**✿❀ ❀✿**
Pada malam hari, seorang remaja berkulit pucat, duduk termenung dilantai dengan mata yang menatap laki-laki paruh baya. Remaja itu adalah Lavien Gabriel Dityathama dan sang ayah Levian Giogra Dityathama.
" Papa, jangan lupakan Gabriel. " Ucap Gabriel dengan menopang dagu.
" Tunggu sebentar Gabriel. Pekerjaan Papa akan segera selesai. " Balas Giora tanpa mengalihkan pandangannya dari layar laptopnya.
" Huh Papa, selalu saja. Papa sama sekali tidak seru! Lain kali menikah saja dengan berkas dan laptop Papa yang lebih berharga itu. " Anak itu menggembungkan pipinya dan memilih pergi ke kamarnya.
Giogra yang melihat putra bungsunya berlalu dengan raut wajah kesal merasa bersalah. Ya, dia terlalu sibuk hingga mengabaikan putra bungsu kesayangannya itu. Dengan inisiatif yang terlambat, Giogra menyusul putranya.
Giogra membuka pintu kamar putranya dengan pelan karena tidak ingin mengganggu putra. Pemandangan tidak mengenakkan dimata Giogra menyambutnya.
" Gabriel, benarkan posisi tubuhmu. " Ucap Giogra. Gabriel tidur telungkup diatas kasur.
Tak ada respon dari Gabriel, Giogra mengangkat tubuh ringan Gabriel. Giogra terkejut, Gabriel menangis? " Gabriel, kamu menangis? " Pertanyaan tidak bermutu itu keluar.
" Papa ga-gausah nanya lagi. Per-pertanyaan Papa itu gak be-berguna. " Jawab Gabriel sesenggukan.
" Kamu marah ya karena Papa gak ada waktu sama kamu? Maaf ya sayang. " Bujuk Giogra.
" Papa gaperlu nanya, Papa kan udah tau salahnya Papa dimana. Papa sibuk terus, Gabriel kesepian tau. Papa juga sih kenapa kirim Kak Grace ke Jepang, Gabriel kan gak ada teman main dirumah. " Ungkap Gabriel.
" Gabriel kesepian? Mau punya teman main? Kalau Papa menikah lagi, apa kamu setuju? " Giogra tidak menyia-nyiakan kesempatan.
" Maksud Papa? Papa lagi minta restu? " Tanya Gabriel dengan dahi berkerut tanda bingung.
" Menurut kamu aja. " Balas Giogra dalam hati tertawa jahat. Gak, canda.
" Papa pikir aja sendiri. Selama 15 tahun aku hidup, aku gapernah kasih gelar Mama kesiapa pun. Sekarang Papa mau aku beri gelar itu kepada seseorang? " Raut wajah Gabriel terlihat semakin tak bersahabat.
" Apa kali ini Papa boleh egois? " Tanya Giogra.
Gabriel menatap Papa nya. " Papa.... Hiks..... " Giogra menjadi bingung. Gabriel tiba-tiba menangis dan memeluknya.
" Loh, anak Papa kenapa jadi nangis? Papa salah ngomong ya? " Tanya Giogra, tangannya mengusap surai hitam anaknya.
" Pa-Pa ngomongnya se-seakan-akan Gabriel se-lalu.... hiks...... jadi penghalang Pa-Pa ngelakuin sesuatu.... hiks... "
Duh kan bener salah ngomong.
" Kenapa kamu mikirnya gitu? Nggak kok sayang. Kalau kamu gamau punya Mama tiri, gapapa, Papa gak maksa. " Ucap Giogra menenangkan Gabriel. Sejujurnya Giogra maksa pake banget mau nikah, tapi jagoannya menolak hiks.
**✿❀ ❀✿**
Malam telah berganti pagi. Giogra menunggu putranya untuk sarapan bersama. Tidak menunggu lama, Gabriel datang dengan seragam sekolah nya. Gabriel adalah siswa tingkat pertama di Sekolah Menengah Atas Swasta 2 Dharma Usada dengan mengambil jurusan Bahasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
FAMILLE
Teen Fiction" Papa, Mama dimana? " Pertanyaan yang selalu dilontarkan balita berusia 4 tahun bernama Gabriel, hingga ia memahami kenyataan yang ada. Wanita itu tak pantas dipanggil dengan sebutan ' Mama '. **✿❀ ❀✿** First story Semoga suka Intinya ini fiksi By...