NGAK MAU NIKAH!!

83

Tapi begitu tiba-tiba. Itu tidak bisa dipercaya, jadi saya meragukan telinga saya.

'Max menyukaiku?'

Aku melihat kembali apa yang terjadi dengannya.

Apa yang terjadi ketika saya pertama kali bertemu dengannya, apa yang terjadi ketika saya melamar hubungan kontrak, dan setelah saya memiliki hubungan kontrak, dia memihak saya di depan ayah saya, hingga hari ini. Dalam novel, setelah protagonis pria menyelamatkan protagonis utama wanita, saya pikir itu jelas ketika saya melihat klise yang mengikutinya. Sampai itu menjadi ceritaku.

'Tidak, aku terlalu keluar sekarang. Dia bilang dia menyukaiku sebagai teman, tapi jika aku menganggapnya sebagai romansa saja...'

Ketika saya menderita sakit kepala karena saya tidak mengerti artinya, saya melihatnya menatap saya.

"Untuk jaga-jaga, jangan salah paham karena aku mencintaimu." Aku tersentak mendengar kata-kata mengancam.

'Tidak, seperti itu mengancam untuk mengatakan bahwa kamu sedang jatuh cinta... Tapi apakah kamu serius?'

Saya merasa aneh.

'Faktanya, ketika dia menyelamatkan saya sebelumnya, jantung saya berdetak ...'

Ada alasan mengapa klise begitu populer. Saya juga tidak pandai klise.

<Aku akan memberikan apapun yang kamu inginkan. Jadi, kamu hanya perlu mencintaiku.>

Saya mengabdikan diri untuk Mikhail dan mencintainya hanya karena dia mengulurkan tangannya kepada saya. Kalau dipikir-pikir nanti, meskipun itu bantuan yang bisa dilakukan siapa pun. Apakah itu rasa syukur? Atau apakah itu benar-benar cinta pada pandangan pertama? Aku menatap Max dan tersenyum pahit.

"Jadi aku belum yakin."

Saya tidak yakin saya mencintainya, jadi wow, itu masih sebelum saya meninggalkan Bendera Kematian. Jika saya mulai berkencan dengannya dengan menyukainya secara pelan pelan , ada kemungkinan besar kita akan terjebak dalam bendera kematian.

'Apa yang harus saya lakukan?'

Saat dia berpikir begitu, dia menatapku dengan tatapan galak dan memberitahuku.

"Jadi apa jawabannya?" Seolah menginterogasi saya, saya tersentak dan menghindari matanya.

'Apakah itu benar-benar sikap seseorang yang menyukaiku?'

Untuk sesaat, aku malu dengan sikapnya yang tiba-tiba galak, jadi aku menggerakkan hatiku dan membuka mulut.

"Hei, ini sangat mendadak, bisakah kamu memberiku waktu untuk memikirkannya?"

Dalam kata-kataku, dia perlahan menganggukkan kepalanya setelah sekian lama membalasku.

"Oke, tapi mari kita tentukan waktunya," aku menghela napas saat dia menerimanya.

''Ya, bukan sopan santun kepada pihak lain untuk berlarut-larut dengan tidak pasti.''

Karena itu, saya memasukkan tanggal di mulut saya untuk menjawabnya. "Aku akan melakukannya setelah upacara kedewasaan sang Putri."

Orang mungkin bertanya-tanya mengapa itu dipilih sebagai upacara kedewasaan untuk sang putri. Tapi itu adalah hari yang sangat penting bagi saya.

'Hari itu, jika aku tidak terlalu terlibat dengan sang putri, setidaknya aku akan keluar dari Bendera Kematian.'

Setidaknya jika saya yakin saya tidak akan mati, saya pikir saya bisa meringankan beban dan mengatakan kepadanya perasaan tulus saya kehilangan dia.

Bahkan jika hubungan kontrak ini berakhir.