Chapter 5

338 93 15
                                    

Ratu tak percaya, dia harus berkunjung larut malam ke kediaman Putera Mahkota karena dayang Ryu yang memaksanya.

Ia melongo ditempat sebab melihat sang menantu sedang meringkuk seperti kimbap didalam ayunan kain yang diikat pada kedua sisi tiang penyangga kanopi diluar teras sementara anak kandungnya enak-enakan terlelap diatas ranjang. Karena ada suara perselisihan yang tak kunjung usai dari dalam, akhirnya para pelayan melapor pada dayang Ryu dan wanita muda itu bergegas untuk memberitahukan apa yang terjadi pada Ratu. Lalu pemandangan yang ada didepannya sekarang sungguh membuat Ratu takjub pada kelakuan anaknya sendiri.

Bagaimana bisa pria itu begitu tega memperlakukan istrinya?

"Yaampun.. Putera Mahkota benar-benar luar biasa. Sungguh, aku sangat bersyukur tidak dilahirkan untuk menjadi istrinya." kata dayang Ryu kelepasan bicara, membuat sang Ratu praktis menoleh dan melotot.

"Ma-maafkan hamba! Aku akan menunggu diluar, Yang Mulia!"

Setelah dayang Ryu pergi, Ratu Wongyeong menghampiri Yoongi yang terpejam dan menepuk bahunya agak kencang. Matanya terbuka dan pria itu sangat terkejut melihat kedatangan ibunda tiba-tiba. Yoongi bangun duduk dan berdeham dengan mata yang kehilangan fokus.

"Aku tak mengerti apa yang ada didalam pikiranmu!" seru Ratu Wongyeong.

"Ini sudah malam, kenapa kau belum tidur, Ibu?"

"Menurutmu mengapa?!"

"Siapa yang menyuruhmu mengunjungiku?"

Ratu Wongyeong menunjuk kearah teras, "bagaimana bisa kau membiarkan istrimu tidur diluar sementara kau tidur diatas ranjang yang nyaman, Min Yoongi!? Apa kau berusaha mencoreng muka Ibumu?"

Mencoreng? Itu sangat konyol. Yoongi adalah anak paling penurut dan sangat menyayangi ibunya.

"Jangan berlebihan. Itu keinginannya sendiri, aku tak bisa melakukan apapun untuk mencegahnya."

"Omong kosong," sergah Ratu jengkel, "sekarang angkat dia kemari dan tidur sebagaimana layaknya suami-istri! Bagaimana jika ada yang melihat?"

Yoongi tertawa kecil, "istana ini terletak cukup jauh dari istana utama sehingga tak seorang pun bisa masuk. Mengapa ada orang yang bisa melihat kami berdua disini?"

Ratu Wongyeong memijat pelipisnya karena dia tiba-tiba sakit kepala. Tubuhnya limbung sehingga Yoongi panik dan mendudukannya diatas ranjang.

"Aku akan membawanya kemari. Tunggu sebentar."

Lalu dia menghampiri Dahyun yang sedang tertidur diatas ayunan kain. Matanya terlihat segaris bulan sabit dan ia tertidur dengan damai.

Wanita ini pasti sangat tangguh, batin Yoongi kemudian. Bukan apa-apa, dia bersikeras untuk tidak tidur bersamanya dan lebih memilih untuk tidur diatas tarian angin yang mengelilinginya sepanjang malam. Itu adalah keinginan Dahyun sendiri, Yoongi tidak repot-repot memohon agar sang istri tidur bersamanya.

Apakah, itu juga salahnya?

Ia merunduk dan mengangkat Dahyun pelan-pelan. Istrinya segera meronta dibawah rengkuhannya dengan gumaman samar.

"Tidak.. jangan bunuh aku lagi. Aku tidak bisa mati dua kali, Yang Mulia."

Ia mengigau. Yoongi terpaku seketika melihat Dahyun menggerakkan tubuh dengan gusar. Bibirnya agak bergetar entah karena mengalami mimpi buruk atau hanya intuisinya yang bekerja karena Yoongi sedang berada didekatnya.

Dia menghela napas sebelum mencoba mengangkatnya lagi. Tapi kali ini mata Dahyun terbuka dan ia mendorong Yoongi hingga terjatuh.

"Apa.. Apa yang kau coba lakukan!?" tanyanya bangkit sambil mengusak mata. Yoongi terduduk dan meregangkan leher.

Dinasty Min | Min YoongiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang