Hyunsuk tak pernah merasakan 'hidup' dalam arti sesungguhnya, bahkan ia tidak bisa membedakan mana mimpi buruk dan mana nasib hidupnya sendiri
Sementara Jihoon hanya hidup untuk mencari sesuatu, yang menjadi dendam sampai membawa malaikat kematian u...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
.
━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━ .
"Semua data untuk keperluan presentasi ada di sini, rapat akan segera dimulai lima belas menit lagi."
"Para klien sudah datang?"
"Sudah tuan."
"Bagus kalau begitu, dan- ah iya."
Hyunsuk menoleh pada ayahnya, dari awal dia hanya diam sambil mendengarkan ocehan sekretaris cantik itu yang menjelaskan apa saja yang akan dilakukan atasannya ketika rapat nanti.
Hyunsuk tersenyum sambil menunggu kalimat selanjutnya. "Kau tidak perlu ikut masuk, biar Jaemin yang menemanimu."
Dan senyuman Hyunsuk semakin mengembang, dia mengangguk sebagai jawaban dan kembali mundur selangkah dibelakang sang ayah. Jaemin tidak ada disini, dia sedang mengurus sesuatu dan akan kembali sebentar lagi.
Lobby kantor terlihat banyak sekali orang berlalu lalang, semuanya sibuk dengan wajah serius kesana kemari. Tak terkecuali satu pria lain yang baru saja datang melewati pintu kaca besar, dengan rambut bak sarang burung, kancing kemeja yang tidak dipasang dengan benar dan tas kantor di tangan ia berlari menuju toilet.
Seketika terlintas suatu ide. Hyunsuk melirik sekilas untuk memastikan bahwa ayahnya tak lagi membutuhkan dirinya kemudian mulai berjalan menjauh menuju toilet dimana pria tadi masuk kesana.
Tak ada seorang pun, hanya ada pria tadi yang sibuk mengancingkan kemejanya dengan benar serta melilitkan dasi berwarna biru tuanya. Namun Hyunsuk rasa dia bodoh karena hampir dua menit berlalu dan dasi itu tetap tidak mau terpasang dengan benar sampai beberapa kali mencekik lehernya.
Hyunsuk mendengus geli, kakinya mulai melangkah mendekat dan menarik dasi pria itu tanpa aba aba setelah dia mengumpat berulang kali.
"Yoon bodoh Jaehyuk."
Jaehyuk terkejut tentu saja, matanya membulat sempurna sambil menatap Hyunsuk yang masih memasangkan dasinya dengan telaten. Ia bisa melihat jelas bagaimana lekuk wajah Hyunsuk dari jarak sedekat ini. Kulit putih yang terlihat halus, bulu mata lentik, hidung mungil dan bibir kenyal.
Dia bisa dibuat gila hanya karena Hyunsuk.
Setelahnya Jaehyuk merasakan tepukan sedikit keras di dada. "Sudah selesai, biar aku lihat."
Dan Hyunsuk bisa bisanya dengan sesuka hati menarik bahu Jaehyuk untuk menghadap pada cermin, menelisik penampilan Jaehyuk seksama dan tersenyum puas kemudian.
