1

3 1 0
                                    


Langkah aria terhenti setibanya di dalam kelas.matanya menyapu seisi kelas yang sudah ramai,mencari bangku nya

"Aria!" panggil shela.aria menoleh ke arah suara.ia mendapati ke tiga temanya sedang berkumpul di meja tempat ia duduk.aria menghampiri mereka." kenapa rok lo bisa kotor kaya gitu?." tanya gisel saat melihat kondisi bawah seragamnya

"lo main air di jalan?ampun ria lo dah gede masih aja main gituan," ceplos nafela."diem deh fela prik tau." kesal gisel.mendengar perkataan teman temanya aria hanya diam dengan helaan napas panjang.

"tadi gue kena ciprat motor anak cowo,dia sekolah di sini namanya adinanthan.gue suruh dia tanggung jawab eh malah kabur." celetuk aria " sabar, ria,sabar.masi pagi jangan emosi tar lu tambah keriput." ceplos shela

"eh bentar tadi lo bilang siapa?adinanthan,nanthan?si kakel manusia paripurna?."

"kenapa?"

"WOW ARIAA..." nafela memandang temanya itu dengan nada kagum.

Nanthan ,salah satu siswa yang cukup tenar di SMA Indonesia karena kepintaran,ketampanan,dan berbagai prestasi yang ia dapat.namun ia juga terkenal sebagai salah satu cowok yang Jahil dan usil hanya kepada guru ia akan bertingkah baik."masa lo idup di sekolah udah satu tahun kaga kenal sama cowo paling kinclong di sekolah ini sih ria,lo main kemana aja hah!."nafela megelus dadanya sambil menatap aria sedih.

yang di tatap malah mengendikan bahu tak perduli dan membuang muka.ketika aria,shela,gisel dan nafela sedang sibuk membicarakan masalah rok yang kotor,salah satu anak kelas memanggil namanya dari depan pintu membuat mereka semua menoleh dan terkejut karena sosok yang kini tengah di bicarakan tiba tiba muncul dan mendekat ke arahnya.nafela yang tiba tiba berdiri dan tatapan seluruh murid mengarah ke arahnya

Aria yang tersadar akan kehadiran nantha dan para kawannya di kelas,lantas melempar senyum kikuk dan ikut berdiri.ia merasa panik apakah nanthan marah padanya karena ancaman untuk melaporkan cowok itu ke Bk tadi.semntara kelasnya sudah mulai berbisik mengomentari dan menebak apa yang sebenarnya terjadi hingga nanthan mengunjungi kelas mereka.

"nih rok yang tadi lo minta." ucapnya tanpa ekspresi

"wauw.." bisik nafela kegirangan dan menyikut lengan aria yang malah memasang senyum kikuk menerima rok yang di bawa nanthan

mendengus pelan,akhirnya nanthan berjalan memutar badan.bersama dengan pekikan para siswi yang melihat kejadian itu,suasana kelas menjadi riuh hanya karena adegan itu.

"gue ga mimpi kan ria?" gisel berucap lemas dan menatap horor ke aria

"Itu bener nanthan...ka nanthan?what..."

"FIXS INI MAH JADIANN RIA..JADIAN!." nafela memekik ngeri

di hadapan tiga temanya aria hanya berdiri bingung harus berlaku seperti apa karena dia tidak mengenal nanthan seperti temanya yang lain.dia tidak bisa ber ekspresi

"than,suka lu?" Geral menyikut lengan nanthan sambil ikut memperhatikan kelas sepuluh ips

"kalo gini ceritanya pasti kasmaran lagi g sih bob?" kekeh ajay

"Yah yang di omongin nonggol juga," ajay melirik cewe yang sedari tadi mereka bicarakan,tak luput juga mereka meledek nanthan yang juga ikut melihat sang jelita. "kedip bro melotot ae lo zina masi siang"

di sepanjang koridor kelas sepuluh menuju perpustakaan sangatlah sepi karena kini jam pelajaran sedang di mulai.aria yang tiba tiba mendengar namanya di serukan pun langsung menoleh ke sumber suara.Bu rumi rupanya "aria tolong bantu ibu bawa buku buku ini,ibu kesusahan karena membawa laptop." liriknya mendapati sang guru yang memang membawa banyak sekali barang membuat tubuh kecilnya kesusahan

Di depan kelas Geral,bobby,ajay dan nanthan yang sedang duduk bersama terkejut karena kehadiran bu rumi guru kimia yang kini sedang menuju kelasnya.nanthan menatap lurus kedepan pandanganya menangkap sosok siswi yang sedang berjalan bersama sang guru,nanthan pun juga bisa melihat wajah panik cewek itu saat pandangan mereka berdua bertemu.

"em bu kita mau ke kelas mana?," lirih aria

"ke kelas dua belas ipa tiga,hari ini jadwal ibu di kelas itu."

mampus lo  batin aria dan langsung melihat tulisan kelas di buku yang ia bawa,benar di sana tertulis XII IPA 3

"ngapain kalian masih di depan ayo masuk." Bobby menyengir lebar hingga matanya menyipit "aria?ngapain,mau cari mas nanthan?" kaget geral saat melihat aria yang malah di jawab sipitan mata dan gelengan

"kamu taruh bukunya di meja luzia" aria langsung meletakan buku yang ia bawa di meja luzia baris depan,namun semua mata kini seakan terfokus kepadanya membuat risih

"aria nanti aku anterin pulang salam dari mas nanthan!"

"badjigan lu bob"

"Mantap bos ku"

gelak tawa langsung memenuhi ruanh kelas karena seruan bobby tadi dan itu juga membuat aria malu bukan main apa lagi ada guru di kelas yang juga mendengarnya.dengan langkah gusar ia langsung pergi meninggalkan kelas itu

sepanjang jalan ia terus mendumel tidak jelas,tangganya terus ia remas karena malu akan kejadian tadi."lama banget lo piket di perpus?" tanya shela saat ia telah tiba di kelas

shela yang mendengar keluhan aria hanya bisa mendengus dan menepuk tepuk pundak temanya itu,ia tahu kalau aria bertingkah seperti ini pasti sedang terjadi sesuatu yang membuat pikiran cewek itu kacau

nafela yang juga mendengarkan ucapan aria mengangguk "tapi kalo benran di anterin pulang kan bagus ria"

"kalo lo g mau,gue gue aja yang pulang bareng ka nanthan lahir batin rela si gue."

"tapi ka nanthan yang g rela lahir batin fela pulang bareng sama lu" ceplos gisel

"tapi gimana kalo bener lo di incer sama ka nanthan ria?" shela menyahut dan menyadari kata katanya membuat para temanya menatap terkejut "em maksud gue siapa tau kann..."

"ya udah lu trima aja,ganteng juga siapa yang g mau sama dia." fela menahan tawa saat mengutarakan pikiranya sendiri
aria malah bergidik ngeri mendengar ucapan ucapan temanya itu,ia tidak bisa membayangkan menjadi seorang kekasih dari adinanthan cowok yang amat terkenal jahil dan usil di sekolah

}{







gimana ceritanya menurut kalian?jangan lupa vote dan komenya ya budy eh iya bole juga buat kalian ajak teman yang lain buat baca cerita aku♡

SMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang