Chapter 4

374 101 16
                                    

Semua orang sudah berkumpul didalam Balai Pertemuan untuk membahas isu yang terjadi di kerajaan. Telah hadir Raja dan Ratu Kerajaan Joseon, Penasihat Han, Panglima Kim dan para selir beserta pangeran didalam sana. Mereka semua tampak gelisah menunggu pemeran utama yang tak kunjung muncul setelah rapat dinyatakan dimulai.

Tiba-tiba pintu terbuka lebar. Putera Mahkota Min datang bersama dua orang pengawal setianya dan mengambil tempat disebelah panglima Kim. Wajah selir Choi dan dan Selir Baek menjadi muram, persis seperti dua pangeran yang ada disampingnya. Hanya Ratu Wangyeong yang terlihat bersinar menerima kedatangan puteranya.

"Kemana istrimu?" tanya Raja.

Yoongi menegakkan dagu, "dia sedang beristirahat. Tidak perlu diganggu untuk urusan kurang penting seperti ini."

Choi Taehyung mengangkat satu alisnya keheranan. Dia mendapat kabar dari pengawalnya bahwa Putera Mahkota telah mengurungnya semalaman diruang bawah tanah. Berita itu sudah tersebar didalam istana tetapi sangat mengherankan kenapa Putera Mahkota berlagak seperti tidak terjadi apa-apa.

"Baiklah. Karena semua sudah berkumpul, mari kita bahas beberapa hal penting." ucap Raja pada semua orang yang hadir disana.

Tak banyak yang menarik perhatian Yoongi. Pembahasan utama tentu saja perayaan pernikahan dirinya dengan Kim Dahyun dari Kerajaan Silla, kemudian hasil sayembara penentuan pewaris tahta. Hasilnya sangat diluar dugaan. Raja Taejong tidak serta-merta mengangkat penobatan Putera Mahkota menjadi Raja selanjutnya karena beberapa pertimbangan yang menyangkut kedua belah pihak.

Membuat wajah para selir yang duduk disamping Raja menjadi seketika berubah cerah. Itu artinya masih ada harapan untuk anak mereka menjadi pewaris tahta.

Ratu Wangyeong menggebrak meja penuh emosi, "ini tidak adil! Kau telah berpihak pada para selir!"

"Ini adalah kebijakan dari Raja, mohon dimengerti Yang Mulia Ratu." tanggap selir Choi dengan berani.

"Jelas-jelas puteraku menaklukkan sebuah wilayah lebih cepat ketimbang dua pangeran ini. Apakah masih belum cukup pengorbanan yang dia berikan!?"

Yoongi masih tidak bicara. Membiarkan perseteruan itu memanas sampai puncaknya.

"Kita bisa menunggu sampai para pangeran ini berhasil mencapai tujuannya. Lalu kita lihat wilayah mana yang paling luas diantara mereka yang berhasil mereka taklukkan." lanjut sang Raja dengan tenang. Lalu dia menggeser pandangannya kearah Yoongi, "tetapi bagaimanapun aku sangat bangga padamu, Putera Mahkota. Kau telah menggantikan semua kekecewaanku yang bertumpuk selama ini dengan satu kemenangan."

Barulah Yoongi bersuara. Pertama-tama dia mengetuk meja dan mengedarkan pandangan pada dua pangeran dan dua selir Raja, "sampah tetaplah sampah meski ditempatkan didalam kotak berlian. Dan berlian tidak akan berubah menjadi sampah meski ditimbun ratusan tahun."

Ibu dari Pangeran Park Chun Woo-selir Baek-menunjuk kearah Yoongi dengan geram, "apa maksudmu, Yang Mulia??"

"Aku pikir tata kramanya sudah menguap entah kemana. Dia bukan lagi Putera Mahkota yang kita kenal." tambah selir Choi kemudian.

Tata krama yang diartikan dua wanita itu adalah wajah ingin muntah yang selama ini Yoongi perlihatkan pada mereka.

"Cukup! Aku tidak ingin ada pertengkaran keluarga hari ini! Semua urusan pernikahan akan kuserahkan pada Ratu dan keputusanku yang lain tak ada yang boleh membantah." suara Raja Taejong berhasil membungkam mereka dalam waktu cepat.

Dulu, Yoongi selalu menurut jika Ayahnya sedang murka. Tetapi kali ini dia tidak mengindahkan perintah pria itu.

"Berikan tenggat waktu pada kedua pangeran ini untuk menyaingi keberhasilanku Yang Mulia," katanya dengan lantang, "sebagaimana kau memberiku waktu untuk mengundurkan diri menjadi pewaris tahta utama."

Dinasty Min | Min YoongiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang