Pukul delapan lewat lima puluh malam, kurang sepuluh menit sebelum pembukaan acara besar. Hari semakin larut, tetapi justru hall yang kini menjadi tempat berkumpul orang orang terpandang justru malah semakin ramai.
Riuh, puluhan orang berpakaian mewah berdatangan ke dalam hall besar nan megah milik salah satu hotel kenalan sang bintang utama malam ini. Mereka semua tersenyum menyambut kedatangan satu sama lain, menyapa, bahkan berpelukan. Para waiters atau pun waitress sibuk kesana kemari entah sedang mempersiapkan apa. Itulah kenapa saat ini hall mulai terasa sesak akibat lautan manusia yang begitu banyaknya
Tetapi mari kita berfokus pada satu figur pemuda pendek yang tengah berdiri di sudut ruangan. Netra sewarna madu miliknya berpendar malas menatap kerumunan orang orang disana, helaan nafasnya kasar menandakan bahwa perasaannya sangat teramat muak
Kalau saja Hyunsuk tidak datang, atau diseret paksa pasti sekarang pria berambut legam itu sedang bersantai di kamar. Bermalas malasan sambil menonton serial televisi favoritnya, atau bahkan berenang di belakang rumah mengingat semua fasilitas mewah dapat dipakai khusus hanya untuk nya
Jika dilihat dari luar gedung mungkin orang akan mengira acara ini lebih terlihat seperti pertemuan penting para petinggi atau apapun orang orang menyebutnya, Hyunsuk tak mau repot repot memikirkan itu. Tapi yang jelas, acara ini hanya sekedar pesta ulang tahun seorang pria tua yang bisa dibilang sangat tidak penting menurutnya
Hyunsuk menyukai pesta, tetapi bukan pesta yang seperti ini
Matanya melirik ke arah lain, mengamati satu persatu wajah orang orang disana. Ada beberapa yang ia kenal atau pernah dilihat, ada juga yang asing. Hyunsuk selalu memperhatikan sekitar, mengantisipasi katanya.
Sedikit informasi yang ia dapat dari hasil menguping sampai hampir terjungkal di anak tangga ketika diperjalanan dalam gedung, katanya beberapa model juga datang. Entah apa keuntungannya mengundang seorang model yang sedang naik daun
Hyunsuk mendengus jengah, ia merasakan bahunya ditepuk pelan dari arah belakang
"Oh, jaemin"
Itu asistennya, atau bisa disebut bodyguard? Tapi jika dilihat dari wajahnya jaemin terlalu manis untuk menjadi bodyguard untuk hyunsuk
Pemuda Na tadi terkekeh "Wajahmu jelek, cobalah tersenyum sedikit Choi" Hyunsuk mendelik tak suka, ingin sekali rasanya ia mencopot sepatu pantofel hitam miliknya dan menimpuk kepala jaemin dengan sepatu itu
"Tidak mau, kau menyebalkan"
"Bukan untukku, tetapi untuk para tamu"
"Apa untungnya bagiku?" Hyunsuk menatap asistennya dengan nyalang, jangankan tersenyum, ia bahkan sangat membenci bertemu orang asing terlebih orang tersebut satu spesies sama seperti ayahnya
Hyunsuk menyebutnya para begundal sialan
Jaemin tertawa kecil, tawa nya begitu manis dan lembut. Hyunsuk menjadi penasaran, apa yang menarik pemuda dihadapannya ini untuk bekerja menjadi penjaga yang tugasnya mengikuti kemanapun tuannya pergi. Sementara itu semua tidak seimbang dilihat dari wajahnya yang cantik
KAMU SEDANG MEMBACA
hiraeth; hoonsuk
FanfictionHyunsuk tak pernah merasakan 'hidup' dalam arti sesungguhnya, bahkan ia tidak bisa membedakan mana mimpi buruk dan mana nasib hidupnya sendiri Sementara Jihoon hanya hidup untuk mencari sesuatu, yang menjadi dendam sampai membawa malaikat kematian u...