Part 23

424 44 0
                                    

Part 23

Setelah kejadian tadi siang, Reihan terus merasa bersalah pada Rina, yang berdampak pada waktu tidurnya. Reihan mengalami insomnia atau tidak bisa tidur, karena masih terbayang kejadian tadi siang. Reihan juga masih mengingat jelas bagaimana Rina menangis menutupi rambutnya yang indah, gadis itu tampak takut dan merasa bersalah di waktu yang sama.

Saat kembali ke kelas, yang Reihan lakukan saat itu hanya ingin meminta maaf dengan Adi dan Hendra, namun mereka hanya diam tak menjawabnya. Reihan sadar bila kedua temannya itu masih marah dengan sikapnya, dan ia berusaha memahami mereka dengan cara yang sama yaitu diam, Reihan ingin memberi mereka waktu untuk sedikit lebih tenang, dengan begitu ia akan mencobanya lagi.

Malam ini, Reihan benar-benar tidak tidur dan bahkan sampai paginya. Mata yang biasanya tampak segar dan sehat, kini justru terlihat layu dengan tubuhnya yang terasa lesu. Meskipun tidak bisa tidur semalaman, Reihan masih harus bersekolah, selain karena tidak ingin absen, ia juga ingin meminta maaf pada kedua temannya dan juga pada Rina.

Ya, Reihan ingin meminta maaf langsung pada Rina, ia bahkan bertekad akan melakukan apapun yang gadis itu suruh supaya ia dimaafkan. Reihan juga tidak peduli bila ia harus melakukan hal konyol, yang penting ia tak terus-terusan merasa bersalah.

Kini, setelah turun dari mobilnya, Reihan berjalan ke arah sekolahnya dan sopirnya melaju pergi dari sana. Reihan menatap gedung sekolah itu lalu menghembuskan nafas panjangnya, ia tak menyangka bila masalah yang dibuatnya kemarin berhasil membuatnya merasa begitu bersalah. Padahal di sekolahnya yang dulu, Reihan adalah anak yang cukup bermasalah, namun tak pernah sedikitpun ia merasa bila apa yang dilakukannya adalah hal buruk.

Reihan justru merasa sebaliknya dan berpikir bila ia hanya bersenang-senang, memang apa salahnya? Namun tidak dengan orang-orang yang diganggunya, tentu saja mereka sangat kesal padanya, itu lah kenapa Reihan sempat memiliki banyak musuh di sekolahnya yang dulu.

Lalu kenapa Reihan bisa pindah ke sekolahnya yang sekarang, itu karena ia harus ikut orang tuanya yang juga pindah rumah karena masalah pekerjaan. Awalnya Reihan tidak menyukai sekolahnya itu, bisa dilihat dari banyaknya laporan buruk tentangnya, begitupun dengan kedua temannya yaitu Adi dan Hendra.

Membicarakan mereka, membuat Reihan berpikir untuk kembali menemui keduanya dan langsung meminta maaf atas kesalahannya. Dengan cepat Reihan berjalan masuk ke dalam kelasnya, di sana Adi dan Hendra tengah berbincang dan langsung terdiam saat melihatnya.

Kalau hari biasanya, kedua temannya itu tersenyum dan langsung menyapanya, namun sekarang mereka tidak melakukan apa-apa seolah tidak ada ia di sana. Sebagai teman yang cuma Reihan miliki di sana, tentu saja Reihan merasa kecewa dengan sikap mereka, namun hal itu juga tidak akan dilakukan oleh mereka andai ia tidak berbuat salah.

"Guys, gue mau minta maaf." Reihan berdiri di depan Adi dan Hendra yang kini menatapnya dengan mata yang sulit diartikan.

"Gue tahu apa yang gue lakukan ke Rina itu salah, gue sudah bertindak seenaknya atas pemikiran gue tanpa berpikir panjang. Gue sangat menyesal, gue enggak tahu kalau apa yang gue lakukan itu cukup fatal sampai buat Rina nangis." Reihan menundukkan wajahnya, sedangkan kedua temannya hanya menghela nafas setelah saling menatap satu sama lain.

"Seharusnya lo minta maaf langsung ke Rina, bukan ke kita." Hendra menjawab dengan nada lelahnya, sedangkan Adi hanya menaikkan alis tanda persetujuannya.

"Iya, gue bakal minta maaf ke dia, tapi sekarang gue mau minta maaf ke kalian dulu." Reihan mendudukkan tubuhnya ke kursi yang berada di depan kedua temannya tersebut.

"Rei, lo enggak punya salah ke kita. Jadi lo enggak usah minta maaf!" Hendra kembali menjawab dengan nada yang sama.

"Tapi kan kalian marah sama gue, jadi gue ya harus minta maaf lah ke kalian."

Rindu Arti Bahagia (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang