Di era ini lah dimana nusantara dikuasai oleh negara negara lain yang saling berebut sumber daya dan kekuasaan.
Kolonialisme pertama kali terjadi di Indonesia pada abad ke 15, yaitu pendaratan bangsa Portugis di Malaka dan bangsa Belanda yang dipimpin cornelis de houtman 1956 untuk mencari sumber rempah rempah dan berdagang. Alfonso de albuquerque karena tokoh inilah nusantara dikenal oleh bangsa Eropa dan kolonialisme dimulai oleh bangsa Portugis bersamabangsa Eropa lainnya terutama Inggris dan Belanda. 1511-1526 nusantara menjadi pelabuhan maritim Portugis untuk di jawa Sumatra bandar dan juga Maluku. Pada tahun 1511 portugis mengalahkan kerajaan malaka. Pada tahun1512 Portugis berkomunikasi pada kerajaan Sunda untuk menanda tangani perdagangan terutama lada, dan tanda tangan itu di wujudkan pada tahun 21 Agustus 1522, pada hari yang sama dibangunlah prasasti yang dinamakan "prasasti perjanjian sunda - portugal" Dan berkat ini Portugis dapat membangun gudang atau benteng di Sunda Kelapa. kehadiran bangsa Portugis telah meninggalkan jejak jejak sejarah yang sampai sekarang oleh komunitas nusantara khususnya flores dan Maluku. Bangsa eropa pertama yang menemukan Maluku adalah bangsa Portugis pada tahun 1512.
Pada saat itu 2 kapal Armada Portugis yang dipimpin Antonio de Abreu dan francisco serrao mendarat di kepulauan banda dan kepulauan penyu, setelah menjalin persahabatan pada warga setempat dan raja raja, seperti kerajaan Ternate di pulau Ternate Portugis boleh membangun benteng di pikaoli, negri hitu lama, dan namala di pulau Ambon. Namun usaha dagang ini tidak berlangsung lama karena portugis menerapkan sistem monopili khussnya pada penyebaran agama Kristen. Salah satu misionaris fransiskus Xaverius tiba di ambon pada 14 februari 1545 dan melanjutkan perjalanan ke Ternate tagun 1547 dan tanpa lelah menyebarkan agama agama. Hubungan baik Portugis dan Ternate putus pada tahun 1570 m, 1570-1575 peperangan dengan Sultan bababullah yang membuat Portugis harus angkat kaki dari Ternate dan terusir dari Tidore dan ambon.
Perlawanan rakyat Maluku terhadap Portugis dimanfaatkan oleh Belanda untuk menjajaki kakinya di Maluku, pada tahun 1605 Belanda berhasil menyuruh Portugis menyerah dan menyerahkan markasnya di ambon kepada Steven van der hagen dan di Tidore kepada cornelisz sebastiansz, demikian juga benteng Inggris di kanbelo dihancurkan oleh Belanda, sejak itulah Belanda berhasil menguasai sebagian besar Maluku. Kedudukan Belanda semakin kuat sejak berdirinya VOC pada tahun 1602 m dan saat itu Belanda menjadi penguasa tunggal di Maluku. Dibawah kepemimpinan jan pieterszoon coen kepala oprasional VOC perdagangan Maluku dikendalikan oleh VOC selama kurang lebih 350 tahun. untuk keperluan ini VOC tidak segan segan mengusir pesaingnya yaitu Portugis, spanyol, dan Inggris, bahkan banyak orang Maluku yang terkena kebrutalan VOC. Kemudian mereka membuat benteng di karnate pada tahun 1511, kemudian 1512 membangun benteng di amurang di Sulawesi utara, Portugis kalah perang dengan spanyol maka daerah Sulawesi Utara diserahkan oleh portugis ke spanyol pada tahun 1560-1660. Kerajaan Portugis lalu disatukan dengan kerajaan Spanyol. Pada abad ke 17 datang armada dagang VOC yairu Belanda yang berhasil mengusir Portugis dari Ternate, kemudian Portugis mundur dan menguasai Timor Timur. Mulai dari 1602 Belanda pelan pelan mulai menjadi penguasa yang sekarang adalah Indoensia, dengan membuat perpecahan dari kerajaan kecil yang telah menggantikan majapahit, salah satu yang tidak terpengaruh adalah Timor Portugis yang masih dijuasai portugal hingga 1975 setelah berintegrasi mejadi provinsi wilayah Indonesia yaitu Timor Timur. Belanda menguasai Indonesia selama hampir 250 tahun antara 1602-1945, kecuali untuk masa pendek dimana sebagian kecil wilayah indoensia dikuasai Britania (Inggris) setelah perang Jawa britania Belanda dan pada masa penjajahan Jepang pada masa perang Dunia II. Sewaktu menjajah Indoensia Belanda mengembangkan hingga Belanda menjadi kekuasaan terkaya didunia. Belanda menjajah Indonesia selama 350 tahun dianggap mitos, karena wilayah Aceh ditaklukan setelah Belanda mendekati kebangkrutannya. Pada abad ke 17 dan 18 hindia Belanda tidak dikuasai secara langsung oleh pemerintah belanda namun oleh perusahaan bernama perusahaan india timur Belanda atau bahasa Belanda nya vereenigde oostindische compagnie (VOC). VOC telah diberi hak monopoli atas perdagangan dan aktivitas kolonial diwilayah tersebut oleh Parlimen Belanda pada 1602, markasnya berada di Batavia yang sekarang jakarta. Tujuan VOC adalah mempertahankan monopoli perdagangan nya di nusantara, hal ini dilakukan dengan cara pemaksaan kepada penduduk kepulauan penghasil rempah rempah dan pada orang orang non Belanda yang mencoba dagang pada orang tersebut. Contohnya pada penduduk kepualauan banda yang terus menjual biji pala kepada pedagang Inggris Belanda membubuh atau mendeportasi hampir seluruh populasi disana, dan kemudian mempopulasikannya kepada pembantu pembantu atau budak budak untuk bekerja menghasilkan biji pala. VOC menjadi terlibat politik internal Jawa pada masa ini, dan ikut berperang pada beberapa peperangan yang melibatkan pemimpin mataram dan juga banten. Kedultanan mataram adalah kerajaan Islam yangada di pulau Jawa berdiri pada abad ke-17. Kerajaan Mataram pada puncak emasnya pernah menyatukan tanah Jawa dengan sekitarnya termasuk madura, negara ini pernah memerangi VOC di Batavia untuk mencegah semakin berkuasanya VOC, namun ironisnya malah harus menerima bantuan VOC pada masa masa akhir menjelang keruntuhannya. Pada 13 februari 1755 perjanjian Giyanti antara pangeran Mangkubumi dan VOC dibawah gebernur jacob mossel maka kerajaan Mataram dibagi 2, pangeran Mangkubumi diangkat menjadi Sultan hamengkubowono 1 dan berkuasa atas setengah kerajaan Mataram atau kasultanan ngayogyakarta, sementara itu sunan pakubuwono 3 tetap menguasai sebagian wilayahnya dengan nama baru yaitu kasunanan surakarta, dan daerah pesisir tetap dikuasainya VOC. Setelah VOC bangkrut dan dibubarkan pada abad ke-18 tepatnya pada 1 Januari 1800 dan Setelah Belanda kalah perang eropa dan dikuasai prancis maka hindia Belanda jatuh ke tangan prancis, walaupun secara pemerintahan masih dibawah kesatuan Republik Belanda hingga 1806 kemudian dilanjutkan oleh kerajaan hollandia hingga 1810. Sejak saat itulah dimulai perang perbuatan kekuasaan antara prancis - Belanda melawan britania / Inggris yang ditandai dengan peralihan beberapa wilayah hindia Belanda dan perjanjian, antara lain persetujuan Amiens dan kapitulasi tuntang. Dalam masa ini pula hindia Belanda berturut turut di perintahkan oleh jendral overstraten, wiese, daendles, dan jansenss. Pada masa daendles dibangunlah jalan raya pos, kemudian meluaskan daerah jajahan sampai ke lampung namun kehilangan ambon, tarente, dan tidore karena direbut britania. Tahun 1810 ketika prancis menganeksasi Belanda, maka bendera prancis dikibarkan di Batavia dan daendles kembali ke Eropa untuk berperang dibawah napoleon. Jansenss penggantinya tidak bertahan lama karena pemerintah Britania lord minto datang dan merebut Jawa dari belanda-perancis. Setelah britania menguasai Jawa pemerintah beralih sementara dari Belanda ke britania hingga akhir Perang napoleon pada 1816 ketika britania harus mengembalikan hindia belanda kepadakerajaan Belanda. Lord Minto menjadi gubernur Jendral pertama yang bermarkas di India sedangkan sir Thomas Stamford raffles diangkat menjadi letnan gubernur yang memimpin Jawa, raffles kemudian membenahi di Jawa sesuai dengan sistem pemerintahan di britania. Salah satu penemuan penting raffles adalah penemuan candi Borobudur salah satu candi Buddha terbesar di dunia. Setelah Kongres Wina mengakhiri perang napoleon dan mengembalikan Jawa ke Belanda pada tahun 1816 pemerintahan kerajaan Belanda berkuasa dan berdaulat penuh atas wilayah hindia Belanda yang tertulis dalam undang undang kerajaan Belanda pada 1814 dan diamandemen tahun 1848, 1872, dan 1922. Hingga 1942 ketika Jepang menyerbu pada perang Dunia II.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sejarah Indonesia
Non-FictionMengenal sejarah Indonesia, masa terbentuk nya Indonesia, era pra-kolonial sampai era revolusi.