.
Anna menatapku dengan prihatin.
"Kenapa nasib kita sangat sama Lily. Aku memilih untuk bertahan pada laki-laki itu dulu. Namun aku hancur dan tidak tersisa. Sangat berat, Lily. Untuk kebaikanmu. Pergilah selagi kamu bisa. Mereka kejam dan tidak kenal ampun."
Anna punya masa lalu yang kelam. Sebenarnya dialah yang jauh lebih tau dari pada aku. Dia juga mengalami apa yang aku alami.
Anna berakhir dengan kehancuran. Hampir tidak bisa bangkit. Sisa hidupnya dipenuhi dengan luka.
Toko buku ini adalah harapan terakhirnya. Sekarang aku menghancurkan harapan terakhirnya.
"Lily, larilah sejauh mungkin. Jangan ada disini," katanya mengenggam tangaku dengan lembut.
"Tenanglah Anna. Semuanya akan berakhir. Sepeti katamu, Gavin adalah laki-laki yang baik. Dia pasti paham saat aku meminta untuk pergi."
Aku memeluk Anna, orang yang sudah dianggap sebagai ibuku. Semua akan baik-baik saja. Hanya hatiku yang akan terluka, tapi mereka semua akan terus bahagia.
Saatnya berpikir bagiamana caranya untuk mengatakannya pada Gavin. Laki-laki itu sangat lebut. Sehingga hatinya mudah sekali terluka.
Aku benar-benar mengambil keputusan berat untuk saat ini. Melepaskan laki-lakiku. Membiarkanya terbang bebas dibawah langit biru yang indah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kekasih Tawanan
RandomAku sangat mencintainya, tapi aku sadar tidak bisa bersamanya. Sehingga aku memilih untuk melepaskannya. Sungguh aku tidak tau jika itu awal dari kehancuranku. Dia menunjukan sifat aslinya. Mengeluarkan taringnya yang telah lama disembunyikan. Dia...