Part 01
Di dalam kamar mandi, seorang wanita tengah tersenyum menatap sebuah alat tes kehamilan yang menunjukkan garis dua berwarna merah. Menurut dari pengalamannya yang sudah memiliki satu anak laki-laki, tentu saja ia sangat paham apa arti dari tanda tersebut. Ya, wanita itu sedang hamil sekarang. Pantas saja ia merasa tak enak badan akhir-akhir ini, sering kelelahan, telat datang bulan, dan juga mual di pagi harinya.
Wanita itu sendiri bernama Rina, seorang wanita cantik yang tak pernah lupa dengan kewajibannya untuk menutup aurat. Rina seorang wanita muslim yang kemana-mana harus memakai hijab, yang tentu saja rajin shalat, dia juga seorang istri yang taat, dan yang pasti Rina juga ibu yang hebat.
Rina memiliki seorang putra berumur lima tahun, yang saat ini tengah belajar di sebuah play group terbaik di kotanya. Dan tepat di usia pernikahannya yang hampir enam tahun, Rina kembali diberi kepercayaan oleh Tuhan untuk memiliki momongan.
Sebagai seorang ibu, tentu saja Rina merasa sangat bahagia, itu berarti putranya akan memiliki seorang adik, yang sebenarnya sudah lama bocah itu harapkan saat usianya baru menginjak empat tahun.
Sekarang Rina berhasil mewujudkan keinginan putranya itu, karena ia sedang hamil anak kedua dan ia juga merasa tak sabar memberitahukan kabar bahagia ini ke suami dan juga putranya tersebut.
Sayangnya hari masih bisa dikatakan pagi, suaminya sedang sibuk bekerja saat ini. Sedangkan putranya tengah belajar di sekolahnya dan sebentar lagi Rina harus menjemputnya, karena waktu sudah menunjukkan jam sembilan.
Dengan perasaan bahagia, Rina keluar dari kamar mandi secara hati-hati, karena ia akan sangat menjaga janin yang berada di kandungannya saat ini. Rina berjalan ke arah meja rias untuk memperbaiki hijabnya sembari sedikit memberi polesan lipstik di bibir tipisnya.
Setelah semua dirasa siap, Rina menyunggingkan senyumnya lalu keluar dari kamarnya untuk mengeluarkan motor dari rumahnya. Ya, Rina memang menggunakan motor untuk mengantar jemput putranya, meskipun suaminya sendiri seorang laki-laki yang berasal dari keluarga kaya.
Sebenarnya bukan keinginan Rina menggunakan motor untuk menjemput putranya tersebut, walaupun ia sendiri wanita tangguh yang mampu melakukan apapun semuanya sendiri. Namun suaminya lah yang menginginkan Rina untuk melakukannya, laki-laki itu tidak mau mengajarinya naik mobil meskipun di rumahnya memiliki dua kendaraan empat roda.
Pernah ada masa di mana Rina mengusulkan keinginannya untuk meminta pada suaminya, agar sopir yang mengantarkannya ke kantor diberi tugas untuk mengantar-jemput putranya di sekolah. Namun suaminya itu menolak mentah-mentah dan pada akhirnya Rina lah yang terkena marah dan bahkan mendapatkan benturan di wajahnya.
Rina juga masih mengingat jelas bagaimana kejadian itu terjadi, karena saat itu adalah hari di mana ia akan mendaftarkan putranya itu ke sekolah dan juga mengantarkannya untuk belajar di hari pertama. Sedangkan di pagi harinya, Rina sudah kerepotan dengan acara memasak dan juga putranya yang harus mandi untuk menyiapkan diri ke sekolah. Karena jam berangkat suami dan putranya yang hampir sama, Rina diharuskan mampu membagi waktu antara membuat sarapan, melayani, dan juga menyiapkan bekal untuk suami dan putranya tersebut.
"Aku berangkat dulu," pamit suaminya pada saat itu, lelaki kurus berkulit putih itu sempat mengelap mulutnya dengan tisu sampai pada akhirnya mendirikan tubuhnya dari kursi makannya. Rina yang masih sibuk menyuapkan makanan ke putranya itu menoleh, menatap suaminya itu dengan tatapan tanya.
"Kamu enggak menunggu Rian makan dulu, Mas?" tanya Rina dengan mata keheranan.
Rian adalah nama putranya, yang saat itu tengah mengunyah makanannya dengan lahap. Sedangkan suami Rina bernama Ali, laki-laki yang menikahinya beberapa tahun yang lalu, yang saat itu justru menatapnya dengan tatapan kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rindu Arti Bahagia (TAMAT)
Romance"Kalau kamu enggak mau meninggalkan Sinta, aku akan memberitahu Papa semuanya, tentang semua sikap buruk kamu dan juga perselingkuhan kamu. Aku yakin, Papa akan marah besar dan enggak akan membiarkan kamu mendapatkan warisan." Rina berujar tak kalah...